c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

09 September 2022

21:00 WIB

Gurihnya Bisnis Siomay Ayam dan Kakap

Siomay Mami tersedia dalam berbagai varian, seperti siomay rawit, siomay keju, hingga siomay sosis. Siomay pun ditawarkan dalam bentuk frozen, hampers, dan tampah

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Dian Kusumo Hapsari

Gurihnya Bisnis Siomay Ayam dan Kakap
Gurihnya Bisnis Siomay Ayam dan Kakap
Siomay Mami. Sumber: instagram/siomay.mami

JAKARTA – Siapa yang tidak mengenal siomay? Rasanya, lebih banyak orang yang suka dengan siomay ketimbang yang tidak menyukainya.

Siomay sendiri sejatinya merupakan salah satu jenis dimsum. Rasanya yang gurih dan tekstur nan lembut menjadi daya tariknya. Apalagi, jika dimakan hangat dengan cocolan bumbu kacang, kecap, dan saus. Hhhmm lezat.

Di Indonesia, siomay dapat mudah ditemui. Bahkan, siomay menjadi salah satu jajanan pinggir jalan yang populer. Makanan yang berasal dari Mongolia Dalam ini, justru lebih dikenal sebagai makanan khas Jawa Barat, khususnya Kota Bandung.

Tak heran, kita akan dengan mudah menemukan pedagang memberikan label "Siomay Bandung" sebagai nama dagangan mereka di gerobak atau kedainya.

Nah, siomay yang dibuat dengan menggunakan bahan utama ikan tenggiri, mungkin sudah biasa. Kini, siomay nyatanya tak hanya bisa dibuat dengan daging ikan tenggiri.

Siomay Mami, begitu Asthri Marisha Sidharta (39) bersama dengan ibunda tercinta, Gwan Sidharta menamai usahanya. Mereka mencoba olahan selain tenggiri untuk bahan pembuatan siomay. Keduanya menggunakan olahan daging ayam dan ikan kakap. Selain menjadi pembeda, isian ayam dan kakap dianggap lebih premium.

"Kami menggunakan olahan daging ayam sama ikan kakap, dicampur. Biasanya kebanyakan memakai ikan tenggiri. Ikan tenggiri kan wanginya beda, jadi siomay kami aromanya tidak terlalu amis karena dicampur antara ayam dan ikan kakap," kata Asthri kepada Validnews, setengah berpromosi, Senin (12/9).

Tak hanya bahan utamanya saja yang berbeda, siomay milik Siomay Mami juga menawarkan ukuran yang lebih besar dibandingkan siomay pada umumnya. Selain itu, juga tersedia dalam berbagai varian, seperti siomay rawit, siomay keju, hingga siomay sosis. Siomay pun ditawarkan dalam bentuk frozen, hampers, dan tampah.

"Kami bisa dibilang jargonnya one stop siomay solution. Jadi, siomay kita bisa untuk snack box di kantor, bisa untuk gift, bisa untuk tampahan, bisa untuk frozen, bisa untuk oleh-oleh. Segala macam bentuknya kita bisa, kalau disesuaikan sama acaranya," ujar wanita lulusan Psikologi Universitas Indonesia (UI) tersebut.

Waktu berlalu, Siomay Mami pun terus berinovasi dengan produk baru. Inovasi yang dijalankan di antaranya siomay goreng, siomay colok (silok), otak-otak, dan keripik kentang ebi.

Kini, Asthri mampu menghasilkan omzet Rp200–300 juta per bulan hanya dari jualan siomay. Bahkan, ia juga sudah mempekerjakan beberapa pegawai di posisi berbeda. Di antaranya, di bagian dapur, kurir, admin, keuangan, dan ada yang mengurus semua.

"Posisinya kebanyakan di bagian dapur, sebesar 80%. Jadi, ada yang merangkap dapur sama bagian belanja, ada juga dapur sama kurir. Kalau yang keuangan dan admin masing-masing satu," jelasnya.

Dari Kantin Sekolahan
Lalu, dari mana usaha ini sejatinya bermula. Asthri bercerita, awalnya, pada tahun 1988, Gwan mendirikan kedai di kantin sekolah di bilangan Matraman, Jakarta Timur. Salah satu menu yang dijajakannya adalah siomay.

Sama seperti sekarang, siomay buatannya sudah memiliki ukuran yang besar dan menyerupai dimsum. Juga, terbuat dari olahan daging ayam dan ikan kakap. Bedanya, siomay Gwan dahulu belum memiliki merek.

Siomay racikan Gwan disukai oleh banyak orang dari berbagai usia. Tak hanya anak-anak sekolah yang membelinya, cita rasa siomay Gwan juga mampu memikat warga sekitar.

Kala itu, Gwan mampu mempekerjakan beberapa karyawan untuk membantunya. Bahkan, karyawan dibagi menjadi dua sif. Ada yang sif di kantin, ada pula yang shift di rumah.

Sayangnya, belum sempat meraup cuan lebih besar, usaha milik Gwan terpaksa harus gulung tikar. Usaha tersebut hanya mampu bertahan beberapa tahun saja. Biaya sewa yang cukup besar dan gaji karyawan yang tidak sedikit, jadi beberapa alasan.

Beberapa tahun vakum, Asthri yang sudah lulus kuliah, bekerja dan menikah terpikir untuk kembali menghidupkan usaha orang tuanya. Ia pun berbincang dengan sang ibundanya untuk mewujudkan idenya tersebut.

"Setelah aku menikah, terus pikir mau kerja lagi tidak ya. Terus mikir ini kayaknya siomay mami sayang kalau enggak dikembangin, terus ngobrol sama mami, gimana kalau kita kembangin. Soalnya ada saja yang pesan. Walau kami enggak ada merek tapi masih ada yang suka nyariin," tutur Asthri.

Bangkit Dari Mati Suri
Bermodal uang Rp10-15 juta, Asthri mewujudkan idenya. Modal sebesar itu digunakannya untuk membayar sejumlah keperluan. Mulai dari membayar desain logo untuk merek, modal motor kurir dengan boks, menambah karyawan, dan membeli freezer box.

Uang itu juga dipergunakan Asthri untuk membuat brosur sebagai salah satu media komunikasi dan taktik marketing. Maklum, pada 2009 dan 2010, perdagangan online belum terlalu berkembang.

Bisnis Siomay Mami pun reborn. Pelan tetapi pasti bisnis Siomay Mami terus berkembang. Memanfaatkan pelanggan setia dan promosi melalui metode dari mulut ke mulut, Siomay Mami terus kebanjiran order.

"Setelah itu berkembang pelan-pelan dari siomay satu varian, kita kembangin dua varian. Jadi, secara terus menerus. Kalau ada ide, kepikiran apa, kami coba bikin, lempar ke pasar,” terang Asthri.

Strategi yang dijalankan pun bisa dibilang cukup berhasil. Butir demi butir siomay yang dibanderol mulai dari harga Rp7.500 per butir untuk siomay original hingga Rp8.500 per butir untuk siomay keju laris dipesan. Belum lagi produk siomay beku dan sejumlah paketan yang dibuat. Asal tahu saja, dalam sebulan, 10-20 ribu butir Siomay Mami terjual.

Tak hanya kebanjiran orderan dari dalam negeri, Siomay Mami belakangan juga telah merambah ke pasar luar negeri. Salah satunya adalah Singapura, Eropa, dan Amerika.

"Kami pernah kirim siomay sampai Singapura. Kalau yang mereka bawa sendiri pernah sampai Eropa dan Amerika. Jadi memang mereka sengaja bawa ke sana," ucapnya.

Jatuh Bangun
Akan tetapi, bukan bisnis namanya, jika tak penuh tantangan. Asthri mengakui, jatuh bangun usaha sudah dirasakannya. Ia harus terus menyesuaikan bisnisnya dengan perkembangan zaman.

Dulu, sebelum ada aplikasi pesan antar makanan online seperti Gofood dan Grabfood, Asthri mengakali dengan mempekerjakan kurir sendiri. Namun setelah Gofood dan Grabfood menjadi tren, ia ikut beradaptasi dan memanfaatkan peluang tersebut.

Begitu pula dengan teknik marketing. Di kala belanja online masih belum terlalu digemari, Asthri memanfaatkan strategi marketing dari mulut ke mulut dan menggunakan brosur. Kemudian setelah tren belanja online melalui e-commerce, seperti Tokopedia menjadi kelaziman, Asthri turut meliriknya.

Asthri pun mengakui saingan di bisnis makanan terhitung banyak. Oleh karena itu, dia terus memutar otak untuk berinovasi dan melihat segala macam peluang.

Belum lagi, pandemi covid-19 menerpa. Dua tahun pandemi, betapa banyak pengusaha besar, menengah, maupun kecil terpaksa gulung tikar serta melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada para karyawannya. Untungnya, dengan sejumlah strategi, bisnis Siomay Mami mampu bertahan.

Salah satunya adalah dengan mengembangkan frozen food. Ia memanfaatkan peluang banyak orang yang butuh stok makanan cepat saji di tengah pagebluk.  

Di kala kasus pandemi kembali naik, Siomay Mami pun merilis produk hampers get well soon yang bisa diberikan kepada teman, rekan kerja, maupun keluarga yang sedang sakit. Siomay Mami juga meluncurkan hampers yang bisa diberikan saat Hari Raya, seperti Lebaran, Imlek, maupun Natal.

"Kadang-kadang omzet kita tinggi kalau lagi musim Hari Raya. Kalau lagi Lebaran, biasanya naik dua kali lipat dari normal omzetnya. Lebaran, Natal, atau Imlek, mereka suka pesan siomay untuk acara dan hampers juga," ungkapnya.

Ke depan, Asthri mengaku akan terus berinovasi membuat produk baru dan beradaptasi mengikuti tren. Ia yakin, bisnis makanan masih akan cerah ke depannya. Bahkan, untuk jangka panjang, ia berkeinginan untuk bisa membuka sebuah restoran.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar