c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

07 Agustus 2025

17:53 WIB

Indonesia Berharap Ekspor Tembaga Ke AS 0%

Mendag mengaku pemerintah masih terus bernegosiasi dengan pemerintah AS terkait tarif resiprokal. Harapannya, komoditas mineral termasuk tembaga memperoleh tarif 0%.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Indonesia Berharap Ekspor Tembaga Ke AS 0%</p>
<p id="isPasted">Indonesia Berharap Ekspor Tembaga Ke AS 0%</p>

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), di Jakarta, Kamis (7/8). ValidNewsID/Erlinda PW

JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan saat ini pemerintah belum bisa mengungkapkan komoditas apa saja yang akan memperoleh tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) di bawah 19% bahkan hingga 0%, selama masa negosiasi saat ini. Namun, dia berharap komoditas yang tak dapat diproduksi oleh AS sendiri bisa mendapatkan tarif rendah, seperti salah satunya tembaga.  

"Jadi kita kan ini masih proses negosiasi. Kita kan juga ingin ada komoditas ini yang tidak diproduksi oleh Amerika itu bisa mendapatkan (bebas tarif)," terang Budi saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Kamis (7/8).

Budi tak menampik bahwa komoditas tembaga juga diharapkan bisa memperoleh tarif rendah, bahkan bisa mencapai 0%.

"Iya, sedang proses negosiasi, mudah-mudahan (tembaga 0%)...iya diusahakan 0%," tambah Budi.

Baca Juga: Tembaga Dapat Tarif 0% dari AS, Freeport: Prioritas Industri Dalam Negeri

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menuturkan bahwa tarif 0% dikenakan pada beberapa komoditas mineral seperti konsentrat tembaga (copper concentrate) dan katoda tembaga (copper cathode). Kesepakatan tarif 0% ini menurutnya sejalan dengan diskusi strategis terkait perdagangan mineral antara kedua negara.

"Jadi itu sejalan dengan pembicaraan untuk (ekspor) mineral strategis, antara lain copper dan AS sudah umumkan juga. Jadi itu yang Indonesia sebut industrial commodities, jadi secondary process sesudah ore, sudah sejalan dengan apa yang kemarin diumumkan juga oleh menteri perdagangan dari Gedung Putih," kata Airlangga.

Baca Juga: Tembaga RI Laris Di Pasar Global US$3,21 M, Ingat 2025 Tutup Keran Ekspor

Airlangga juga menyatakan, tarif resiprokal Indonesia sebesar 19% termasuk jadi yang terendah di kawasan Asean, kecuali Singapura yang mendapat tarif hanya 10%. Walau begitu, dia meyakini Indonesia tetap berpeluang untuk meningkatkan ekspor ke AS, seperti komoditas tekstil dan produk tekstil (TPT) yang bersaing dengan India.

Kemudian beberapa ekspor yang bisa ditingkat yaitu komoditas minyak kelapa sawit mentah (CPO) hingga kayu Meranti.

"Ya seperti CPO, karet, kemudian ada kayu Meranti," ucap Airlangga, dikutip dari Antara, Jumat (1/8).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar