c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

14 September 2022

14:50 WIB

Indonesia Berpotensi Tambah Lima Unicorn Baru Di 2023

Selama pandemi covid-19 pun, saat perusahaan banyak yang bangkrut atau tiarap, Indonesia berhasil menciptakan tiga hingga empat unicorn

Indonesia Berpotensi Tambah Lima <i>Unicorn</i> Baru Di 2023
Indonesia Berpotensi Tambah Lima <i>Unicorn</i> Baru Di 2023
Koordinator Digital Start-up Menkominfo Sony Sudaryana di World Congres On Innovation and Technology di Malaysia, Selasa (13/9). ANTARA FOTO/Virna

PENANG – Indonesia dianggap sebagai negara yang paling cepat memunculkan unicorn, sebuah start-up dengan valuasi lebih dari US$1 miliar. Pada 2023, Indonesia diyakini berpotensi menambah hingga lima unicorn.

“Kalau kita melihat potensi ya tahun depan bakal ada lima unicorn baru. Di pandemi saja, kita muncul tiga atau empati unicorn baru,” kata Koordinator Digital Start-up Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sony Sudaryana seperti dilansir Antara, Rabu ((14/9).

Gambaran komposisi unicorn di ASEAN, Indonesia saat ini berada di urutan ke-2 dengan 11 unicorn, di bawah Singapura yang memiliki 15 unicorn. Meski begitu, dari segi valuasi ekonomi, unicorn dari Indonesia ada di urutan pertama dengan total US$39 miliar, sedangkan Singapura mencapai US$23 miliar.

Selama pandemi covid-19 pun, saat perusahaan banyak yang bangkrut atau tiarap, Sony mengatakan, Indonesia berhasil menciptakan tiga hingga empat unicorn. Dalam satu sesi diskusi panel Membangun Lanskap Start-up Asia Tenggara di acara WorldCongres On Innovation and Technology 2022 di Penang, ia mengatakan, Indonesia merupakan medan pertempuran sebenarnya bagi start-up dari Tanah Air maupun kawasan.

Ia menyebutkan Indonesia menjadi pasar terbesar di kawasan ASEAN, dengan proporsi sebesar 40%. Banyak unicorn dari Singapura atau dari negara lain menjadi besar karena pasar Indonesia.

Menariknya, kata Sony, pasar Indonesia memiliki adaptasi teknologi yang bagus. “Gampang viral kan. Apa-apa, viral. Itu juga karena jumlah usia produktifnya sedang di puncak-puncaknya. Kita sedang (memasuki) bonus demografi, otomatis banyak anak mudanya, kemudian teknologinya cepat adaptasinya,” ujarnya.

Program Literasi
 Menurutnya, pemerintah sendiri, kini juga tengah fokus mendorong adaptasi teknologi digunakan dengan baik dan benar. Jadi, kata Sony, tidak cuma untuk bersenang-senang, tetapi dapat digunakan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi.

Upaya tersebut dilakukan lewat program literasi digital. Dengan begitu, lanjutnya, ada impak ekonomi dari setiap sen yang diinvetasikan oleh pemerintah di konektivitas.

Kelebihan lain yang Indonesia miliki, menurut dia, keberagaman yang dapat menjadi mesin dari inovasi. Fakta Indonesia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau, 1.200 etnik dan lebih dari 700 bahasa, merupakan mesin inovasi yang potensial.

“Kita ada berapa jenis soto, sih? Kita ada punya berapa jenis rujak? Itu kita masukan ke dunia teknologi. Jadi inovasi muncul karena keberagaman dan itu di Indonesia tempatnya,” kata Sony.

Sekadar tambahan, mengutip data CB Insights, sampai akhir 2021 kemarin jumlah unicorn di dunia mencapai 959 perusahaan. Pada tahun itu, tercatat ada 517 unicorn baru lahir. Tahun 2021 inilah yang menjadi tahun di mana lebih dari 100 unicorn lahir saban kuartalnya.

Ditinjau dari wilayahnya, jumlah unicorn terbesar masih terpusat di Amerika Serikat dengan jumlah total sebanyak 494 unicorn. Sementara itu, Asia berada di peringkat kedua dengan total 295 unicorn.

ByteDance, operator platform video pendek TikTok, menjadi unicorn dengan valuasi tertinggi di dunia, mencapai US$140 miliar pada 2021. Kemudian, disusul oleh SpaceX, perusahaan milik Elon Musk di peringkat dua dengan valuasi US$100,3 miliar.

Selanjutnya, berdasarkan data Startup Ranking, sampai akhir tahun 2021, Indonesia memiliki 2.324 perusahaan rintisan. Jumlah itu menjadi yang terbesar kelima di dunia, di bawah Amerika Serikat dengan 70.468 startup, India (12.283 startup), Inggris (6.124 startup) dan Kanada (3.204 startup).

Peringkat Jerman berada di bawah Indonesia dengan 2.279 startup. Kemudian Australia dan Perancis masing-masing memiliki 2.180 startup dan 1.555 startup. Di periode yang sama, Indoensia sendiri telah memiliki 8 startup yang berstatus unicorn. Perusahaan rintisan dengan valuasi terbesar di tanah air saat ini dipegang oleh GoTo dengan valuasi sebesar US$30 miliar.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sendiri sudah memastikan komitmennya untuk mendorong pengembangan ekosistem startup digital. Kementerian ini pun menyiapkan stimulus berupa program pelatihan talenta digital untuk mendukung sektor tersebut.

"Kehadiran pemerintah penting karena bisnis ini masih tergolong baru di Indonesia. Ketergantungan kita terhadap bisnis ini tinggi, sehingga kita tidak punya pilihan selain membangun bisnis ini. Kami menyiapkan pelatihan untuk talenta digital dalam jumlah yang banyak untuk bisnis ini tumbuh dan berkembang," kata Menteri Kominfo Johnny G. Plate.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar