19 Februari 2025
20:44 WIB
Impor Daging Kerbau Segera Tiba, Bapanas Buka Opsi Dari Pakistan
Kepala Bapanas menyebut impor daging kerbau asal India akan segera tiba sebanyak 100 ribu ton. Ke depan, impor daging kerbau akan dibuka dari Pakistan.
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Fin Harini
ilustrasi- Daging kerbau yang diperdagangkan di pasar. Sumber: ANTARA/Azis Senong
JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan pemerintah tengah menunggu kedatangan impor daging kerbau sebanyak 100 ribu ton. Daging-daging kerbau tersebut didatangkan dari penugasan impor melalui PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dan PT Berdikari, masing-masing 50 ribu ton.
"Untuk daging kerbau, sudah dirilis (izin impor) di PPI 5o ribu ton dan PT Berdikari 50 ribu ton, sudah rilis tinggal kedatangannya saja," kata Arief saat ditemui di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (19/2).
Impor daging kerbau tersebut berasal dari India. Namun Arief menyebut, Indonesia tak menutup kemungkinan di masa mendatang akan mengimpor daging kerbau dari Pakistan. Hal ini mengingat harga daging kerbau asal India terus mengalami kenaikan, yang saat ini sudah menyentuh US$4,8/kg atau Rp78.384 (kurs US$16.330).
Baca Juga: Meski Ada Impor, Pemerintah Pastikan Harga Daging Sapi Tak Makin Anjlok
Padahal harga daging kerbau sebelumnya di kisaran US$3/kg. Kenaikan harga tersebut disinyalir imbas nilai tukar dolar AS yang makin menguat terhadap rupiah, selain itu juga pihak distributor India yang mengerek naik harga daging.
Makin tingginya harga daging kerbau dari negara asal, tentu akan mendongkrak harga daging tersebut saat masuk di pasar Indonesia. Meski membuka opsi negara asal impor daging kerbau, yakni Pakistan, Arief menyatakan pemerintah tetap akan memastikan jaminan daging yang diimpor halal, dan menelusuri mulai dari sistem peternakan hingga pemotongan hewan kerbau.
"Kualitasnya harus bagus, ada standar untuk kualitasnya, mulai dari bebas penyakit, kadar lemak beberapa mili, ada spesifikasi standarnya," jelas dia.
Arief menilai, sejalan dengan dibukanya pilihan negara asal untuk impor daging kerbau selain India, maka bisa mendorong pasar persaingan sempurna.
"Memang harus dibuka (impor dari Pakistan), supaya ada persaingan. Kalau nggak, nanti kaya gini, supaya tidak didominasi satu negara," tandas Arief.
Sebelumnya, dalam rapat koordinasi (rakor) Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) pada Rabu (12/2), perwakilan Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI) Adnan Ahmad melaporkan, harga daging kerbau beku pada tingkat distributor untuk jenis paha belakang sekitar Rp100.000-Rp120.000/kg. Sementara untuk jenis daging beku paha depan dibanderol sekitar Rp95.000-Rp110.000/kg.
Adnan menyatakan harga tersebut hampir sama dengan harga daging sapi di distributor, yakni untuk jenis daging sapi paha belakang sekitar Rp119.000-Rp125.000/kg, sementara bagian paha depan berkisar Rp100.000-Rp115.000/kg.
Baca Juga: Pemerintah Tugasi BUMN Impor Daging Untuk Ramadan Dan Lebaran
Tipisnya selisih harga daging kerbau dan sapi tersebut menurut Adnan, perlu segera diatasi oleh pemerintah. Ini karena awalnya daging kerbau hanya sebagai penstabil harga daging sapi saat mulai melonjak naik.
"Harga (daging kerbau) ini (bagaimana) supaya bisa turun lagi. Jangan sampai mendekati harga daging sapi," kata Adnan.
Lebih lanjut, Arief mengaku bahwa pemerintah akan segera melakukan operasi pasar guna menekan harga dan mendistribusikan bahan pangan agar merata di seluruh Indonesia, termasuk daging kerbau yang akan didistribusikan dengan harga di Rp75.000/kg.
"Habis ini kita beresin, kan mau ada operasi pasar nanti tanggal 24 Februari. Termasuk untuk harga daging kerbau untuk operasi pasar itu Rp75.000/kg," tutup Arief.