03 Januari 2024
09:57 WIB
Penulis: Erlinda Puspita
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyebut perkembangan inflasi tahun 2023 sebesar 2,61% yoy lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang sebesar 5,51% yoy.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono menjelaskan, penyebab lebih rendahnya perkembangan inflasi tersebut karena konsistensi kebijakan moneter.
"Inflasi yang terjaga dalam kisaran sasarannya merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah," ujar Erwin dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (3/1).
BI juga meyakini, inflasi ke depan akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2024.
Baca Juga: Tembus 0,41%, Desember Alami Inflasi Tertinggi di 2023
Secara rinci, Erwin menjelaskan inflasi IHK yang rendah secara bulanan pada Desember 2023 dipengaruhi oleh terkendalinya inflasi inti dan inflasi volatile food.
"Inflasi inti tercatat 0,14% (mtm), tidak berbeda jauh dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,12% (mtm), terutama disumbang oleh komoditas emas perhiasan, gula pasir, dan rekreasi," ujar Erwin.
Kemudian untuk inflasi kelompok volatile food menurun dari 1,72% (mtm) pada bulan November 2023 menjadi 1,42% (mtm), didukung oleh pasokan yang membaik di daerah sentra produksi.
Selain itu, kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 0,39% (mtm), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,08% (mtm) dipengaruhi faktor musiman kenaikan inflasi angkutan udara di periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) serta dampak kenaikan aneka rokok akibat kenaikan tarif cukai tembakau.
Baca Juga: BPS Sebut Beras Masih Inflasi Di Desember 2023
Lebih lanjut, Erwin mengungkapkan inflasi IHK 2023 secara tahunan telah kembali dalam kisaran sasaran karena ditopang oleh terjaganya berbagai komponen inflasi. Inflasi inti 2023 terjaga rendah sebesar 1,80% (yoy), sejalan dengan konsistensi kebijakan suku bunga dan stabilisasi nilai tukar Rupiah oleh BI.
"Inflasi volatile food juga relatif terkendali sebesar 6,73% (yoy). Hal ini didukung oleh eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah dalam mengendalikan harga pangan, termasuk beras dan komoditas pangan strategis lainnya, dari dampak El Nino," tuturnya.
Erwin menambahkan, inflasi kelompok administered prices tercatat sebesar 1,72% (yoy), sejalan minimalnya kebijakan penyesuaian harga komoditas yang diatur oleh pemerintah.