01 Agustus 2024
08:34 WIB
Gandeng Jepang, RI Bakal Sulap Kelapa Jadi Bioavtur
Indonesia bekerja sama dengan Jepang untuk membangun pabrik di Banyuasin, Sumatra Selatan untuk memproses kelapa menjadi Crude Coconut Oil (CCO) yang merupakan bahan baku bioavtur.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
Warga menjemur kopra di depan rumahnya di Pulau Pangalasiang, Donggala, Sulawesi Tengah, Minggu (9/6/2024). Sumber: AntaraFoto/Basri Marzuki
JAKARTA - Pemerintah dikabarkan telah menjalin kerja sama dengan Jepang untuk membangun pabrik Crude Coconut Oil (CCO) yang merupakan bahan baku bioavtur dari kelapa.
Hal itu diungkapkan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Dida Gardera. Dia mengatakan kerja sama dengan Negeri Sakura merupakan bagian dari kampanye hilirisasi perkebunan Indonesia.
"Kita harapkan perlu ada peremajaan dan segala macam, sambil kita lihat lagi untuk hilirisasi. Kemarin kita kerja sama dengan Jepang untuk bangun pabrik CCO sebagai bahan baku bioavtur dari kelapa," terangnya saat dihubungi Validnews, Rabu (31/7).
Baca Juga: Anak Buah Airlangga Dorong Kelapa Reject Jadi Bahan Bakar Pesawat
Dida menerangkan, nantinya proyek itu bakal menyasar kelapa-kelapa yang tak layak untuk dikonsumsi. Dengan begitu, tidak ada tumpang tindih kepentingan dengan program ketahanan pangan.
Pasalnya, ada sekitar 30% kelapa yang tidak layak konsumsi dalam satu pohon. Daripada terbuang begitu saja, pemerintah bakal mengolah kelapa-kelapa tersebut bakal menjadi CCO.
"Dalam satu pohon kelapa ada 30% tidak layak konsumsi, itu yang dijadikan bahan baku untuk bioavtur," kata dia.
Rencananya, pabrik CCO yang dibangun atas kerja sama dengan Jepang itu bakal berdiri di Banyuasin, Sumatera Selatan. Sinergi antarkedua negara itu dijelaskannya tak lepas dari peran Indonesia-Japan Bussines Network (IJB-Net).
IJB-Net sendiri merupakan inisiator terjalinnya kerja sama antara Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Green Power Development Corporation of Japan (GPDJ), dan PT ABE Indonesia Berjaya untuk mengembangkan bioenergi.
"Harapannya ini bisa berjalan baik dan semoga suatu saat pabrik bioavturnya bisa dibangun di kita (Indonesia)," tegas Dida Gardera.
Baca Juga: Menyisir Potensi Produk Hilir Kelapa Yang Masih Terabaikan
Pada kesempatan berbeda, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Eniya Listiani Dewi mengungkapkan pemerintah terus mendorong penggunaan bioetanol di dalam negeri.
Utamanya untuk sektor penerbangan, pemerintah tengah mengakselerasi pemanfaatan bioavtur. Roadmap penggunaan bioavtur itu pun ia jelaskan tengah disusun oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).
"Itu sudah dikeluarkan Kemenko Marves dan kita sedang memberi masukan. Jadi sekarang sedang konsensus juga di berbagai kementerian untuk memberikan masukan," ucap Eniya beberapa waktu lalu.