08 September 2022
14:02 WIB
Editor: Arief Rachman
Jakarta - Belum berusia sepekan setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar minyak (BBM), nelayan menjadi salah satu profesi yang merasakan dampak kenaikan harga solar.
"Saat ini pemerintah membuat keputusan dalam situasi yang sulit. Ini adalah pilihan terakhir pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM akan mengalami penyesuaian," ujar Presiden Joko Widodo dalam jumpa pers di Istana Merdeka, Sabtu (3/9/2022).
Dampak sulit kenaikan harga BBM dirasakan sejumlah nelayan di Kampung Nelayan Cilincing, Jakarta Utara. Mereka mengeluhkan harga Solar dari 7.500 per liter naik menjadi 8.500 per liter di warung eceran.
“Kalau harga Solar naik yang pasti jadi makin sulit, saya melaut sehari bisa habis 30 sampai 45 liter, itu dari pagi sampai sore, saya melaut mencari rajungan, untuk tangkapan tidak selalu banyak, kalau lagi sedikit hanya dapat 15 kg rajungan, 1 kg rajungan dijual Rp 20.000,” ujar Jono nelayan di Kampung Nelayan Cilincing, Jakarta Utara.
Sementara itu, para nelayan memilih membeli solar di warung eceran karena bisa hutang terlebih dahulu, mereka membayar tagihan solar jika sudah mendapat hasil jual tangkapan.
Kenaikan harga BBM jenis solar sangat jelas membebani para nelayan-nelayan kecil, biaya bahan bakar yang naik, tangakapan yang tidak menentu jumlahnya, sampai harga jual yang rendah, adalah keresahan yang meraka rasakan saat ini.