05 Oktober 2023
10:37 WIB
Penulis: Fitriana Monica Sari
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (5/10) pagi, dibuka menguat 18,52 poin atau 0,27% ke posisi 6.905,10. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 3,12 poin atau 0,33% ke posisi 952,35.
Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih memproyeksikan IHSG bergerak mixed cenderung menguat.
"Hari ini IHSG diprediksi bergerak mixed cenderung menguat dalam range 6.860-6.935," kata Ratih dalam kajian resmi, Kamis (5/10).
Sebelumnya, pada perdagangan Rabu (4/10), IHSG ditutup turun 0,78% atau -54,31 poin di level 6.886,57.
Adapun, sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini, antara lain dari dalam negeri, Pemerintah akan melelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada 10 Oktober 2023. Hasil dana yang ditargetkan pada lelang tersebut sebesar Rp9 triliun.
Seri SBSN yang akan dilelang diantaranya seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara - Syariah) dan PBS (Project Based Sukuk). Dana yang terkumpul akan digunakan untuk pembiayaan dalam APBN tahun 2023.
Baca Juga: BEI: Sebanyak 26 Perusahaan IPO di Kuartal IV 2023
Di sisi lain, berdasarkan Panel Harga Badan Pangan Nasional per 5 Oktober 2023, harga beras premium di tingkat pedagang eceran tercatat Rp16.000 per Kg atau naik sebesar 14,1%, sedangkan beras medium turun 4,3% di level Rp11.800 per Kg jika dibandingkan sejak awal September 2023.
Namun, jika dibandingkan dengan hari sebelumnya, harga beras medium turun -11,3% akibat upaya Perum Bulog menambah pasokan melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHM).
Dari mancanegara, indeks harga produsen (Producer Prices Index) di Kawasan Eropa periode Agustus 2023 secara tahunan terkoreksi lebih dalam sebesar 11,5% dari bulan sebelumnya sebesar 7,6%.
Sementara, penjualan retail (retail sales) Kawasan Eropa pada Agustus 2023 tercatat turun 1,2% yoy dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,1% yoy. Penurunan ini sejalan dengan tingkat suku bunga yang tinggi di level 4,5%.
Dari Asia, output produksi di Korea Selatan pada Agustus 2023 turun 0,5% yoy, setelah pada bulan sebelumnya turun lebih dalam sebesar 8,1% yoy. Secara bulanan (mom) output industri meningkat 5,5% yang mencerminkan akselerasi aktivitas ekonomi.
Bergerak Menguat
Senada, Tim Riset Samuel Sekuritas memprediksi bahwa IHSG akan bergerak menguat. Hal ini seiring dengan sentimen di pasar global dan regional.
"Kami perkirakan IHSG akan bergerak menguat hari ini seiring sentimen di pasar global dan regional," tulisnya dalam kajian resmi, Kamis (5/10).
Pagi ini, bursa regional ditutup mixed. Nikkei naik 0,67% dan Kospi juga menguat 0,73%.
Pada perdagangan semalam (4/10), bursa AS ditutup menguat. Dow Jones naik 0,39%, S&P 500 naik 0,81%, dan Nasdaq menguat 1,35%.
Pasar AS menguat di tengah melemahnya imbal hasil US Treasury pasca rilis data pasar tenaga kerja AS yang jauh lebih lemah dari perkiraan. Yield UST tenor 10 tahun turun 0,069bps atau 1,44% ke level 4,736% dan USD Index turun 0,09% ke level 106,80.
Pasar komoditas ditutup cenderung melemah. Minyak turun 5,48% ke level US$84,50/bbl, emas turun 0,16% ke level US$1.836,50/ toz, nikel turun 0,30% ke level US$18.636, batubara melemah 3,34% ke level US$144,65/ton. Sedangkan, CPO menguat 0,27% ke level MYR 3.717.
Baca Juga: BEI Optimistis IPO Perusahaan Cetak Rekor Sejarah di Oktober
Dari bursa regional pada perdagangan kemarin (4/10) ditutup melemah. Nikkei turun 2,28%, Hang Seng turun 0,78%, dan Shanghai tutup. EIDO juga ditutup turun 0,72%.
Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup turun 0,78% ke level Rp6.886,58 dengan investor asing mencatatkan keseluruhan net buy sebesar Rp202,9 miliar.
Di pasar reguler, investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp181,5 miliar, dan pada pasar negosiasi tercatat net buy asing sebesar Rp21,4 miliar.
Net buy asing tertinggi di pasar reguler dicatatkan oleh BBCA sebesar Rp268,1 miliar. Kemudian diikuti BMRI Rp107,5 miliar dan INKP Rp76,1 miliar.
Net sell asing tertinggi di pasar reguler dicetak oleh BBRI sebesar 294,5 miliar. Selanjutnya disusul GOTO Rp97,5 miliar dan ASII Rp23,8 miliar.
Adapun, top leading movers emiten SMMA, BMRI, dan ICBP. Sementara, top lagging movers emiten ASII, BRPT, dan AMMN.