c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

06 Mei 2025

15:59 WIB

Genjot Inklusi Keuangan, IFIS 2025 Resmi Digelar

IFIS 2025 bertujuan mendukung implementasi Asta Cita serta pencapaian target inklusi keuangan nasional sebesar 93% pada 2029.

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p id="isPasted">Genjot Inklusi Keuangan, IFIS 2025 Resmi Digelar</p>
<p id="isPasted">Genjot Inklusi Keuangan, IFIS 2025 Resmi Digelar</p>

Pembukaan Indonesia International Financial Inclusion Summit (IFIS) 2025 yang mengangkat tema "Financial Inclusion to Support Asta Cita"  di Jakarta, Selasa (6/5). ValidNewsID/Fitriana Monica Sari

JAKARTA - Tony Blair Institute yang didukung oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI), dan Gates Foundation secara resmi menyelenggarakan Indonesia International Financial Inclusion Summit (IFIS) 2025.

Tahun ini, IFIS mengangkat tema "Financial Inclusion to Support Asta Cita" atau “Inklusi Keuangan Untuk Mendukung Asta Cita.”

IFIS 2025 bertujuan mendukung implementasi Asta Cita serta pencapaian target inklusi keuangan nasional sebesar 93% pada 2029, sejalan dengan tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.

Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ali Murtopo Simbolon mengatakan acara ini merupakan wujud komitmen Indonesia untuk mempercepat inklusi keuangan.

Baca Juga: Makin Melek Finansial, Indeks Literasi Keuangan Pria Ungguli Perempuan 3,18%

"Hal ini mencerminkan komitmen bersama kita untuk mewujudkan akses keuangan yang inklusif bagi setiap Warga Negara Indonesia (WNI)," kata Ali dalam sambutannya di acara IFIS 2025 di Jakarta, Selasa (6/5).

Ali optimistis IFIS 2025 tidak hanya akan berfungsi sebagai forum dialog, tetapi juga sebagai batu loncatan untuk mempercepat Agenda Inklusi Keuangan Nasional.

"Kita perlu tindakan bersama. Kita di sini harus bersama-sama menciptakan solusi yang akan lebih dari sekadar memperluas kepemilikan akun," tegas dia.

Menurutnya, Indonesia memerlukan sistem yang dapat mengangkat keluarga keluar dari perangkap kemiskinan, memungkinkan orang tua untuk berinvestasi dalam pendidikan anak-anak mereka, dan membekali masyarakat dengan ketahanan terhadap guncangan ekonomi.

"Mari kita berjanji hari ini untuk menyelaraskan upaya kita dalam meningkatkan inklusi dan literasi keuangan, karena sistem keuangan yang inklusif bukan hanya tentang akses terhadap uang, tetapi juga tentang akses terhadap martabat, kesempatan, dan masa depan bangsa kita yang penuh," pungkasnya.

Baca Juga: SNLIK 2025: Indeks Literasi Keuangan 2025 66,46%, Inklusi Keuangan 80,51%

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara resmi merilis Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025. Hasilnya, indeks literasi keuangan dan indeks inklusi keuangan sama-sama meningkat.

Tercatat, indeks literasi keuangan pada 2025 sebesar 66,46% dan indeks inklusi keuangan pada 2025 adalah 80,51%.

"(Literasi) 65,43% di tahun 2024 menjadi meningkat 66,46% di tahun 2025. Sedangkan inklusi 75,02% tahun 2024 menjadi 80,51% di tahun 2025,” kata Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono dalam konferensi pers hasil SNLIK 2025, Jumat (2/5).

Sedangkan, berdasarkan metode cakupan DNKI (Dewan Nasional Keuangan Inklusif), indeks literasi keuangan nasional sebesar 66,64% dan indeks keuangan nasional sebesar 92,74%.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar