c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

15 Januari 2024

20:00 WIB

GRP Ekspor Baja Struktur ke Kanada Senilai Rp31,1 Miliar

PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) mengekspor 1.500 MT baja struktur ke Kanada untuk pembangunan proyek Yukon Bridge. Ekspor senilai Rp31,1 miliar.

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

GRP Ekspor Baja Struktur ke Kanada Senilai Rp31,1 Miliar
GRP Ekspor Baja Struktur ke Kanada Senilai Rp31,1 Miliar
Staf Ahli Bidang Iklim Usaha dan Investasi Kemenperin, Doddy Rahadi bersama Presiden Direktur PT Gunung Raja Paksi Fedaus dalam pelepasan ekspor produk baja struktur produksi GRP. Dok. Kemenperin

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan pelaku industri besi baja, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) mengekspor 1.500 metrik ton (MT) baja struktur ke Kanada untuk pembangunan proyek Yukon Bridge.

Staf Ahli Bidang Iklim Usaha dan Investasi Kemenperin Doddy Rahadi menyebutkan nilai ekspor komoditas besi struktur tersebut mencapai US$2 juta atau setara Rp31,1 miliar. Sementara sepanjang 2023, dia menyampaikan GRP membukukan ekspor senilai US$25 miliar.

"Pada awal tahun 2024, perusahaan ini melakukan pelepasan ekspor baja struktur sebanyak 1500 Metric Tons ke Kanada, dengan nilai sekitar US$2 juta," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (15/1).

Doddy mengatakan ekspor dalam jumlah besar di awal 2024 seperti itu mencerminkan kualitas produk baja made in Indonesia diakui pasar global. Dia menilai capaian ekspor itu juga menunjukkan sektor industri baja RI memiliki daya saing tinggi.

"Sektor industri baja kita sudah memiliki daya saing yang sangat tinggi dibandingkan dengan produk serupa dari negara-negara lain, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik serta bisa bersaing secara global," imbuhnya.

Baca Juga: Dobrak Pasar, Industri Baja Pasok Kebutuhan Produsen AS

Doddy menjelaskan industri baja merupakan sektor penting guna mengembangkan sektor industri lainnya. Di antaranya, sektor usaha konstruksi, alat transportasi, energi, alat pertahanan, infrastruktur, termasuk juga proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara di Indonesia.

Oleh karena itu, secara keseluruhan, Kemenperin membidik peningkatan kinerja sektor industri logam dasar. Salah satunya upayanya, yakni inovasi, penggunaan teknologi terkini seiring adanya perkembangan industri 4.0, serta menciptakan diversifikasi produk sesuai kebutuhan pasar.

Doddy menuturkan dalam mengembangkan industri logam dasar nasional, Kemenperin menerapkan berbagai kebijakan strategis. Contohnya, optimalisasi pengendalian impor, penerapan TKDN, verifikasi kemampuan industri baja nasional, promosi investasi produk baja, pengenaan tarif maupun tindakan non-tarif, penerapan SNI, serta pemberian fasilitas fiskal dan nonfiskal.

"Kami juga mendukung transformasi industri baja nasional menjadi industri hijau. Kami mengapresiasi komitmen GRP untuk mendukung dekarbonisasi melalui peluncuran Net Zero Roadmap, sesuai dengan target kami untuk mencapai target NZE pada tahun 2050 di sektor industri," kata Sahli Agus Gumiwang itu.

Dia menjelaskan industri logam dasar, termasuk besi baja, merupakan salah satu subsektor manufaktur yang tetap memiliki kinerja yang baik meski ada perlambatan ekonomi global.

"Apalagi, industri logam dasar dikenal sebagai mother of industry, yang selama ini telah berperan penting memacu pertumbuhan ekonomi nasional," kata Doddy.

Baca Juga: Krakatau Steel Ekspor 30 Ribu Metrik Ton Baja ke Italia

Kemenperin mencatat, pada Q3/2023, industri logam dasar tumbuh double digit sebesar 10,86% (yoy). Capaian ini, sambung Doddy, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,94% dan kinerja industri pengolahan nonmigas yang tumbuh di angka 5,02%.

"Pertumbuhan industri pengolahan nonmigas, khususnya sektor logam dasar ditopang oleh tingginya demand, di mana performa positif dari sektor industri logam dasar tersebut didukung oleh peningkatan permintaan pasar khususnya ekspor," papar Doddy.

Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Gunung Raja Paksi Fedaus menyampaikan produk baja struktural yang diekspor itu menjadi salah satu material untuk pembangunan proyek Yukon Bridge di Kanada.

Dia menjelaskan baja struktural yang diekspor tersebut memiliki label Weather Resistance Grade. Produk itu mengandung penambahan nikel untuk ketahanan korosi, sehingga menjadikannya pilihan ideal untuk konstruksi jembatan dalam cuaca ekstrem.

"Perusahaan berkomitmen untuk terus berinovasi, menjaga standar kualitas tinggi, dan memainkan peran penting dalam membentuk citra positif Indonesia di dunia industri," ujar Fedaus. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar