10 September 2021
19:50 WIB
Penulis: Zsasya Senorita
Editor: Fin Harini
JAKARTA – Progres holding BUMN Pangan saat ini memasuki tahap penggabungan beberapa perusahaan. Yakni, proses penggabungan PT Perikanan Indonesia dengan PT Perikanan Nusantara, PT Sang Hyang Seri dengan PT Pertani, serta PT Perusahaan Perdagangan Indonesia dengan PT BGR Logistics.
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia atau RNI (Persero), Arief Prasetyo Adi menjelaskan, saat ini RNI tengah mempersiapkan penggabungan secara menyeluruh, mulai dari aspek regulasi penggabungan, aspek SDM, dan organisasi. Caranya dengan menyosialisasikan penggabungan kepada karyawan, aspek keuangan penggabungan perusahaan, aspek operasional dan pengembangan IT, hingga aspek aset korporasi.
“Seperti pada aspek IT, saat ini kami sudah memulai mengintegrasikan IT dan supply chain, melalui basis teknologi Internet of Things (IoT) dengan interface yang sederhana supaya semua anggota holding BUMN bisa terkoneksi secara paralel,” papar pimpinan RNI yang menjadi perusahaan koordinator BUMN Klaster pangan ini.
Proses tersebut, terang Arief, dapat memberikan solusi rantai pasok end to end untuk petani, peternak, nelayan sepanjang rantai nilai pangan. Pihaknya juga menyiapkan mekanisme dan otomasi untuk efisiensi pemrosesan on-farm dan off-farm.
“Selama persiapan penggabungan, kami juga tengah melakukan pengembangan hilirisasi produk petani, di antaranya baru-baru ini kami merealisasikan program New Product Development, beras Premium Rania. Produk kolaborasi RNI group dengan PT Pertani ini terdapat minat konsumen secara nasional,” papar Arief.
Dua minggu setelah soft launching, pengembangan produk pangan retail beras Rania mencatatkan penjualan 48,1 ton beras atau senilai Rp561,8 juta sampai 9 September 2021.
Menurut Arief, hal itu membuktikan persiapan penggabungan menuju holding BUMN Pangan telah disiapkan dari berbagai aspek hulu ke hilir. Dengan pengembangan produk retail tersebut sebagai langkah inovasi mereka untuk memperbaiki ekosistem pangan, agar BUMN Pangan menjadi lokomotif penyeimbang dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Direktur Komersial PT RNI (Persero), Frans Marganda Tambunan menambahkan, dalam mendukung program ketahanan pangan tersebut BUMN klaster pangan terus berbenah untuk memperbaiki basic operation.
Mulai dari proses on farm yang berfokus pada peningkatan produktivitas dan kualitas bahan baku, dilanjutkan proses produksi yang efisien dan menghasilkan produk berkualitas sesuai permintaan pasar, sampai pada aspek pemasaran di hilir.
“Produk - produk dengan ukuran family pack seperti gula, beras, teh, ikan beku, daging beku, sosis, bakso garam, minyak goreng, dan lainnya saat ini sudah mulai memasuki pasar ritel modern dan e-commerce,” ujar Frans.
Penetrasi pasar ini, lanjut Frans, selain untuk meningkatkan pendapatan korporasi, juga sebagai sarana membantu pemerintah dalam stabilisasi harga dan pasokan barang pangan.
Pemerintah menugaskan RNI sebagai Koordinator BUMN Klaster Pangan untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia. Di antaranya melalui program pemenuhan ketersediaan pangan, peningkatan mutu, hingga keterjangkauan harga dan keberlanjutan produksi.
“Sekaligus turut meningkatkan kesejahteraan petani, peternak, nelayan, serta kolaborasi untuk operasional excellence yang bertujuan peningkatan ekspor,” pungkasnya.