c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

11 Januari 2024

16:51 WIB

Indeks Persaingan Usaha 2023 Naik Tipis Ke Level 4,91

Posisi Indeks Persaingan Usaha (IPU) 2023 berada di level 4,91 poin, atau naik tipis 0,4 poin dibanding IPU 2022 yang berada di kisaran 4,87 poin.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

Indeks Persaingan Usaha 2023 Naik Tipis Ke Level 4,91
Indeks Persaingan Usaha 2023 Naik Tipis Ke Level 4,91
Tangkapan layar konferensi pers soal Indeks Persaingan Usaha Indonesia Tahun 2023 yang dipantau daring, Jakarta, Kamis (11/1). ValidNewsID/Khairul Kahfi

JAKARTA - Guru Besar FEB Universitas Padjadjaran Maman Setiawan menilai, Indeks Persaingan Usaha (IPU) 2023 belum naik signifikan dibanding tahun sebelumnya. Posisi IPU 2023 berada di level 4,91 poin, atau naik tipis 0,4 poin dibanding IPU 2022 yang berada di kisaran 4,87 poin.

“(Indeks persaingan usaha) naik ke 4,91 (poin) di tahun 2023, walaupun memang kenaikannya ini belum signifikan,” katanya dalam konferensi pers soal Indeks Persaingan Usaha Indonesia Tahun 2023 yang dipantau daring, Jakarta, Kamis (11/1).

Secara umum, IPU mengalami tren kenaikan sepanjang 2018-2023. Sebagai pengecualian, IPU 2020 sempat menurun dari 4,72 poin pada 2019 ke level 4,65 poin, terutama akibat banyaknya keterbatasan saat pandemi covid-19 yang berdampak dalam indikator persaingan usaha yang diukur.

“Contohnya, saat pandemi penawaran-permintaan (turun) terkonfirmasi berdampak dan memengaruhi… terhadap kompetisi atau penurunan indeks persaingan usaha, tapi setelahnya ekonomi berkembang,” jelasnya. 

Maman menjabarkan, kenaikan IPU 2023 ditopang oleh sejumlah dimensi berusaha yang naik positif dibanding tahun sebelumnya. 

Seperti dimensi regulasi yang naik dari 5,7 poin jadi 6,12 poin; dimensi penawaran dari 5,16 poin naik jadi 5,26 poin; dimensi kinerja naik 4,81 poin jadi 4,85 poin; dan dimensi perilaku naik 3,96 poin jadi 4,03 poin.

Baca Juga: Meneroka Pengawasan Etika Berbisnis

Meski begitu, beberapa dimensi usaha di dalam negeri juga terpotret mengalami penurunan dibanding kondisi tahun sebelumnya. Seperti dimensi struktur yang turun dari 4,66 poin jadi 4,61 poin; dimensi permintaan 4,55 poin jadi 4,48 poin; dan dimensi kelembagaan 5,23 poin jadi 5,03 poin.

Ditelisik lebih dalam, dimensi struktur alami penurunan karena penilaian pada aspek konsentrasi industri dan diferensiasi atau variasi produk alami penurunan. Adapun aspek jumlah perusahaan, digital platform, dan hambatan keluar-masuk yang terkandung dalam dimensi ini mengalami peningkatan.

Kemudian, penurunan dimensi Permintaan terjadi karena aspek elastisitas konsumen dan barang substitusi yang mengalami penurunan penilaian. Adapun aspek pertumbuhan pasar dalam dimensi ini terpantau meningkat.

Selanjutnya, penurunan dimensi Kelembagaan terjadi karena aspek pengarusutamaan kebijakan persaingan usaha yang mengalami penurunan penilaian. Meski aspek pemahaman adanya kebijakan persaingan usaha dan kesadaran terhadap keberadaan KPPU alami peningkatan skor. 

Selain itu, Maman pun menyorot dimensi perilaku, yang meski mengalami kenaikan indeks namun tetap lebih rendah levelnya ketimbang semua dimensi persaingan usaha. Biasanya, dimensi perilaku selalu mendapat skor penurunan dalam IPU.

Dia menduga, hal tersebut dapat terjadi karena dalam proses penetapan harga di pasar Indonesia masih menghadapi tekanan. Utamanya, dari power di sisi perusahaan yang masih cukup besar. 

“Kemudian, ada juga terkait dengan perilaku-perilaku berusaha tidak sehat, yang ini terkonfirmasi selalu lebih rendah dibandingkan dimensi yang lainnya,” urainya.  

Persaingan Usaha Indonesia Masih Kalah Dari Malaysia-Singapura
Menanggapi laporan IPU 2023, Direktur Perdagangan, Investasi, dan Kerja Sama Ekonomi Internasional PPN/Bappenas Laksmi Kusumawati menyampaikan, indeks persaingan usaha saat ini Indonesia masih perlu pemerintah optimalkan ke depan.

Kendati skor IPU 2023 naik, namun indeks ini masih terhitung tertinggal dengan sejumlah negara lain di ASEAN. Berdasarkan Trade Freedom Score OECD 2023, indeks persaingan usaha Indonesia berada jauh di bawah Malaysia maupun Singapura. 

Baca Juga: Banyak Pungli, Kadin DKI Jakarta Minta Capres-Cawapres Babat Habis

Dibandingkan dengan empat Negara ASEAN lain, skor Indonesia dalam Trade Freedom Index 2023 sebesar 78,8 poin atau sudah di atas Thailand (70,8 poin). Namun, masih terpaut jauh dengan Malaysia (83 poin) dan Singapura (95 poin).

“Berdasarkan data itu, artinya ada hambatan untuk berkompetisi (usaha) di Indonesia yang masih relatif tinggi,” jelas Laksmi.

Selain itu, pihaknya juga menekankan, indeks persaingan usaha Indonesia dengan rentang 4,51 poin (Dimensi Keseluruhan) sampai dengan 4,791 (Bobot PCA dan Bobot sama) dalam skala 1-7) poin, dinilai masih belum cukup kompetitif. Dan menandakan masih terdapat pelaku usaha yang mendominasi.

“Artinya, kebijakan-kebijakan di Indonesia perlu untuk kita dorong bersama untuk adanya persaingan yang sehat di dalam negeri, agar bisa berkolaborasi dan berkontribusi ke dalam global,” ungkapnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar