c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

02 Oktober 2025

20:34 WIB

Genjot Produksi Padi, Penajam Paser Utara Tingkatkan Keasaman Tanah

Sebagian besar lahan pertanian di Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki keasaman tanah yang tinggi. Karenanya, tenaga ahli dari akademisi dilibatkan mencari solusi.

Editor: Rikando Somba

<p>Genjot Produksi Padi, Penajam Paser Utara Tingkatkan Keasaman Tanah</p>
<p>Genjot Produksi Padi, Penajam Paser Utara Tingkatkan Keasaman Tanah</p>

Ilustrasi buruh tani menanam padi di lahan pertanian. Antara Foto/Aloysius Jarot Nugroho

PENAJAM PASER UTARA- Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, melakukan upaya meningkatkan keasaman (kadar pH) lahan pertanian tanaman padi. Tujuannya, untuk mengoptimalkan produksi beras di kabupaten setempat. Pemerintah kabupaten melibatkan akademisi yang bergerak di sektor pertanian, seperti Institusi Pertanian Bogor (ITB) dan lainnya.

Sebagian besar lahan pertanian di Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki kadar asam yang tinggi. Karenanya, tenaga ahli dari akademisi dilibatkan untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut.

"Pemerintah kabupaten sedang merujuk beberapa pihak agar kadar pH lahan pertanian yang awalnya 3-4, naik menjadi 5 atau 6,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara Andi Trasodiharto ketika ditanya menyangkut produksi pertanian di Penajam, Kamis (2/10).

Pelibatan akademisi dinilai penting guna melakukan penelitian dan riset secara mendalam terkait kondisi lahan pertanian di kabupaten yang akrab dikenal Benuo Taka itu. "Dari hasil kajian itu diharapkan mampu menemukan solusi terbaik dalam menangani lahan asam," jelasnya.

Pemerintah Kabupaten Paser Utara berupaya mendorong peningkatan produktivitas padi di atas 3-4 ton dalam satu hektare lahan persawahan.

Lahan pertanian tanaman padi produktif tercatat 14.070 hektare, dalam satu tahun petani melakukan dua kali panen dan terdata pada 2024 hasil panen padi mencapai sekitar 50.672 ton gabah kering panen (GKP).

Dikutip dari Antara, panen padi pada musim tanam pertama 2025 mencapai 24.500 ton GKP, kata dia, dilakukan upaya untuk mengoptimalkan hasil panen petani meningkat.

Peringkat Kedua
Sedang Provinsi Kalimantan Timur sendiri  menduduki peringkat kedua nasional dalam Indeks Ketahanan Pangan (IKP) tahun 2025 dengan kategori Sangat Tahan (nilai 80,82).

Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji di Samarinda, Kamis, menegaskan, dengan predikat tersebut harus memacu Kaltim untuk segera berbenah dalam upaya mewujudkan kemandirian pangan pada 2026. 

Baca juga: Bupati PPU Minta Hak Warga Terkena Proyek IKN Cepat Beres

                   Beras Deflasi 0,13% di September, BPS Sebut Anomali Positif

Seno di sisi lain mengakui, meskipun Kaltim mendapat peringkat tinggi secara nasional, namun faktanya untuk memenuhi kebutuhan pangan di daerah masih tergantung dari wilayah lainnya.

"Indeks ketahanan pangan kita ini nomor 2 se-Indonesia, paling top. Tapi indeks ini adalah semu. Artinya, seolah-olah kita berjaya, seolah-olah kita hebat, namun pada kenyataannya kita sangat membutuhkan pasokan pangan dari luar," ujar Seno Aji saat memimpin rapat koordinasi Ketahanan Pangan bertema "Kaltim Menuju Swasembada Pangan" yang digelar di Ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim.

Seno, mengungkapkan kelemahan itu terbukti saat Kaltim sempat diuji dengan isu adanya beras oplosan di pasaran. "Kemarin kita sudah dicoba dengan adanya indikasi beras oplosan. Dalam waktu seminggu kita sudah kelabakan. Semuanya bingung, tidak ada beras di mana-mana. Nah, ini menunjukkan bahwa sebenarnya ketahanan pangan kita ini ringkih (rapuh), kita tidak sehat," tegasnya.

Untuk mengejar kemandirian pangan, Pemprov Kaltim telah serius mengembangkan kawasan sentra produksi terpadu, modern, dan berkelanjutan di beberapa lokasi prioritas. Di antaranya di Kabupaten Paser, Penajam Paser Utara (PPU), Kutai Kartanegara (Kukar), Mahakam Ulu, Kutai Barat (Kubar), dan Berau.

Upaya pemerintah dalam menggenjot produksi pangan mulai menunjukkan hasil signifikan. Kini, terjadi lonjakan produksi gabah kering Kaltim, dari sekitar 230 ribu ton per tahun menjadi 305 ribu ton per Agustus 2025. Dengan hasil tersebut, Wagub Seno memprediksi total produksi gabah kering Kaltim bisa mendekati 400 ribu ton hingga akhir tahun 2025.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar