c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

17 September 2025

20:49 WIB

Industri Furnitur Jadi Andalan Ekspor Di Pasar Internasional

Jadi penopang utama ekspor, pemerintah perkuat kerja sama internasional dengan memperluas akses pasar dan dukung industri furnitur lewat pembiayaan skema KUR padat karya.

Penulis: Siti Nur Arifa

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Industri Furnitur Jadi Andalan Ekspor Di Pasar Internasional</p>
<p id="isPasted">Industri Furnitur Jadi Andalan Ekspor Di Pasar Internasional</p>

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat membuka International Furniture and Craft Fair Indonesia+ (IFFINA+) 2025 di Tangerang, Rabu (17/9). Kemenko Perekonomian

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah akan terus mendukung upaya penguatan daya saing industri furnitur tanah air untuk menjadi salah satu penopang utama ekspor nasional dan memiliki potensi besar di pasar internasional.

Menurutnya, industri furnitur Indonesia terus menunjukkan kinerja positif di tengah tantangan global, dengan dukungan basis bahan baku lokal yang melimpah seperti kayu tropis, rotan, bambu, dan gabus, serta kreativitas desain yang tinggi.

Baca Juga: Khawatir Dikuasai Impor, Industri Mebel Minta Pemerintah Kerek TKDN Jadi 80%

“Kita punya kayu-kayu unik karena negara tropis. Tentu negara lain yang subtropis agak sulit harusnya bertanding dengan kita,” ujar Menko Airlangga saat membuka International Furniture and Craft Fair Indonesia+ (IFFINA+) 2025 di Tangerang, Rabu (17/9).

Mencatatkan angka pertumbuhan yang tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi, Airlangga menggarisbawahi sektor ini sebagai industri padat karya yang tidak hanya menyerap banyak tenaga kerja, tetapi juga mampu memberikan nilai tambah tinggi. Terlebih lagi, produk furnitur Indonesia menurutnya bukan sekadar komoditas, melainkan produk yang merepresentasikan karya seni dan kreativitas.

Akses Pasar dan Pembiayaan
Guna memperluas akses pasar, Airlangga menyebut pemerintah berupaya memperkuat kerja sama ekonomi internasional, salah satunya melalui penandatangan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eropa pada akhir bulan September nanti. Salah satu isi kesepakatan ini memastikan Eropa untuk membuka akses hingga 80% produk Indonesia, termasuk furnitur, ke negara mereka dengan tarif nol persen.

Sementara dari sisi dukungan domestik, pemerintah meluncurkan berbagai kebijakan untuk memperkuat daya saing industri, salah satunya melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) padat karya, dengan subsidi bunga sebesar 5% untuk pembiayaan investasi hingga 7-10 tahun.

Skema ini, ditujukan agar pelaku usaha terutama UKM dapat melakukan restrukturisasi mesin dan meningkatkan kapasitas produksi.

“Jadi dengan perbaikan daripada permesinan, dengan bahan baku yang ada di dalam negeri, saya meyakini bahwa industri ini punya daya saing yang kuat dan pasarnya terbuka lebar,” ucap Menko Airlangga.

Baca Juga: Trump Umumkan “Penyelidikan Tarif Besar-Besaran” Pada Furnitur Impor

Di samping itu, pemerintah juga fokus pada penyederhanaan regulasi dengan, di mana tim deregulasi lintas sektor akan bekerja efektif mulai Oktober 2025 untuk mengurai hambatan yang mengganggu ekspor dan investasi. Harapannya, penyederhanaan regulasi bisa mempercepat pertumbuhan industri furnitur sekaligus memperluas lapangan kerja.

“Dengan dukungan kebijakan yang komprehensif, kerja sama internasional, hingga partisipasi aktif pelaku usaha, Pemerintah optimistis industri furnitur Indonesia dapat terus tumbuh menjadi salah satu motor penggerak ekonomi nasional sekaligus pemain penting di pasar global,” kata Airlangga.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar