c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

29 September 2025

08:07 WIB

Harga Minyak Turun Usai Sinyal OPEC+ Naikkan Produksi Lagi Di November

Sinyal OPEC+ akan menaikkan produksi menambah kekhawatiran pasar soal kelebihan pasokan dan menekan harga minyak mentah.

Penulis: Fin Harini

<p id="isPasted">Harga Minyak Turun Usai Sinyal OPEC+ Naikkan Produksi Lagi Di November</p>
<p id="isPasted">Harga Minyak Turun Usai Sinyal OPEC+ Naikkan Produksi Lagi Di November</p>

Ilustrasi harga minyak dunia. Dok Envato

SINGAPURA - Harga minyak mentah atau crude oil turun di awal pekan karena ekspektasi OPEC+ akan kembali menaikkan produksi pada bulan November memperburuk kekhawatiran akan kelebihan pasokan.

Dikutip dari Bloomberg, harga minyak Brent untuk pengiriman November turun 1% menjadi US$69,46 per barel pada pukul 07.29 pagi waktu Singapura.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November turun 1,0% menjadi US$65,04 per barel.

Brent sempat naik 5,2% minggu lalu, sementara WTI diperdagangkan sekitar US$65. OPEC+, aliansi produsen minyak yang dipimpin oleh Arab Saudi sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan produksi setidaknya sebesar kenaikan 137.000 barel per hari yang dijadwalkan bulan depan, menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut.

Baca Juga: Harga Minyak Stabil Setelah Penurunan Bulanan Akibat Kelebihan Pasokan Dan Geopolitik

OPEC+ yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya sedang menjalankan strategi untuk merebut kembali pangsa pasar. 

Alih-alih berperan seperti biasa dalam mengelola harga, OPEC+ justru mengembalikan lapisan tambahan produksi yang menganggur. Namun, harga minyak bertahan cukup baik, didukung oleh pembelian yang kuat dari Tiongkok.

Sementara itu, Badan Energi Internasional (IEA) memproyeksikan kelebihan pasokan akan mencapai rekor pada tahun 2026 karena OPEC+ terus meningkatkan kembali produksi seiring kenaikan pasokan dari negara-negara pesaingnya. 

Goldman Sachs Group Inc. memperkirakan harga Brent turun ke pertengahan US$50-an per barel tahun depan, meskipun ada penimbunan minyak mentah dari China.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar