c

Selamat

Jumat, 29 Maret 2024

EKONOMI

26 Juli 2021

14:35 WIB

Investasi Konservatif Lebih Jadi Pilihan

Masyarakat kian menyadari pentingnya berinvestasi. Namun, yang diminati adalah yang sifatnya low risk to moderate

Editor: Rikando Somba

Investasi Konservatif Lebih Jadi Pilihan
Investasi Konservatif Lebih Jadi Pilihan
Ilustrasi investasi reksa dana. Shutterstock/dok

JAKARTA – Masyarakat kian berhati-hati berinvestasi. Pandemi menjadi dasar kehati-hatian itu. Meski demikian, investasi tetap lah marak, khususnya di sektor yang sifatnya low risk to moderate. Ini yang diamati oleh Perusahaan Manajer Investasi (MI) PT Danareksa Investment Management melihat tendensi selama pandemi.

"Mereka tetap berinvestasi namun memilih instrumen yang sifatnya lebih low risk to moderate. Hal ini tercermin dari pilihan investasi pada beberapa instrumen reksa dana open end kami yang mengalami peningkatan," kata Direktur Utama PT Danareksa Investment Management Marsangap P. Tamba di Jakarta, Senin (26/7). 

Marsangap merincikan, dalam setahun terakhir, reksa dana pasar uang Danareksa mengalami pertumbuhan 75%. Sementara, secara total reksa dana open end meningkat 42 % dalam hitungan perbandingan dengan tahun sebelumnya (yoy).  

Dia menjelaskan, reksa dana pasar uang merupakan jenis reksa dana yang paling konservatif. Kebijakan investasi pada reksa dana tersebut adalah 100% pada instrumen pasar uang, yakni instrumen yang jatuh temponya kurang dari satu tahun. 

Reksa dana tersebut dikenal dengan tingkat likuiditasnya yang tinggi dan cepatnya jangka waktu pencairan. 

Dengan karakteristik tersebut, reksa dana pasar uang dapat menjadi instrumen investasi jangka pendek yang dapat dicairkan kapan saja. Karenanya, tren berinvestasi di reksa dana pasar uang tetaplah baik.

Hal lain yang membuat perseroan menyadari bahwa masyarakat kian menyadari pentingnya berinvestasi, lanjut Marsangap, adalah pertumbuhan dana kelolaan hingga semester pertama 2021 yang bersumber dari mitra distribusi. 

"Kondisi ini sesuai dengan ekspektasi kami untuk meningkatkan dana kelolaan dari segmen ritel. Salah satu kontributor pertumbuhan dana kelolaan kami adalah reksa dana pasar uang kami, reksa dana Danareksa Seruni Pasar Uang III," ujar Marsangap, dikutip dari Antara

Diakui, pada semester pertama 2021 pihaknya mengalami penurunan dana kelolaan reksa dana terproteksi. Namun, hal ini sudah diproyeksikan sebelumnya. Untuk menyikapi hal tersebut, perseroan telah menyusun strategi untuk meningkatkan dana kelolaan melalui reksa dana open end termasuk reksa dana pasar uang.

Tren Perbankan
Pada kesempatan berbeda, Bank Indonesia juga mengemukakan tren ekonomi, khususnya di perbankan. Disebutkan, kredit perbankan bertumbuh di level positif sebesar 0,4%  pada Juni 2021, setelah terkontraksi sejak September 2020.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulis mengenai Uang Beredar Juni 2021 di Jakarta, mengatakan peningkatan penyaluran kredit mendorong pertumbuhan uang beredar dalam arti luas atau M2 Mengacu pada Statistik Analisis Uang Beredar Juni 2021 yang dipublikasikan Bank Sentral, Jumat, penyaluran kredit di Juni 2021 disebut bertumbuh 0,4%  dibanding Mei 2021 yang terkontraksi sebesar -1,3%. 

Dalam statisti ini tergambar, kredit perbankan tumbuh positif terakhir kali pada Agustus 2020 yang sebesar 0,6%. Setelah itu, kredit perbankan selalu bertumbuh negatif, bahkan yang terdalam mencapai -3,7% pada Maret 2021.

“Perbaikan kinerja kredit perbankan disebabkan oleh penyaluran kredit kepada debitur korporasi maupun perorangan,” tulis Bank Indonesia dalam Analisis Uang Beredar.

Dicatat pula, ada tren membaik pada kredit kepada korporasi, meski masih dalam hitungan minus. Ada kenaikan   dari -4,6% (yoy) menjadi -2,5%  pada Juni 2021. Sebaliknya, kredit kepada debitur perorangan tumbuh menjadi 4,3%  (yoy) dari sebelumnya di 3,4%  (yoy).

Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan penyaluran kredit dipengaruhi oleh meningkatnya penyaluran Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Konsumsi, serta, perbaikan penyaluran Kredit Investasi (KI).

Khusus pada KMK, BI mencatat pertumbuhan negatif, dari 1,9%  (yoy) pada Mei 2021 menjadi 0,1%  (yoy) pada Juni 2021. HPenyaluran kredit sektor Industri Pengolahan dan sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR), menjadi penyebabnya. 

Pada saat sama, Kredit Investasi (KI) masih menunjukkan kontraksi sebesar -0,8 % (yoy) pada Juni 2021. Ini sudah membaik, ketimbang pada bulan sebelumnya tercatat terkontraksi sebesar -3,2 persen (yoy). Perbaikan KI ini disebabkan oleh peningkatan kredit pada sektor Industri Pengolahan serta sektor PHR.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentar Login atau Daftar





TERPOPULER