19 September 2024
08:36 WIB
IHSG Kamis, 19 September 2024, Diproyeksi Bergerak Menguat
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bergerak menguat pada perdagangan Kamis (19/9), seiring penguatan di bursa global.
Editor: Fin Harini
Pegawai membersihkan lantai di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Global (IHSG) di Gedung Bursa Efek, Jakarta, Kamis (28/3/2024). ValidNewsID/Darryl Ramadhan
JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bergerak menguat pada perdagangan Kamis (19/9), seiring penguatan di bursa global.
“Nikkei dan Kospi dibuka menguat masing-masing 2,70% dan 0,75% pagi ini. Kami memperkirakan IHSG akan menguat hari ini dikarenakan adanya penguatan di pasar global,” tulis Tim Riset Samuel Sekuritas Indonesia dalam laporan harian, Kamis (19/9).
Pasar AS ditutup melemah pada Rabu (18/9), dengan Dow turun 0,25%, S&P 500 melemah 0,29%, dan Nasdaq terkoreksi 0,31%.
“Pasar AS ditutup melemah dalam sesi yang volatil setelah The Fed menurunkan suku bunga 50 bps. Penurunan suku bunga awalnya disambut baik oleh investor, meskipun menimbulkan kekhawatiran bahwa The Fed berusaha untuk mengantisipasi potensi kelemahan ekonomi,” lanjut Samuel Sekuritas.
Yield UST 10Y naik 0,068 atau 1,86% ke 3,72%, dan USD Index naik 0,06% ke 100,9.
Sementara, pasar komoditas ditutup sideways pada Rabu (18/9). Harga minyak WTI tergerus 0,34% menjadi US$70,9/bbl, batu bara turun 0,81% menjadi US$135,3/ton, dan emas melemah 0,48% menjadi USD 2.558/toz. Sedangkan, nikel naik 0,57% menjadi US$16.228/tondan CPO menguat 3,03% menjadi MYR3.848.
Baca Juga: IHSG 18 September 2024 Diperkirakan Bergerak Sideways
Bursa Asia juga sebagian besar ditutup menguat pada Rabu (18/9). Indeks Kospi naik 0,13%, Nikkei bertambah 0,49%, dan Shanghai menguat 0,49% sementara Hang Seng tutup karena libur nasional.
IHSG ditutup pada level 7.829 atau melemah 0,03%, dengan mencatatkan keseluruhan net buy sebesar Rp1.424,6 miliar.
Di pasar reguler, investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp931,3 miliar, dan pada pasar negosiasi tercatat net buy asing sebesar Rp493,3 miliar.
Net buy asing tertinggi di pasar reguler dicatatkan oleh ASII (Rp253,1 miliar), BBCA (Rp231,5 miliar), dan BBNI (Rp136,3 miliar).
Net sell asing tertinggi di pasar reguler dicetak oleh ADRO (Rp166 miliar), GOTO (Rp27,2 miliar), dan BUKA (Rp19,4 miliar). Top leading movers emiten BBCA, ASII, BBRI, sementara top lagging movers emiten BREN, GOTO, ADRO.
Turut memengaruhi pergerakan IHSG hari ini, Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 6%. “Hal ini sesuai dengan perkiraan kami, tetapi di luar perkiraan pasar yang memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan,” sebut Samuel Sekuritas.
Langkah BI ini menunjukkan keyakinan terhadap fundamental makroekonomi Indonesia yang kuat, termasuk cadangan devisa sebesar US$150,2 miliar, surplus perdagangan selama 52 bulan beruntun, inflasi yang rendah, dan arus masuk modal asing yang signifikan ke pasar ekuitas sebesar Rp53,2 triliun dan obligasi Rp33,8 triliun.
Dengan perkiraan The Fed akan segera memangkas suku bunga, keputusan BI berpotensi menghasilkan sentimen domestik yang positif, yang akan mendorong perekonomian hingga akhir tahun.
“Kami memperkirakan BI akan menjaga stabilitas rupiah sebelum mempertimbangkan pemangkasan lebih lanjut di Kuartal IV, tetapi perlu kehati-hatian karena defisit ganda Indonesia dapat melebar pada tahun 2025 karena peningkatan belanja anggaran dan melemahnya ekspor komoditas di tengah potensi perlambatan ekonomi di AS dan Tiongkok,” imbuhnya.
Baca Juga: Jelang Hasil RDG BI, 18 September 2024, IHSG Dibuka Menguat
Terdapat beberapa emiten yang menjadi sorotan pagi ini. Pertama, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) terkait penugasan yang diterima Medco Power Indonesia untuk menggelar survei pendahuluan dan eksplorasi panas bumi Samosir dari Kementerian ESDM, dengan potensi hingga 40 MW.
Penugasan ini mendukung target perusahaan untuk meningkatkan energi terbarukan hingga 30% pada 2030. MedcoEnergi juga berkomitmen mencapai nol emisi karbon pada 2050-2060 sesuai dengan target nasional.
Berikutnya adalah PT Barito Renewables Energy (BREN) terkait peningkatan kapasitas Star Energy Geothermal. Anak usaha Barito Renewables ini akan meningkatkan kapasitas sebesar 102,6 MW setelah memenangkan tender di IIGCE 2024, dengan total investasi sekitar US$346 juta. Inisiatif utama mencakup ekspansi Salak Unit 7 sebesar 40 MW dan Wayang Windu Unit 3 sebesar 30 MW. Selain itu, retrofit Wayang Windu Unit 1 & 2 sebesar 18,4 MW, retrofit Salak Unit 4, 5, dan 6 sebesar 7,2 MW dan retrofit Darajat Unit 3 sebesar 7 MW.