c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

07 Oktober 2025

11:25 WIB

Harga Emas Bergerak Dekati US$4.000 Akibat Shutdown AS dan Krisis Prancis

Shutdown pemerintah AS dan krisis politik di Prancis menambah ketidakpastian di pasar keuangan dan mendorong permintaan emas sebagai safe haven.

Penulis: Fin Harini

<p id="isPasted">Harga Emas Bergerak Dekati US$4.000 Akibat <em>Shutdown</em> AS dan Krisis Prancis</p>
<p id="isPasted">Harga Emas Bergerak Dekati US$4.000 Akibat <em>Shutdown</em> AS dan Krisis Prancis</p>

Pramuniaga menunjukkan emas batangan Aneka Tambang (Antam) di sebuah gerai emas di Pasar Sumur Batu, Jakarta, Kamis (18/4/2024). Antara Foto/M Risyal Hidayat

SINGAPURA – Harga emas mencapai rekor baru — mendekati US$4.000 per ounce — karena shutdown pemerintah AS dan krisis politik di Prancis menambah ketidakpastian di pasar keuangan.

Dilansir dari Bloomberg, harga emas batangan naik menjadi US$3.977,44 per ounce pada Selasa (7/10), setelah melonjak 1,9% pada hari Senin (6/10). Harga emas spot sedikit berubah di US$3.963,95 per ounce pada pukul 10.27 pagi di Singapura, dengan harga berada di jalur untuk kenaikan tahunan terbesar sejak 1979.

Penghentian operasional federal yang kini memasuki minggu kedua telah membuat investor kehilangan data penting yang dibutuhkan untuk mengukur kesehatan ekonomi AS, sementara Federal Reserve kesulitan menilai perubahan kondisi. Para pedagang masih memperkirakan penurunan suku bunga seperempat poin bulan ini, yang menguntungkan emas karena tidak memberikan bunga.

Di Prancis, Sebastien Lecornu mengundurkan diri sebagai perdana menteri setelah gagal mencapai konsensus mengenai pengeluaran anggaran dengan partai-partai politik. Kebuntuan ini menggagalkan upaya untuk mengendalikan defisit fiskal terbesar di kawasan euro. Sementara itu, hampir pasti terpilihnya Sanae Takaichi sebagai perdana menteri Jepang berikutnya juga mengguncang pasar keuangan.

Pergolakan politik di Prancis dan Jepang menambah kekhawatiran fiskal dan berkontribusi pada reli emas, ujar Nicky Shiels, kepala riset dan strategi logam di MKS PAMP SA, dalam sebuah laporan.

"Kombinasi arus masuk ritel (terutama di Eropa dan Jepang) dan institusional telah mendorong lonjakan terbaru ini,” ujarnya.

Baca Juga: Harga Emas Antam 7 Oktober 2025 Melonjak Rp34.000/Gram, Sentuh ATH

Presiden AS Donald Trump telah menyiapkan skenario untuk lonjakan harga emas sekitar 50% tahun ini, karena langkah agresifnya untuk merombak perdagangan global dan geopolitik telah mendorong pergerakan menuju aset aman dan menjauh dari dolar.

Bank sentral dan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) terus memburu emas. Harga emas telah menguat didukung pemangkasan suku bunga The Fed, dan prospek pemangkasan suku bunga lebih lanjut.

“Level yang tinggi ini menyoroti peran strategis emas yang semakin besar sebagai komponen struktural dalam portofolio yang terdiversifikasi,” kata Ahmad Assiri, ahli strategi di Pepperstone Group Ltd. Emas menjadi “tempat berlindung terbaik” jika kekhawatiran tentang pasar ekuitas yang terlalu panas meningkat, tambahnya.

Mencerminkan sentimen positif tersebut, Goldman Sachs Group Inc. — yang telah lama optimis terhadap emas — menaikkan proyeksi harganya untuk Desember 2026 menjadi US$4.900 per ounce, naik dari US$4.300, kata para analis dalam sebuah catatan, mengutip arus masuk ETF dan pembelian oleh bank sentral.

Harga Emas Bisa Menguat Tajam 
Sebelumnya, PT Hartadinata Abadi Tbk, melalui HRTA Gold Insights, memperkirakan harga emas berpotensi kembali terdorong ke level yang lebih tinggi apabila Federal Reserve (The Fed) dan Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk melanjutkan penurunan suku bunga.

Direktur Investor Relations HRTA Thendra Crisnanda, di Jakarta, Senin (10/6), menilai tren pasar emas akan terus memberi peluang bagi investor dan konsumen.

"Kebijakan moneter global, pelemahan mata uang, dan tingginya pembelian emas oleh bank sentral menjadi katalis utama. Di sisi domestik, pelemahan rupiah semakin memperkuat peran emas sebagai aset lindung nilai, sehingga kami melihat momentum pertumbuhan yang kuat hingga akhir tahun," kata Thendra, dikutip dari Antara.

HRTA melihat pasar akan menantikan sejumlah agenda penting. Pertemuan The Fed pada akhir Oktober atau awal November berpotensi membuka ruang penurunan suku bunga lebih lanjut apabila data ekonomi Amerika Serikat (AS) masih menunjukkan perlambatan.

Sementara itu, BI juga akan menggelar rapat pertengahan Oktober dengan opsi menjaga stabilitas rupiah sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sebagai informasi, harga emas dunia hingga September 2025 kembali mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan menembus lebih dari US$3.800 per troy ounce. Rata-rata harga emas pada September 2025 berada di level US$3.663 per troy ounce atau setara Rp1.945.864 per gram.

Baca Juga: Bank Indonesia Bantah Jual Emas Capai 11 Ton

Dibandingkan tahun lalu, harga emas dalam dolar AS meningkat 39,31%, sementara dalam rupiah melonjak lebih tinggi hingga 51,69% yoy akibat pelemahan kurs. Secara bulanan, harga emas lokal pada September telah meningkat sebesar 10,42% month to month (mom).

Kenaikan tajam harga emas ini, catat HRTA, dipicu oleh sejumlah faktor global. Kebijakan The Fed yang lebih dovish dengan penurunan suku bunga 25 bps, pelemahan dolar AS di sebagian besar negara, serta tensi geopolitik dan perang dagang yang berkelanjutan mendorong investor global memilih emas sebagai aset lindung nilai.

Di sisi lain, bank sentral dunia pun terus meningkatkan cadangan emas dengan pembelian lebih dari 1.000 ton per tahun sejak 2022.

Dari dalam negeri, BI turut memangkas suku bunga 25 bps menjadi 4,75% pada September yang semakin memperkuat daya tarik emas.

Namun, langkah ini juga menekan rupiah yang sempat melemah hingga Rp16.970 per dolar AS dan rata-rata bergerak di level Rp16.500-16.600 per dolar AS sepanjang bulan. Kondisi tersebut membuat permintaan emas domestik meningkat signifikan.

Data World Gold Council mencatat, permintaan emas di Indonesia pada paruh pertama 2025 tumbuh 20,87% yoy menjadi 21,2 ton, didominasi permintaan emas batangan.

HRTA sendiri berhasil mencatat penjualan 8,1 ton emas batangan pada periode yang sama, melonjak 76,86% dari tahun sebelumnya.

“Momentum harga emas dunia menjadi pengingat bahwa emas adalah aset yang paling tahan terhadap gejolak global,” kata Direktur Utama HRTA Sandra Sunanto.

Sandra menambahkan, hal ini memperkuat visi bahwa emas tidak hanya berfungsi sebagai instrumen lindung nilai, tetapi juga bagian dari perencanaan keuangan jangka panjang keluarga Indonesia.

Adapun per 6 Oktober 2025 pukul 08.41 WIB, harga HRTA Gold tercatat sebesar Rp2.217.000 per gram.

“Melalui produk HRTA Gold, kami ingin emas hadir bukan sekadar simbol kemewahan, melainkan aset yang inklusif, relevan dengan gaya hidup, sekaligus menjadi warisan bernilai bagi generasi berikutnya,” kata Sandra.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar