31 Oktober 2023
19:24 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur energi punya peran yang krusial dalam rangka meningkatkan pemakaian gas domestik.
Pemerintah pun telah membangun sejumlah infrastruktur gas, seperti transmisi pipa gas bumi Cirebon Semarang (Cisem) sebagai bagian dari PSN dan merupakan mandat Perpres Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Perpres Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN).
Arifin menerangkan saat ini proyek pipa gas Cisem Tahap I (Semarang-Batang) telah rampung sepanjang 60 km dan akan diikuti tahap II dari Batang ke Kandang Haur yang rencananya dibangun tahun depan.
"Ruas Semarang-Batang telah selesai dan sedang disiapkan proyek pipa gas Batang-Cirebon-Kandang Haur sepanjang 240 km," sebut Arifin lewat keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (31/10).
Untuk anggaran, proyek pipa gas Cisem Tahap I memakan biaya hingga Rp1,13 triliun dan Cisem Tahap II diestimasikan sebesar Rp3,34 triliun.
Biaya yang diperlukan itu masuk ke dalam APBN dengan skema multi years contract.
"Sehingga total biaya proyek pipa gas Cisem mencapai Rp4,47 triliun," tambah dia.
Adapun potensi demand pipa Cisem Tahap II mulai dari industri di Cirebon, Tegal, Pekalongan, Brebes, hingga Pemalang dengan proyeksi volume di kisaran 5,8-12 MMSCFD.
Selain itu, konsumen komersial seperti hotel dan restoran juga diharapkan menjadi penerima manfaat infrastruktur pipa gas Cisem.
"Juga, jaringan gas rumah tangga dan kilang minyak Balongan dengan volume 24 MMSCFD berpotensi meningkat hingga 42 MMSCFD. Demand lain ialah pembangkit tenaga listrik dengan volume 189-199 MMSCFD," kata Menteri Arifin.
Tak sampai situ, Kementerian ESDM juga berencana menjalankan proyek pipa gas Dumai-Sei Mangkei sebagai bagian dari PSN di Sumatra Bagian Utara. Jika sudah rampung, pemanfaatan gas domestik dia sebut akan meningkat karena sudah terhubung dari Sumatra Bagian Utara ke Jawa Timur.
Anggaran yang akan digunakan untuk pipa gas Dumai-Sei Mangkei mencapai Rp6,6 triliun. Nantinya, infrastruktur itu akan menyalurkan potensi gas bumi dari WK Agung dan WK Andaman di Aceh untuk dimanfaatkan di Jawa dan Sumatra.
"Selama ini, Sumatera Bagian Utara itu kebutuhan gasnya disupplai dari pengapalan 16 kargo LNG dari Papua dan Kaltim," jelasnya.
Jika nantinya pipa gas sudah tersambung dari Sumatera ke Jawa Timur, Arifin meyakini akan ada penambahan penerima jaringan gas kota (jargas) di Cisem sebanyak 300 ribu sambungan rumah tangga (SR) dan di Dumai-Sei Mangkei sebanyak 600 ribu SR.
"Dari angka tersebut akan mengurangi subsidi LPG 3 kg sebanyak Rp630 miliar per tahun, dan akan menghemat devisa impor LPG sebesar Rp1,08 triliun per tahun," tandas Menteri Arifin Tasrif.