c

Selamat

Selasa, 4 November 2025

EKONOMI

01 Oktober 2025

14:11 WIB

Industri Asuransi Jadi Penopang SBN Di Tengah Asing Ramai Tarik Dana?

Sejumlah pelaku pasar domestik, termasuk perbankan, asuransi, dan manajer investasi semakin aktif mengoleksi obligasi pemerintah atau SBN sepanjang tahun ini.

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p id="isPasted">Industri Asuransi Jadi Penopang SBN Di Tengah Asing Ramai Tarik Dana?</p>
<p id="isPasted">Industri Asuransi Jadi Penopang SBN Di Tengah Asing Ramai Tarik Dana?</p>

Ilustrasi obligasi. Sumber: Shutterstock/alexskopje

JAKARTA – Sektor asuransi dan dana pensiun memperkuat perannya sebagai penopang pasar obligasi pemerintah (Surat Berharga Negara/SBN) di tengah asing yang semakin menunjukkan penurunan kepemilikan di investasi tersebut pada September 2025.

Head of Research and Market Information Departemen PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) Salvian Fernando mengatakan, sejumlah pelaku pasar domestik, termasuk perbankan, asuransi, dan manajer investasi semakin aktif mengoleksi obligasi pemerintah sepanjang tahun ini.

“Sejak awal tahun, perbankan sudah mengumpulkan kurang lebih Rp300 triliun obligasi pemerintah. Kepemilikannya naik signifikan dari 18% menjadi 21% pada September,” ujar Salvian dalam Market Outlook Obligasi Q4-2025 di Jakarta, Selasa (30/9).

Menurutnya, tren positif ini juga terlihat pada sektor asuransi dan dana pensiun yang terus meningkatkan portofolio SBN.

Baca Juga: Modal Investasi Asing Masih ‘Kabur’ Rp8,12 Triliun Pekan Ini

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) justru mencatatkan penurunan kepemilikan. Mulanya dari sebesar 26%, kemudian menjadi 24%.

Untuk itu, Salvian menilai, kondisi ini memperlihatkan pergeseran kekuatan pasar obligasi pemerintah ke investor domestik.

Insurance dan pension fund juga mengumpulkan obligasi pemerintah, aset manajemen juga sama. Jadi kalau kita lihat, memang hanya government atau Bank Indonesia yang negatif,” jelas dia.

Adapun, fenomena ini terjadi seiring dengan menurunnya minat investor asing di pasar obligasi Indonesia. Berdasarkan data, porsi kepemilikan asing turun ke level 14,2% pada 25 September 2025, dari 14,67% di akhir Agustus 2025.

Penurunan juga diikuti dengan arus keluar dana asing senilai Rp40 triliun. Hal itu sejak pengumuman reshuffle kabinet dan pergantian Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi Purbaya Yudhi Sadewa.

Prospek Sektor Asuransi
Meski demikian, Salvian menuturkan, prospek sektor asuransi dan manajer investasi untuk menambah kepemilikan SBN hingga kuartal IV/2025 masih terbuka lebar.

“Peluang bank, insurance, dan mutual fund menaikkan kepemilikan hingga kuartal IV itu masih sangat besar. Tapi, fund manager biasanya cukup konservatif, tidak terlalu agresif belanja,” ungkapnya.

Baca Juga: Masih Deras, Asing Lepas Instrumen Investasi RI Rp14,24 T Pekan Ini

Selain itu, ia menambahkan, pelaku pasar masih menunggu momentum koreksi imbal hasil obligasi untuk kembali masuk secara optimal di tengah sejumlah ketidakpastian global. Mulai dari kebijakan suku bunga The Fed hingga tensi dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

“Posisi imbal hasil saat ini sudah cukup nyaman. Pelaku pasar yang pegang cash cukup besar berharap ada hiccups, sehingga ketika imbal hasil koreksi ke atas baru mereka melakukan pembelian,” pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar