15 Januari 2024
19:22 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan total realisasi investasi sektor ESDM sepanjang tahun lalu sebesar US$30,3 miliar.
Dalam konferensi pers, Arifin menyebut angka itu menandakan pertumbuhan 11% dibandingkan tahun 2022 yang hanya US$27 miliar.
Bahkan, realisasi investasi sektor ESDM juga ia sebut lebih baik dibandingkan periode 2018-2019 atau sebelum pandemi covid-19 masuk ke Indonesia awal 2020 silam.
"Tahun 2020 kita ada covid-19, recovery di 2021 dan 2022, kemudian melonjak di 2023 realisasinya US$30,3 miliar, meningkat 11% dari tahun 2022," jelas Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Senin (15/1).
Dari total investasi sektor ESDM, minyak dan gas bumi (migas) masih menjadi sektor yang paling dominan dengan realisasi investasi sebesar US$18,6 miliar, disusul sektor mineral dan batu bara sebesar US$7,4 miliar.
"Sementara EBTKE US$1,5 miliar dan listrik US$5,8 miliar," kata dia.
Baca Juga: ESDM: Indonesia Punya Modal Transisi Energi Yang Kuat
Namun demikian, pemerintah memperkirakan investasi sektor ESDM pada tahun 2024 ini turun dibanding realisasi tahun lalu, yakni sebesar US$28,2 miliar. Angka itu berasal dari sektor migas sebesar US$19,3 miliar, minerba US$3,17 miliar, EBTKE US$2,6 miliar, dan sektor ketenagalistrikan yang diharapkan menyumbang investasi US$3,1 miliar.
Pada kesempatan itu, Menteri Arifin juga menerangkan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) berhasil mencapai Rp300,3 triliun atau 116,2% melampaui target yang ditetapkan Rp259,2 triliun.
Lain halnya dengan investasi, realisasi PNBP justru didominasi oleh sektor mineral dan batu bara yang tercatat mencapai Rp173 triliun.
Sedangkan sektor migas membuntuti di peringkat ke dua sebesar Rp117 triliun, sektor lainnya sebesar Rp7,3 triliun, dan EBTKE tercatat merealisasikan PNBP sebesar Rp3,1 triliun.
"Minerba selama dua tahun ini disebabkan oleh demand yang meningkat di pasar global dan terkereknya harga-harga komoditas mineral," ujarnya.
Baca Juga: Hingga 2060, Indonesia Butuh US$1.108 M Untuk Investasi EBT
Tak berbeda jauh dengan investasi, pemerintah tahun ini memproyeksi ada penurunan realisasi PNBP sektor ESDM menjadi sebesar Rp227,3 triliun, terdiri dari sektor migas sebesar Rp110,2 triliun, minerba Rp113,5 triliun, EBTKE Rp2,1 triliun, dan sektor lainnya Rp1,5 triliun.
Arifin menyebut penurunan itu sebagai bentuk antisipasi kondisi global yang saat ini berakibat pada tertekannya komoditas-komoditas sektor energi dan sumber daya mineral.
"Jadi ini PNBP tentu kita berupaya meningkatkan, tapi tidak memberatkan pelaku ekonomi yang mendorong pertumbuhan ekonomi kita," tegas Arifin.