c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

17 September 2024

10:16 WIB

Harga Minyak Mentah Lanjut Menguat Karena Badai Francine

Kedua kontrak harga minyak mentah ditutup lebih tinggi pada sesi sebelumnya karena dampak Badai Francine terhadap produksi di Teluk Meksiko AS menekan kekhawatiran permintaan China.

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Harga Minyak Mentah Lanjut Menguat Karena Badai Francine</p>
<p id="isPasted">Harga Minyak Mentah Lanjut Menguat Karena Badai Francine</p>

Pekerja Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) memeriksa fasilitas produksi anjungan lepas pantai Sepinggan Field Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS), Kalimantan Timur, Senin (25/3/2024). Antara Foto/Hafidz Mubarak A

SINGAPURA - Harga minyak mentah atau crude oil melanjutkan kenaikannya pada Selasa (17/9) karena pasar mengamati kekhawatiran produksi Amerika Serikat (AS) pasca Badai Francine dan ekspektasi penurunan stok minyak mentah negara tersebut.

Dikutp dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent untuk bulan November naik 16 sen, atau 0,2% menjadi US$72,91 per barel pada pukul 01.20 GMT. Minyak mentah berjangka AS untuk bulan Oktober naik 34 sen, atau 0,5%, menjadi US$70,43 per barel.

Kedua kontrak ditutup lebih tinggi pada sesi sebelumnya karena dampak Badai Francine terhadap produksi di Teluk Meksiko AS menekan kekhawatiran permintaan China menjelang keputusan penurunan suku bunga Federal Reserve AS minggu ini, yang seharusnya terbukti positif bagi sentimen investor terhadap minyak.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Awal Pekan Rebound Setelah Pekan yang Brutal

Lebih dari 12% produksi minyak mentah dan 16% produksi gas alam di Teluk Meksiko AS sedang ditutup, menurut Biro Keamanan dan Penegakan Lingkungan AS (BSEE) pada hari Senin.

Pasar juga terus mencermati keputusan Federal Reserve AS mengenai penurunan suku bunga. Suku bunga yang lebih rendah akan mengurangi biaya pinjaman dan berpotensi meningkatkan permintaan minyak dengan mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga yang agresif meningkatkan sentimen di seluruh kompleks komoditas,” kata analis ANZ dalam sebuah catatan, seraya menambahkan gangguan pasokan yang sedang berlangsung juga mendukung pasar minyak.

Investor juga mengamati perkiraan penurunan persediaan minyak mentah AS, yang kemungkinan mencapai sekitar 200.000 barel dalam sepekan hingga 13 September, berdasarkan jajak pendapat Reuters.

Namun, pertumbuhan permintaan yang lebih rendah dari perkiraan di China, importir minyak mentah terbesar di dunia, telah membatasi kenaikan harga. Produksi kilang minyak China turun untuk bulan kelima pada bulan Agustus di tengah menurunnya permintaan bahan bakar dan lemahnya margin ekspor, data pemerintah menunjukkan pada hari Sabtu.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Melemah Dipicu Kekhawatiran Resesi

Sebelumnya, dikutip dari Mint, harga minyak mentah naik sekitar 2% pada Senin (16/9), didorong gangguan Badai Francine yang sedang berlangsung terhadap infrastruktur minyak Teluk AS, yang mengimbangi kekhawatiran yang terus-menerus terhadap permintaan menyusul data baru dari China. Investor juga mengantisipasi potensi penurunan suku bunga AS pada akhir pekan ini.

Pada pukul 13.15 GMT, minyak mentah berjangka Brent untuk bulan November naik US$1,40, atau 1,96%, mencapai US$73,01 per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka AS untuk bulan Oktober naik US$1,60, atau 2,33%, menjadi US$70,25 per barel.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar