c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

05 Februari 2024

11:40 WIB

Fed Tunggu Lebih Banyak Data Sebelum Pangkas Suku Bunga

Pertemuan The Fed berikutnya pada bulan Maret dinilai terlalu dini bagi para pengambil kebijakan untuk memulai langkah pertama pemotongan suku bunga.

Editor: Fin Harini

Fed Tunggu Lebih Banyak Data Sebelum Pangkas Suku Bunga
Fed Tunggu Lebih Banyak Data Sebelum Pangkas Suku Bunga
Ketua bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve atau The Fed), Jerome Powell. ANTARA FOTO/REUTERS/Elizabeth Frantz

JAKARTA - Jerome H. Powell, Ketua Federal Reserve, menjelaskan bank sentral sedang bergerak menuju pemotongan suku bunga seiring dengan menurunnya inflasi. Namun, para pembuat kebijakan perlu melihat pengendalian harga yang berkelanjutan untuk melakukan langkah pertama pemotongan suku bunga.

Pada wawancara “60 Minute” yang disiarkan pada Minggu malam (4/2), Powell menegaskan kembali bahwa biaya pinjaman yang lebih rendah akan terjadi. Namun, dia juga mengatakan bahwa pertemuan The Fed berikutnya pada bulan Maret mungkin terlalu dini bagi para pengambil kebijakan untuk merasa yakin bahwa inflasi sudah terkendali untuk menurunkan suku bunga.

“Kami pikir kami dapat berhati-hati dalam mengambil keputusan ini hanya karena kekuatan yang kami lihat dalam perekonomian,” kata Powell selama wawancara, berdasarkan transkrip yang dirilis sebelum ditayangkan, dilansir dari nytimes.com

Sebelumnya, usai Federal Open Market Committee atau dewan kebijakan moneter AS pada Rabu (31/1), Powell mengatakan inflasi masih terlalu tinggi. The Fed mempertahankan suku bunga acuan semalam di kisaran 5,25%-5,50% dan mengumumkan bahwa penurunan suku bunga tidak akan terjadi sampai ada “keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi bergerak" menuju target bank sentral sebesar 2%.

Baca Juga: Bos BRI: RI Bisa Masuk Era Suku Bunga Rendah Usai Kuartal II/2024

Dia menambahkan bahwa para pejabat ingin melihat kenaikan harga yang terus moderat, bahkan setelah harga terkendali dalam beberapa bulan terakhir.

Kemajuan dalam inflasi “tidak harus lebih baik dari apa yang telah kita lihat, atau bahkan sama baiknya. Itu hanya perlu menjadi hal yang baik,” kata Powell.

Pernyataannya menegaskan kembali bahwa biaya pinjaman yang lebih rendah kemungkinan besar akan terjadi tahun ini–sebuah perubahan yang dapat membuat hipotek, pinjaman mobil, dan utang kartu kredit menjadi lebih murah bagi warga Amerika. Hal ini juga menggarisbawahi betapa situasi perekonomian saat ini terbukti jauh lebih baik dibandingkan perkiraan para ekonom dan pejabat The Fed setahun yang lalu.

Banyak peramal memperkirakan bahwa langkah The Fed menaikkan suku bunga The Fed yang cepat, yang mendorong biaya pinjaman dari mendekati nol ke kisaran 5,25 hingga 5,5% dari bulan Maret 2022 hingga Juli 2023, akan sangat memperlambat perekonomian sehingga bahkan mungkin memicu resesi. 

Para bankir bank sentral sendiri–termasuk Powell –percaya bahwa dampak ekonomi mungkin diperlukan untuk mendinginkan permintaan konsumen dan dunia usaha. Langkah ini untuk mendorong dunia usaha berhenti menaikkan harga dengan cepat.

Tak seperti yang diramalkan, pemberi kerja justru merekrut pekerja dengan cepat, angka pengangguran berada pada titik terendah dalam sejarah yaitu 3,7%, dan kenaikan upah akhirnya melampaui kenaikan harga dalam beberapa bulan terakhir.

“Saya jujur dalam mengatakan bahwa kami pikir akan ada rasa sakit. Dan kami berpikir bahwa dampak buruknya mungkin akan datang, seperti yang terjadi pada banyak siklus sebelumnya, dalam bentuk pengangguran yang lebih tinggi. Itu belum terjadi,” katanya.

Namun, kenaikan harga banyak produk–termasuk bahan makanan–telah dikombinasikan dengan biaya pinjaman yang mahal dan harga perumahan yang tinggi sehingga mengikis kepercayaan terhadap perekonomian. Powell mengakui hal itu itu dalam wawancaranya.

“Saya pikir masyarakat telah bersabar dan telah melalui masa yang cukup sulit,” katanya. “Dan saya pikir sekarang kita telah melewati masa-masa itu dan mulai merasa sedikit lebih baik. Suku bunga hipotek telah turun sebagai antisipasi, turun sedikit untuk mengantisipasi suku bunga yang lebih rendah.”

Baca Juga: BI Prediksi The Fed Turunkan Suku Bunga Acuan Pada Semester II/2024

Independensi
Powell menegaskan bahwa keputusan kebijakan bank sentral tidak akan terpengaruh oleh pemilihan presiden akhir tahun ini.

Langkah The Fed kerap mendapat kritikan dari para politisi. Salah satunya, mantan Presiden Donald J. Trump, yang mencalonkan diri kembali, mengkritik bank sentral, dan khususnya Powell, dalam kampanyenya. 

Powell menegaskan The Fed terisolasi dari Gedung Putih dan dimaksudkan untuk menetapkan kebijakan yang bebas dari pengaruh politik. The Fed berupaya melindungi tingkat independensi tersebut, mengingat keputusan-keputusan tidak populer yang kadang-kadang harus diambil untuk mendinginkan perekonomian dan mencegah inflasi.

Powell menegaskan kembali dedikasinya terhadap kebebasan dari pengaruh politik dalam wawancara tersebut.

“Integritas tidak ternilai harganya, dan pada akhirnya, hanya itu yang Anda miliki,” katanya. “Kami berencana untuk mempertahankan milik kami.”


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar