23 Mei 2022
11:20 WIB
Penulis: Fitriana Monica Sari,
Editor: Dian Kusumo Hapsari
JAKARTA – Harga emas Antam pada Senin (23/5) tidak begerak atau masih menetap di posisi Rp984.000/gram. Senada, harga buyback atau pembelian kembali stabil di angka Rp870.000/gram.
Harga emas di situs Logam Mulia pada pekan lalu, tercatat menguat sebesar Rp17.000. Pada Senin (16/5), harga ditutup Rp967.000/gram, hingga Sabtu (21/5), emas Antam ditutup di posisi Rp984.000/gram.
Harga emas Antam sendiri sempat menyentuh titik tertinggi sepanjang masa pada level Rp1.065.000/gram pada Jumat (7/8/2020).
Di Pegadaian, pada Senin (23/5), harga emas Antam Rp1.023.000/gram, Antam Retro Rp974.000/gram.
Sementara itu, Antam Batik Rp1.179.000/gram dan emas cetakan UBS Rp979.000/gram.
Emas Antam yang stabil berbeda dengan emas global. Dilansir dari Reuters, harga emas menyentuh level tertinggi lebih dari satu pekan pada Senin (23/5). Karena, pelemahan dolar mendukung logam kuning yang dibanderol dalam greenback, meski lonjakan imbal hasil US Treasury AS membatasi kenaikannya.
Harga emas di pasar spot naik 0,2% menjadi US$1.848,96 per ounce, pada 0201 waktu greenwich, level tertinggi sejak 12 Mei. Sementara, emas berjangka Amerika Serikat menguat 0,4% menjadi US$1.847,90 per ounce.
"Juri masih belum mengetahui apakah emas telah melewati badai dalam jangka menengah, atau hanya reli sebagai tanggapan terhadap kemunduran berkelanjutan oleh dolar AS," kata analis senior OANDA, Jeffrey Halley.
Dolar memulai pekan ini dengan lesu, menyusul kerugian mingguan pertama dalam hampir dua bulan, karena investor memangkas spekulasi pada lebih banyak keuntungan dolar dari kenaikan suku bunga Amerika dan berharap bahwa pelonggaran penguncian atau lockdown di China dapat membantu pertumbuhan global.
Dolar yang lebih lemah membuat emas batangan lebih menarik bagi pembeli di luar negeri.
"Sebelum berbalik bullish secara struktural, saya perlu melihat emas mempertahankan kenaikannya baru-baru ini dalam menghadapi penguatan dolar, dan bukan pelemahan dolar," kata Halley.
Namun, imbal hasil US Treasury 10-tahun menguat, membatasi permintaan emas yang tidak memberikan bunga.
Presiden Federal Reserve Bank St Louis, James Bullard menegaskan kembali pandangannya pekan lalu bahwa bank sentral AS harus menaikkan suku bunga menjadi 3,5% tahun ini untuk mengendalikan lonjakan inflasi dengan lebih cepat.
Emas, dipandang sebagai penyimpan nilai yang aman selama masa krisis ekonomi, cenderung menjadi kurang menarik bagi investor ketika suku bunga AS dinaikkan karena tidak menghasilkan imbal hasil.
SPDR Gold Trust, ETF Emas terbesar di dunia, mengatakan kepemilikannya naik 0,69% menjadi 1.063,43 ton pada sesi Jumat dari 1.056,18 ton, sehari sebelumnya.
Harga logam mulia lainnya, perak di pasar spot menguat 0,4% menjadi US$21,84 per ounce, platinum bertambah 0,3% menjadi US$958,10, dan paladium meningkat 0,7% menjadi US$1.978,45