c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

19 Agustus 2025

08:06 WIB

Harga Minyak Mentah Stabil, Pasar Tunggu Gencatan Senjata Rusia-Ukraina

Harga minyak mentah (crude oil) telah turun lebih dari 10% tahun ini karena kekhawatiran tentang dampak kebijakan perdagangan AS dan prospek kelebihan pasokan.

Penulis: Fin Harini

<p>Harga Minyak Mentah Stabil, Pasar Tunggu Gencatan Senjata Rusia-Ukraina</p>
<p>Harga Minyak Mentah Stabil, Pasar Tunggu Gencatan Senjata Rusia-Ukraina</p>

Pekerja Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) memeriksa fasilitas produksi anjungan lepas pantai Sepinggan Field Daerah Operasi Bagian Sharga elatan (DOBS), Kalimantan Timur, Senin (25/3/2024). AntaraFoto/Hafidz Mubarak A

SINGAPURA - Harga minyak mentah (crude oil) stabil seiring para pedagang mempertimbangkan prospek gencatan senjata di Ukraina di tengah upaya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendorong pertemuan puncak antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy setelah serangkaian perundingan tingkat tinggi.

Dilansir dari Bloomberg, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober tak banyak berubah di level US$66,51 per barel pada pukul 08.05 pagi waktu Singapura. Brent sempat naik 1,1% pada sesi sebelumnya. Harga minyak mentah WTI untuk pengiriman September stabil di level US$63,31 per barel.

Trump menelepon Presiden Rusia dan mendesaknya untuk mulai merencanakan pertemuan empat mata dengan Zelenskiy setelah berdiskusi dengan pemimpin Ukraina tersebut pada hari Senin di Gedung Putih.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Susut Usai KTT AS-Rusia

Perundingan antara Trump dan Zelenskiy tampaknya merupakan pembalikan nasib bagi Kyiv hanya beberapa hari setelah presiden AS bertemu Putin di Alaska dan mengatakan bahwa tanggung jawab untuk mengakhiri konflik berada di tangan Ukraina. 

Trump juga mengusulkan pertemuan trilateral setelah pertemuan puncak empat mata tersebut.

Perundingan untuk mengakhiri perang telah meningkat baru-baru ini dengan pertemuan antara Putin dan Trump pada hari Jumat (15/8), diikuti oleh diskusi dengan Zelenskiy dan para pemimpin Eropa pada hari Senin (18/8).

Hal ini menimbulkan ketidakpastian di pasar. Harga minyak telah turun lebih dari 10% tahun ini karena kekhawatiran tentang dampak kebijakan perdagangan AS dan prospek kelebihan pasokan seiring OPEC+ yang kembali meningkatkan produksi.

"Minyak mentah mungkin akan berada dalam pola bertahan," kata Vandana Hari, pendiri firma analisis pasar minyak Vanda Insights di Singapura. "Jalan menuju penyelesaian konflik telah terbuka, tetapi bisa jadi masih panjang."

Baca Juga: Rerata Harga Minyak RI Naik, Imbas Ketegangan Di Timur Tengah

Meskipun telah ada diplomasi, serangan dari kedua belah pihak terus berlanjut. Ukraina mengatakan telah melancarkan serangan baru terhadap sistem pipa minyak Druzhba Rusia pada hari Senin, yang menghentikan jalur pipa yang penting untuk pasokan minyak mentah ke beberapa wilayah Eropa Tengah.

Pertemuan Putin-Zelenskiy kemungkinan akan berlangsung dalam dua minggu, ujar Kanselir Jerman Friedrich Merz setelah pertemuan di Gedung Putih. Pemimpin Ukraina tersebut mengatakan bahwa ini adalah pertemuan terbaiknya dengan Trump sejauh ini.

Di pasar minyak, investor mengamati bagaimana langkah-langkah gencatan senjata akan memengaruhi sanksi terkait minyak Rusia. Trump baru-baru ini meningkatkan sanksi ekonomi terhadap India karena membeli minyak mentah Rusia, meskipun presiden AS telah menyelamatkan Tiongkok—pembeli terbesar secara keseluruhan—dari apa yang disebut sanksi sekunder.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar