c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

22 November 2024

08:37 WIB

IHSG Diperkirakan Bergerak Menguat Hari Ini

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) di akhir pekan, Jumat (22/11) diperkirakan bergerak menguat, ditopang penguatan pasar global dan komoditas.

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">IHSG Diperkirakan Bergerak Menguat Hari Ini</p>
<p id="isPasted">IHSG Diperkirakan Bergerak Menguat Hari Ini</p>

Karyawan berdiri di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2/2023). Antara Foto/Sigid Kurniawan

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) di akhir pekan, Jumat (22/11) diperkirakan bergerak menguat, ditopang penguatan pasar global dan komoditas.

“Nikkei dibuka menguat 0,86% dan KOSPI melemah 0,32% pagi ini. Kami memperkirakan IHSG akan mengalami kenaikan didukung oleh penguatan pasar global dan komoditas,” tulis Samuel Sekuritas Indonesia dalam laporan riset harian, Jumat (22/11).

Bursa AS ditutup menguat pada Kamis (21/11) dengan indeks Dow menguat 1,06%, S&P 500 naik 0,53%, dan Nasdaq naik 0,03%.

“Dow dan S&P 500 mencatat kenaikan yang didorong oleh penguatan saham siklikal akibat perbaikan kondisi ekonomi di Amerika Serikat,” imbuh Samuel Sekuritas.

Yield UST 10Y naik 0,27% atau 0,012 bps ke 4,426, dan indeks USD naik 0,37% ke 107,04.

Baca Juga: IHSG Diramal Melemah Usai BI Rate Bertahan

Pasar komoditas sebagian besar ditutup menguat pada Kamis (21/11). Harga minyak WTI naik 1,79% ke US$70,1/bbl, minyak Brent menguat 1,95% ke US$74,2/bbl, batu bara bertambah 0,88% ke US$143,5/ton, dan emas naik 0,72% ke US$2.669,7/toz. Sementara, CPO turun 0,89% ke MYR4.772 per ton.

Bursa saham Asia ditutup cenderung melemah pada Kamis (21/11), dengan Kospi turun 0,07%, Nikkei melemah 0,85%, Hang Seng terkoreksi 0,53%, dan Shanghai naik 0,01%.

Harga ETF saham Indonesia, iShares MSCI Indonesia ETF melemah 2,80%, sementara IHSG ditutup pada level 7.140,9 atau turun 0,5%.

Investor asing mencatatkan keseluruhan net sell sebesar Rp1.133,7 miliar. Di pasar reguler, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp1.091,2 miliar, dan pada pasar negosiasi tercatat net sell asing sebesar Rp42,5 miliar.

Net sell asing tertinggi di pasar reguler dicetak oleh BBRI (Rp524.4 miliar), BBCA (Rp378 miliar), dan BBNI (Rp66.8 miliar).

Net buy asing tertinggi di pasar reguler dicatatkan oleh TLKM (Rp73.1 miliar), UNTR (Rp33 miliar), dan ITMG (Rp30,5 miliar).

Adapun top sector gainer hari ini adalah sektor IDXINFRA, sementara yang menjadi top sector loser hari ini adalah sektor IDXNCYC. Top leading movers emiten BYAN, TLKM, BRMS, sementara top lagging movers emiten BBCA, BBRI, BREN.

Emiten yang Jadi Sorotan
Hari ini, terdapat beberapa emiten yang menjadi sorotan antara lain PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) yang akan menerbitkan Obligasi dan Sukuk Mudharabah senilai Rp3,5 triliun pada 21 November 2024, dengan rincian Obligasi Berkelanjutan I DSSA Tahap III sebesar Rp2,54 triliun dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I senilai Rp959.21 miliar.

Dana hasil penerbitan akan digunakan untuk pembayaran sebagian utang, pengembangan pusat data, dan ekspansi layanan internet MyRepublic. Bertindak sebagai penjamin emisi meliputi BCA Sekuritas, Mandiri Sekuritas, dan Indo Premier Sekuritas. Obligasi dan Sukuk mendapat peringkat idAA dari PEFINDO dan dijadwalkan dicatatkan di BEI pada 28 November 2024.

Baca Juga: Jelang Pengumuman RDG BI, IHSG Dibuka Menghijau

Berikutnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) terkait target Pembiayaan MUF sebesar Rp25 triliun. PT Mandiri Utama Finance (MUF), anak usaha BMRI, optimistis pembiayaan baru pada tahun depan akan mencapai Rp25 triliun pada 2025. Angka tersebut tumbuh sekitar 13,63% secara tahunan (year on year/yoy) apabila dibandingkan dengan target pembiayaan baru senilai Rp22 triliun pada 2024.

PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) dalam RUPSLB pada Selasa 19 November 2024 menyetujui rencana Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue. Perusahaan akan menerbitkan 3 juta saham dengan nominal IDR 500 per lembar saham. Dana dari hasil right issue akan digunakan untuk modal kerja.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar