22 Januari 2024
08:33 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Calon Wakil Presiden Nomor Urut 02 Gibran Rakabuming Raka memproyeksi 19 juta lapangan pekerjaan akan terbuka jika agenda hilirisasi dan transisi energi terus dikawal. Dari total peluang itu, sebanyak lima juta lapangan kerja masuk dalam kategori green jobs.
"Jika kita kawal, akan terbuka 19 juta lapangan pekerjaan untuk generasi muda dan kaum perempuan, lima juta di antaranya adalah green jobs," ungkapnya dalam Debat Keempat Calon Wakil Presiden 2024 dari Jakarta Convention Center, Minggu (21/1).
Green jobs sendiri bisa disebut juga sebagai pekerjaan yang ramah lingkungan. Lembar Fakta Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) mengungkapkan semakin banyak green jobs, maka peluang untuk menciptakan perekonomian rendah karbon dan berkelanjutan juga semakin besar.
Baca Juga: Hilirisasi Industri Produk Hasil Hutan, Begini Penjelasan Kemenperin
Sektor baru itu secara khusus mencakup pekerjaan yang bisa membantu perlindungan ekosistem dan biodiversitas, mengurangi energi, materi, dan konsumsi air lewat strategi efisiensi tinggi, dekarbonisasi perekonomian, hingga menekan segala bentuk limbah dan polusi.
"Ini (green jobs) peluang kerja di bidang kelestarian lingkungan, tren peluang kerja masa kini dan masa depan," imbuh Gibran.
Prakarsa green jobs sejatinya telah dibentuk sejak 2007 silam oleh ILO, Program Lingkungan PBB, serta Konfederasi Serikat Pekerja Internasional. Kemudian, Organisasi Pengusaha Internasional turut bergabung pada 2008.
Dalam Lembar Fakta ILO, bidang pekerjaan yang berpotensi menjawab masalah perubahan iklim dan masalah lingkungan antara lain pengolahan limbah dan daur ulang, transportasi umum, pertanian dan produksi pangan berkelanjutan, kehutanan berkelanjutan, pengelolaan manufaktur dan rantai pasokan, suplai dan efisiensi energi, hingga pelestarian biodiversitas dan ekosistem.
Di China, misalnya, terdapat profesional yang bergerak di bidang jasa pemulihan bangunan, serta teknisi sistem energi surya atau matahari. Kemudian di Indonesia, terdapat spesialis eksplorasi panas bumi dan pendaur ulang limbah. ILO juga mencatat green jobs di Thailand dalam bentuk pekerja restorasi lahan basah, di Filipina ada petani organik, hingga Vietnam yang memiliki penanam bakau dalam adaptasi iklim.
Besarnya peluang green jobs itu pun membuat Eks-Walikota Solo tersebut berkomitmen melanjutkan program hilirisasi sumber daya alam serta transisi energi yang sudah dijalankan Presiden Joko Widodo yang notabene merupakan ayahnya sendiri.
Baca Juga: Hilirisasi Sawit Di Indonesia Catatkan Kemajuan
Menurut Gibran, Indonesia punya sumber daya alam yang luar biasa besar, seperti cadangan nikel terbesar di dunia, dan timah dengan status nomor dua terbesar di dunia.
"Sehingga program hilirisasi ini harus dilanjutkan dan diperluas cakupannya. Tidak hanya tambang, tapi juga hilirisasi pertanian, maritim, dan hilirisasi digital. Intinya, kita tidak boleh lagi kirim barang mentah," katanya.
Untuk agenda transisi energi, dia akan mendorong lebih masif lagi soal pemanfaatan energi hijau seperti bioavtur, biodiesel, dan bioetanol. Pemerintah Indonesia sendiri telah mengimplementasikan biodiesel lewat B35 dan B40, implementasi bioavtur oleh PT Pertamina (Persero) melalui Sustainable Aviation Fuel (SAF), dan pemanfaatan etanol untuk Pertamax Green 95.
"Potensi energi baru dan terbarukan juga luar biasa, bisa mencakup 3.686 GW yang meliputi energi surya, angin, air, bioenergi, dan panas bumi. Karena itu, kerja sama pentahelix wajib untuk didorong," pungkas Gibran Rakabuming Raka.