c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

07 Mei 2025

10:40 WIB

Hippindo: Banyak Toko Ritel Tutup Karena Kalah Saing

Hippindo mensinyalir tingginya biaya operasional dan ketidakmampuan bersaing dengan peritel skala besar, menjadi salah satu penyebab sejumlah toko ritel di wilayah perkotaan terpaksa menutup gerai.

Editor: Khairul Kahfi

<p>Hippindo: Banyak Toko Ritel Tutup Karena Kalah Saing</p>
<p>Hippindo: Banyak Toko Ritel Tutup Karena Kalah Saing</p>

Sejumlah calon pembeli memilih buah untuk kebutuhan berbuka puasa di salah satu pusat perbelanjaan di Medan, Sumatera Utara, Minggu (2/3/2025). AntaraFoto/Yudi Manar

JAKARTA - Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) mensinyalir, tingginya biaya operasional dan ketidakmampuan bersaing dengan peritel yang memiliki skala bisnis lebih besar menjadi salah satu penyebab sejumlah toko ritel, terutama di wilayah perkotaan, terpaksa menutup gerai.

"Karena satu, mungkin costing-nya besar. Misalnya tokonya cuma 10. Tidak bisa bersaing dengan yang tokonya banyak," kata Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah melansir Antara, Jakarta, dikutip Rabu (7/5).

Baca Juga: Asa Industri Ritel Di Tengah Melempemnya Daya Beli

Selain itu, Budihardjo menyebutkan, pergeseran preferensi konsumen ke platform online juga menjadi tantangan tersendiri bagi peritel konvensional. 

Meski demikian, pengusaha menekankan, keberadaan toko offline tetap relevan dengan para 'pemain' ritel konvensional kini juga aktif merambah ke ranah online.

Secara umum, Budihardjo menilai, prospek industri ritel di Indonesia akan tetap tumbuh positif di tengah maraknya toko ritel yang berguguran. 

Besarnya populasi Indonesia, yang mencapai sekitar 270 juta jiwa, menurutnya menjadi pasar domestik yang sangat potensial. Selain itu, peluang ekspor juga menjadi angin segar bagi pertumbuhan industri ini. Adapun proyeksi pertumbuhan ritel di Indonesia menurutnya bervariasi tergantung segmen. 

Untuk segmen personal care, pertumbuhan bahkan bisa mencapai 10%, dengan kontribusi terbesar dari penjualan online. Sementara itu, segmen minimarket diperkirakan tumbuh sekitar 8-9%.

Mengenai potensi berlanjutnya penutupan toko ritel di sisa 2025, Budihardjo memperkirakan, dampak perang dagang AS dan China akan memengaruhi kondisi ekonomi secara keseluruhan.

Pelaku industri ritel pun berharap pemerintah dapat memberikan dukungan untuk mengantisipasi dampak negatif ini. Misalnya, melalui kemudahan perizinan berusaha, pengurangan beban pajak, serta memberikan stimulus ekonomi seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau voucer belanja guna meningkatkan daya beli masyarakat.

Baca Juga: Penjualan Di Sektor Ritel Melemah Karena Turunnya Daya Beli

Hippindo juga meminta pemerintah untuk mencabut kebijakan efisiensi anggaran supaya ekonomi Indonesia dapat bergairah kembali.

Sejumlah toko ritel, terutama gerai-gerai besar dan modern, telah menutup atau mengurangi jumlah gerainya di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Beberapa peritel besar yang menutup gerainya antara lain Giant, Matahari Department Store, dan Alfamart.

Sebelumnya, Bank Indonesia memperkirakan penjualan eceran nasional tumbuh 8,3% (mtm) pada Maret 2025. Pertumbuhan ini terdorong kenaikan permintaan masyarakat saat Ramadan dan HBKN Idulfitri, serta strategi retailer yang memberikan potongan harga di bulan ini.

Dengan demikian, Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 2025 yang naik ke level 236,7 poin. Secara tahunan, kinerja IPR Maret 2025 juga terpantau tumbuh tipis 0,5% (yoy).

Kinerja moncer penjualan eceran di bulan ini terutama ditopang oleh pertumbuhan Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, Barang Budaya dan Rekreasi, serta Makanan, Minuman dan Tembakau.

Sebagai perbandingan, IPR Februari 2025 berada di level 218,5 poin, yang secara tahunan bertumbuh 2% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Januari 2025 sebesar 0,5% (yoy). Secara bulanan, penjualan eceran pada bulan ini tumbuh sebesar 3,3% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang anjlok sebesar -4,7% (mtm).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar