11 September 2025
19:02 WIB
Fokus Bisnis Energi, Pertamina Bakal Lepas Pelita Air Dan Bisnis Asuransi
Sejumlah anak usaha Pertamina di luar sektor energi, seperti Pelita Air dan asuransi, bakal digabungkan dengan perusahaan pelat merah yang sejenis.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
Pesawat udara maskapai penerbangan Pelita Air bersiap lepas landas di Bandara Sultan Mahmud Badarudd in (SMB) II Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (12/4/2023). Antara Foto/Nova Wahyudi
JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina Simon Aloysius Mantiri menegaskan pihaknya bakal fokus untuk menggarap sektor minyak dan gas bumi (migas) dan energi terbarukan sebagai core business perseroan.
Karena itu, Simon bakal melepas sejumlah bisnis yang berada di luar sektor energi. Misalnya, bisnis asuransi dan maskapai penerbangan Pelita Air.
"Untuk beberapa usaha kami akan spin off dan tentunya mungkin akan di bawah koordinasi dari Danantara Indonesia akan kita gabungkan, clustering dengan perusahaan-perusahaan sejenis," ucap Simon dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR, Kamis (11/9).
Dijelaskan Simon, pihaknya berencana melakukan merger Pelita Air dan maskapai pelat merah lain, yakni Garuda Indonesia. Proses merger tersebut ia katakan masih dalam tahap penjajakan awal.
Baca Juga: Erick Thohir Angkat Bicara Soal Rencana Merger Garuda Indonesia-Pelita Air
"Untuk airline, kami sedang penjajakan awal untuk penggabungan dengan Garuda Indonesia," tuturnya.
Spin off perusahaan di bawah PT Pertamina yang tak bergerak pada sektor energi bakal mengacu pada peta jalan yang sudah disiapkan oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
"Begitu juga untuk sektor insurance, pelayanan kesehatan, hospitality, dan Patra Jasa, tentunya akan mengikuti roadmap yang sudah dipersiapkan oleh Danantara," kata dia.
Sekadar informasi, rencana penggabungan maskapai pelat merah dalam satu payung bisnis sudah menjadi bahasan sejak awal 2025. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menerangkan penggabungan dua perusahaan sangat dimungkinkan karena targetnya berbeda.
Baca Juga: BUMN Beberkan Langkah Penggabungan Garuda-Pelita Ke InJourney
Nantinya, emiten penerbangan pelat merah berkode saham GIAA bakal menjadi perusahaan maskapai kelas premium, Pelita Air di segmen premium-ekonomi, sedangkan Citilink yang sudah lebih dulu merger dengan Garuda Indonesia bakal menggarap pasar kelas ekonomi.
Eks-Bos Inter Milan itu juga menyebut merger Pelita Air dan Garuda Indonesia jadi langkah taktis untuk mengatasi kekurangan armada pesawat di industri aviasi nasional.
"Memang integrasi ini harus terjadi dan memang jumlah pesawat kita kan tidak cukup," papar Menteri Erick.