c

Selamat

Kamis, 18 April 2024

EKONOMI

13 Oktober 2022

12:20 WIB

Gita Wirjawan Beberkan Perekonomian Asia Tenggara 30 Tahun Terakhir

Ia menegaskan bahwa investasi pendidikan di Asia Tenggara masih sangat perlu ditingkatkan seperti yang sudah dilakukan oleh Tiongkok serta negara lainnya.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Dian Kusumo Hapsari

Gita Wirjawan Beberkan Perekonomian Asia Tenggara 30 Tahun Terakhir
Gita Wirjawan Beberkan Perekonomian Asia Tenggara 30 Tahun Terakhir
Foto pemandangan gedung bertingkat di Jakarta, Jumat (10/12/2021). ANTARAFOTO/Galih Pradipta
JAKARTA - Mantan Menteri Perdagangan Republik Indonesia periode 2011-2014, Gita Wirjawan memaparkan tentang perekonomian Asia Tenggara dalam tiga puluh tahun terakhir yang memiliki pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product) per kapita per orang hanya naik tiga kali lipat.

"Kalau kita bandingkan dengan Tiongkok untuk periode yang sama, PDB per orang itu peningkatannya 9-10 kali lipat dan ini tentunya berdasarkan beberapa atribut atau variabel, yang pertama adalah kurangnya investasi yang dilakukan di prasarana atau infrastruktur, baik itu lunak atau non lunak," katanya dalam agenda CX Summit, Rabu (12/10).

Ia menegaskan bahwa investasi pendidikan di Asia Tenggara masih sangat perlu ditingkatkan seperti yang sudah dilakukan oleh Tiongkok serta negara lainnya. Selain faktor pendidikan Gita juga menjelaskan terkait entrepreneurship di Asia Tenggara dalam konteks pen set up an lisensi bisnis.
 
"Perseribu orang itu hanya 0,3 tapi secara rata rata peng set up an bisnis di Asia Tenggara itu hanya 0,3 lisensi perseribu orang. Dibandingkan Tiongkok itu 8-9 lisensi bisnis per seribu orang, nah dari situ kita bisa melihat bahwasannya entrepreneurship di Asia Tenggara belum setinggi apa yang kita saksikan di Tiongkok," ujarnya.
 
Faktor selanjutnya menurut Gita adalah soal FDI atau Foreign direct investment. Menurutnya sejauh apa Indonesia bisa mendatangkan modal yang luar biasa juga mempengaruhi bagaimana ekonomi bisa berkembang. Ia menuturkan FDI merupakan kesempatan emas untuk Asia Tenggara mengingat modal yang dimiliki oleh negara maju itu melebihi US$100 triliun.
 
"Angka itu, kurang lebih 100 kali lipatnya PDB di Indonesia," tambahnya.
 
Ia menuturkan kapasitas negara di Asia Tenggara masih memiliki banyak variabel untuk menarik FDI. Di Singapura, ia menjelaskan dapat menarik FDI per tahun kurang lebih US$19.000 per orang. Dibandingkan negara lain seperti Thailand dan Filipina dan Indonesia, rata rata FDI yang didapat per orang hanya US$100 per tahun.
 
"Kita harus membidik dimana saja yang harus kita sikapi kedepan agar kita bisa melewati kemajuan yang sudah dialami oleh Tiongkok," imbuhnya.
 
Selain pandangannya terhadap perekonomian Asia Tenggara selama 30 tahun terakhir, Gita juga membeberkan terkait tresn disrupsi teknologi yang sudah diberdayakan di dalam tiga sektor. Pertama, Low Cost Carrier atau maskapai penerbangan bertarif rendah, menurutnya dengan pemberdayaan teknologi yang lebih efisien dan efektif itu sudah bisa menunjukkan produktivitas yang jauh lebih tinggi dibanding konvensional wisdom atau teknologi yang ada sebelum sebelumnya.
 
Kedua, sektor yang juga ikut terdisrupsi oleh teknologi yang dapat disaksikan dengan produktivitas yang jauh lebih tinggi adalah jasa keuangan.
 
"Kita sudah melihat bagaimana mudahnya sekarang untuk melakukan transaksi. Jasa keuangan dengan pemberdayaan teknologinya dalam beberapa tahun terakhir sudah sangat meningkat," jelasnya.
 
Ketiga, adalah marketplace. Gita menyebutkan Bukalapak sebagai salah satu contohnya, selain itu juga ada beberapa nama besar lainnya dimana transaksi di marketplace sudah menunjukan provisitas yang jauh lebih banyak, lebih besar dan lebih tinggi. 
 
"Saya melihat beberapa sektor lain yang belum terdisrupsi, belum ditempelkan dengan inovasi teknologi dan ini justru memberikan harapan dan optimisme bahwa apabila sektor sektor yang sudah di disrupsi tidak ada alasan asia tenggara khususnya Indonesia yang 44% dari PDB dari asia tenggara dan populasinya untuk tidak bisa melewati multiplikasi dalam 30 tahun terakhir," tandasnya.

KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar