c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

30 April 2025

20:17 WIB

Gara-gara Trump, Sri Mulyani: Harga Barbie-Hot Wheels Bisa Meroket

Bendahara Negara mengungkap bahwa mainan boneka Barbie dan Hot Wheels merupakan item yang kerap diimpor oleh Amerika Serikat (AS).

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p id="isPasted">Gara-gara Trump, Sri Mulyani: Harga Barbie-Hot Wheels Bisa Meroket</p>
<p id="isPasted">Gara-gara Trump, Sri Mulyani: Harga Barbie-Hot Wheels Bisa Meroket</p>

Ilustrasi Boneka Barbie. Shutterstock/Vladimir Sukhachev

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, kebijakan tarif resiprokal Amerika (AS) yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump dapat berdampak langsung terhadap harga berbagai produk mainan. Tak terkecuali, Barbie dan Hot Wheels yang selama ini impor dari Indonesia.

Bendahara Negara mengungkap bahwa mainan boneka Barbie merupakan item yang kerap diimpor oleh Amerika Serikat (AS). Artinya, boneka Barbie merupakan salah satu produk ekspor unggulan Indonesia ke Negeri Paman Sam.

Topik itu dibicarakan ketika dirinya bertemu dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Scott Bessent saat pemerintah Indonesia melakukan negosiasi tarif resiprokal dari AS di Washington DC.

Baca Juga: Tembus US$383 Juta, Ekspor Mainan Indonesia Laku Di Global

“Barbie, boneka itu majority bikinan dari kita. Jadi waktu pertemuan dengan US Treasury (Kementerian Keuangan AS), muncul percakapan mengenai Barbie karena Amerika impor Barbie paling besar dan produsen terbesar memang dari Indonesia," ungkap Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita Edisi April 2025 di Jakarta, Rabu (30/4).

Tak hanya Barbie, dia menyebut, mainan lainnya yang juga berpotensi terdampak adalah Hot Wheels, salah satu jenama miniatur mobil. Lantaran, mainan mobil-mobilan Hot Wheels ternyata juga banyak diimpor oleh AS dari Indonesia.

Menurutnya, pemberlakuan tarif yang tinggi dari AS berpotensi menaikkan harga-harga mainan tersebut di pasar global, termasuk di AS sendiri, yang merupakan konsumen utama produk-produk tersebut.

“(Mainan) ini penting karena nanti mereka akan (merayakan) Christmas, Black Friday dan setiap nenek-nenek akan membeli hadiah untuk cucunya, ditaruh di pohon natalnya. Nah, dengan adanya retaliasi (tarif) ini, akan sangat mempengaruhi harga-harga mainan,” tuturnya.

Mengingat adanya tarif kebijakan dari Presiden AS, Sri Mulyani menekankan hal itu akan berdampak pada harga-harga mainan di AS. Khususnya, akan sangat terasa dampaknya kepada masyarakat miskin.

“Ini akan sangat mempengaruhi harga-harga mainan, selain yang mungkin dianggap strategis seperti chip atau EV, tapi ini mempengaruhi masyarakat jelata di sana,” ujar Menkeu.

Asal tahu saja, pabrik boneka Barbie terbesar di dunia saat ini berada di Cikarang, Jawa Barat, di bawah naungan PT Mattel Indonesia (PTMI).

Menariknya, pabrik tersebut mencetak lebih dari 85 juta boneka dan aksesoris Barbie pada 2021. Selain itu, PTMI juga memproduksi Hot Wheels, meskipun produksi utamanya berada di Malaysia.

Baca Juga: Standar Dan Seleksi Pembuatan Die-cast Mobil Hot Wheels

Jenama Sepatu Diproduksi di RI
Masih dalam kesempatan yang sama, Sri Mulyani pun turut menekankan pentingnya menjaga daya saing industri manufaktur Indonesia, khususnya sektor ekspor padat karya seperti mainan anak, pakaian jadi, dan alas kaki.

Pasalnya, dia memberikan contoh, produk-produk seperti jenama sepatu Converse, Adidas, dan Nike turut diproduksi di Indonesia.

Oleh karena itu, dia mengingatkan, apabila terdapat perubahan dalam rantai pasok, maka akan mempengaruhi lapangan kerja di Indonesia.

“Kita juga perlu untuk menjaga agar produksi eksportir kita yang kompetitif dan baik, termasuk sebetulnya dalam hal ini adalah pakaian jadi dan sepatu,” pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar