05 November 2025
12:47 WIB
Industri Pengolahan Masih Topang Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III/2025
Berdasarkan lapangan usaha, industri pengolahan memberikan kontribusi paling besar mencapai 19,15%, dan tumbuh 5,54% pada kuartal III/2025.
Penulis: Siti Nur Arifa
Ilustrasi industri pengolahan. Pekerja beraktivitas di kawasan kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur, Sabtu (21/12/2019). Antara Foto/Moch Asim
JAKARTA - Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Moh. Edy Mahmud mengungkap, industri pengolahan jadi sektor utama yang memberikan kontribusi terbesar dalam pertumbuhan ekonomi 5,04% di kuartal III/2025 dari segi lapangan usaha, dengan kontribusi mencapai 19,15% dan pertumbuhan 5,54%.
“Lapangan usaha utama yang memberikan kontribusi besar terhadap PDB, yaitu industri pengolahan,” kata Edy dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (5/11).
Selain itu, usaha yang menyumbang kontribusi paling besar diikuti industri pertanian (14,35%), perdagangan (13,19%), konstruksi (9,82%) dan pertambangan (8,51%). Sehingga jika ditotal, kontribusi kelima lapangan usaha yang dimaksud mencapai sekitar 65,02% dari PDB.
Baca Juga: Ekonom Ramal Ekonomi RI Pada Q3 Tumbuh Sedikit Di Atas 5%
Sementara dari segi pertumbuhan, lapangan usaha jasa pendidikan mengalami pertumbuhan paling tinggi, mencapai 10,59%, yang didorong oleh dimulainya tahun ajaran baru dan peningkatan belanja fungsi pendidikan.
Lapangan usaha jasa perusahaan dan jasa lainnya juga tumbuh tinggi pada kuartal III/2025 dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya secara berturut-turut sebesar 9,94% dan 9,92%.
Adapun pertumbuhan pada kedua lapangan usaha tersebut ditopang oleh peningkatan pendapatan jasa persewaan peralatan dan jasa profesional, serta meningkatnya jumlah wisatawan nusantara dan kunjungan wisatawan mancanegara.
Sumber Pertumbuhan Ekonomi
Jika dilihat dari sumber pertumbuhan ekonomi kuartal III/2025 yang sebesar 5,04%, industri pengolahan juga menjadi sumber pertumbuhan terbesar yakni 1,13%, yang disokong oleh industri makanan dan minuman yang tumbuh 6,49%, didorong oleh peningkatan permintaan domestik dan luar negeri, seperti produk minyak mentah kelapa sawit (CPO) dan turunannya, serta makanan olahan lainnya.
Kemudian, industri logam dasar tumbuh 18,62%, sejalan dengan peningkatan permintaan luar negeri seperti produk besi dan baja. Industri kimia, farmasi, dan obat tradisional tumbuh 11,65%, didorong oleh peningkatan produksi bahan dan barang kimia untuk memenuhi permintaan domestik dan luar negeri.
Kemudian, sumber pertumbuhan kedua berasal dari lapangan usaha perdagangan sebesar 0,72%. Edy menjelaskan, pertumbuhan ini dilatarbelakangi oleh perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan sepeda motor yang tumbuh seiring meningkatnya pasokan domestik.
Baca Juga: BPS: Ekonomi Indonesia Kuartal III/2025 Tumbuh 5,04%
“Pertumbuhan ini sejalan dengan peningkatan perdagangan barang-barang domestik khususnya produk pertanian dan industri pengolahan serta peningkatan perdagangan secara online dan penggunaan kartu kredit dan uang elektronik,” tambahnya.
Lebih lanjut, terdapat sektor informasi dan komunikasi yang menjadi sumber pertumbuhan sebesar 0,63% yang dilatarbelakangi adanya peningkatan aktivitas telekomunikasi. Peningkatan traffic data dan transaksi perdagangan melalui sistem elektronik.
Sektor pertanian juga memberi kontribusi pertumbuhan 0,61% terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal III, yang disebabkan adanya peningkatan permintaan domestik, dengan tanaman pangan yang tumbuh 9,94% ditopang oleh peningkatan luasan dan produktivitas padi dan tanaman perkebunan tumbuh 4,56% didorong oleh peningkatan produksi tanaman perkebunan tahunan, seperti kelapa sawit dan kopi.
“Peternakan tumbuh 6,51% sejalan dengan peningkatan permintaan domestik daging ayam dan telur ayam ras untuk mendukung program makan bergizi gratis,” imbuh Edy.