c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

29 Agustus 2024

19:49 WIB

Hasil RUPSLB: Bank BTPN Ganti Nama Jadi Bank SMBC Indonesia

Transformasi merek menjadi Bank SMBC Indonesia yang disetujui oleh RUPSLB ini mencerminkan sinergi yang lebih kuat antara Bank BTPN dengan induk usaha.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Hasil RUPSLB: Bank BTPN Ganti Nama Jadi Bank SMBC Indonesia</p>
<p id="isPasted">Hasil RUPSLB: Bank BTPN Ganti Nama Jadi Bank SMBC Indonesia</p>

Foto udara gedung Bank BTPN di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (7/8/2022). Shutterstock/Esa Hartadi

JAKARTA – PT Bank BTPN Tbk secara resmi mengganti namanya menjadi PT Bank SMBC Indonesia Tbk. Kebijakan itu diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis (29/8).

Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar mengatakan langkah ini menandai transformasi Bank BTPN untuk merespons dinamika pasar dan portofolio yang terus berkembang.

"Kami harap Bank BTPN dapat memperkuat posisi di pasar domestik dan menegaskan relevansi Perseroan bagi segmentasi yang lebih luas melalui layanan keuangan yang komprehensif dan inovatif di seluruh lini bisnis,” ujar Henoch dalam keterangan resmi, Kamis (29/8).

Menurutnya, transformasi merek yang disetujui oleh RUPSLB ini mencerminkan sinergi yang lebih kuat antara Bank BTPN dengan induk usaha.

Sebelumnya, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk telah merger dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia pada 2019. Langkah ini juga menegaskan identitas Bank BTPN sebagai bank universal yang menawarkan layanan terbaik bagi nasabah.

Meski terdapat transformasi merek, kata Henoch, Bank BTPN dan pemegang sahamnya tetap berkomitmen untuk berkontribusi terhadap kemajuan perekonomian Indonesia melalui beragam inisiatif-inisiatifnya.

Mulai dari pengembangan potensi bisnis dan mempertahankan pembiayaan pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta ekonomi berkelanjutan, peningkatan kapabilitas digital lewat Jenius, serta program Daya untuk meningkatkan kapabilitas nasabah dan masyarakat luas.

Baca Juga: Bank BTPN dan Syailendra Capital Kolaborasi Hadirkan Reksa Dana

Hingga Juni 2024, Bank BTPN mencatatkan penyaluran pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp16,33 triliun, termasuk dalam bentuk pinjaman hijau dan pinjaman untuk UMKM.

Sementara di Jenius, penyaluran kredit tumbuh 134% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp3,1 triliun dan pengelolaan dana pihak ketiga (DPK) naik 10% yoy menjadi Rp27,2 triliun.

Bank BTPN juga berhasil menjangkau lebih dari 6,3 juta penerima manfaat melalui 4.905 aktivitas dari program Daya.

Dengan pencapaian tersebut, Bank BTPN mencatatkan kinerja yang positif sepanjang Semester I/2024. Tercatat, aset Bank BTPN meningkat 22% yoy menjadi Rp235,8 triliun, penyaluran kredit tumbuh 19% yoy menjadi Rp176,2 triliun, dan pendapatan bunga bersih naik 17% menjadi hampir Rp7 triliun.

Kendati demikian, laba bersih Bank BTPN setelah pajak (konsolidasi) yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada akhir Juni 2024 turun 15% yoy menjadi Rp1,24 triliun. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya mencapai Rp1,46 triliun.

Penurunan laba bersih ini terjadi karena peningkatan biaya kredit sebesar 46% yoy, atau sebesar Rp540 miliar, pascaakuisisi OTO Group.

Penurunan laba bersih juga terjadi akibat kenaikan 26% yoy di biaya operasional menjadi Rp4,6 triliun, sejalan dengan pertumbuhan volume usaha dan inisiatif-inisiatif yang Bank BTPN sedang kerjakan.

Bank BTPN optimistis untuk melanjutkan pencapaian tersebut dan menegaskan produk dana layanan bank akan tetap sama dengan adanya transformasi merek.

“Bank BTPN tetap berkomitmen untuk terus beradaptasi dan berinovasi untuk memberikan produk dan layanan terbaik, serta mengedepankan kemudahan proses pelayanan dan meningkatkan kenyamanan nasabah dalam bertransaksi, untuk menciptakan kehidupan yang lebih berarti bagi seluruh nasabah kami,” tutur Henoch.

Baca Juga: Dukung Pencapaian NZE, BTPN Luncurkan ESG Deposit

Komisaris Independen Baru
UPSLB juga menyetujui penunjukkan Marita Alisjahbana sebagai Komisaris Independen Bank BTPN untuk memperkuat pengawasan di bidang manajemen risiko dan praktik tata kelola Perseroan.

Marita Alisjahbana adalah salah satu ahli manajemen risiko senior yang telah berpengalaman selama lebih dari 30 tahun di dunia perbankan dan jabatan terakhirnya adalah sebagai Direktur Risiko Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority.

“Pengangkatan Marita Alisjahbana sejalan dengan komitmen Bank BTPN untuk selalu mematuhi standar dan kebijakan yang berlaku serta memenuhi ekspektasi pemangku kepentingan dan nasabah,” tutup Henoch.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar