c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

28 April 2023

14:55 WIB

FAO Mulai Persiapkan Dampak El-Nino di Sejumlah Negara

FAO telah memulai persiapan awal untuk mendukung negara-negara yang berpotensi terdampak El-Nino. Berdasarkan perkiraan teranyar, kemungkinan peristiwa El-Nino mulai terjadi pada Juni dan seterusnya.

Penulis: Khairul Kahfi

FAO Mulai Persiapkan Dampak El-Nino di Sejumlah Negara
FAO Mulai Persiapkan Dampak El-Nino di Sejumlah Negara
Ilustrasi. Seorang petani menunjukan padi yang rusak akibat gagal panen, di areal pesawahan Gunung Sarik, Padang, Sumatera Barat. Antara Foto/Iggoy el Fitra

ROMA – Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menginformasikan telah memulai persiapan awal untuk mendukung negara-negara yang berpotensi terdampak El-Nino. Berdasarkan perkiraan teranyar, kemungkinan peristiwa El-Nino mulai terjadi pada Juni dan seterusnya.

“Prakiraan (cuaca) pada titik ini jelas, tetapi mau tidak mau hanya dapat diajukan dengan keyakinan rendah. Karena kekuatannya yang rendah selama periode Mei, Juni, dan Juli,” jelas Agrometeorologis FAO Oscar Rojas dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Jumat (28/4).

FAO mengungkap bahwa peristiwa El Nino biasanya terjadi setiap dua hingga tujuh tahun, dengan situasi La Nina dan kondisi netral mengisi tahun-tahun di antaranya.

Disebabkan oleh pemanasan perairan Samudera Pasifik, El Nino memiliki pengaruh besar pada suhu dan pola curah hujan di banyak bagian dunia. Sekaligus mendorong peristiwa cuaca ekstrem termasuk kekeringan, banjir, dan badai.

Sementara itu, peristiwa dan dampak El Nino tidak pernah sama, pola tipikalnya secara luas meningkatkan konsekuensi regional yang dapat diprediksi. Pendekatan FAO adalah memetakan perubahan kondisi vegetasi di seluruh lahan pertanian dunia.

Baca Juga: FAO: El Nino 2023 Ancam Ketahanan Pangan Global

Di samping itu, FAO juga akan menggabungkan hasil analisis ini dengan kalender tanaman. Hal ini dilakukan untuk lebih memahami, bagaimana defisit curah hujan dapat memengaruhi produksi karena efek kelangkaan air (water stress) bervariasi sepanjang siklus hidup tanaman. 

“Pendekatan ini membantu mengidentifikasi area dengan risiko lebih tinggi. Di mana kondisi kering berdampak pada seluruh siklus panen dan memandu jenis intervensi yang harus diterapkan,” jelasnya.

Di bawah Prosedur Operasi Standar Tindakan Dini untuk El Nino/La Nina oleh Komite Tetap Antar-Lembaga PBB (Inter Agency Standing Committee/IASC), inisiatif tindakan antisipatif sejalan dengan kemungkinan terjadinya peristiwa El Nino. 

FAO, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA) dan Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) bersama mitra lainnya sedang memantau situasi dalam menentukan negara-negara dengan risiko tertinggi di akhir tahun.

Pemetaan Risiko
Sementara itu, hujan akan disambut baik oleh para petani di Argentina dan Asia Timur Dekat, El Nino juga dapat menyebabkan banjir yang parah, yang dapat merusak pertanian dan meningkatkan risiko penyakit. 

Kondisi itu adalah risiko khusus yang telah diperiksa FAO sehubungan dengan Afrika Timur, yang telah menghadapi defisit curah hujan ekstrem selama empat tahun. Di mana pemulihan akan memakan waktu yang lama bahkan jika curah hujan akhirnya kembali.

Australia, Brasil, dan Afrika Selatan, semua produsen dan pengekspor biji-bijian utama, termasuk di antara negara-negara yang berisiko mengalami kondisi kering, seperti halnya sejumlah negara lain di Afrika Tengah dan Barat, Asia Tenggara, dan Karibia.

“Risiko kebalikan dari curah hujan yang berlebihan berlaku untuk eksportir seperti Argentina, Turki dan Amerika Serikat, serta negara-negara di Asia Tengah,” sebutnya.

El Nino biasanya menaikkan suhu rata-rata global dan dikaitkan dengan rekor tertinggi yang dicatat pada 2016, ketika berbagai bencana pelepasan karbon terjadi, termasuk kebakaran hutan dan lahan gambut di Indonesia serta miliaran pohon musnah akibat kekeringan di Amazon.

Negara-Negara Terdampak
Laporan baru FAO soal Sistem Informasi Global dan Peringatan Dini menyebutkan, bahwa Afrika Selatan, Amerika Tengah dan Karibia dan sebagian Asia menjadi perhatian khusus. 

Karena sejumlah negara-negara di kawasan ini telah menghadapi kerawanan pangan akut tingkat tinggi dan musim tanam utama jatuh di bawah pola cuaca El Nino dengan kondisi yang lebih kering.

Wilayah utara Amerika Selatan juga berisiko mengalami potensi kekeringan, sementara Australia biasanya mengalami curah hujan yang rendah.

“Peringatan dini berarti kita harus mengambil tindakan dini dan antisipatif, dan kita akan mendukung Anggota kita dalam upaya ini, sejauh sumber daya memungkinkan,” kata Rein Paulsen, kepala Kantor FAO untuk Keadaan Darurat dan Ketahanan.

Baca Juga: Luhut Minta Semua Pihak Bersiap Hadapi El Nino Agustus Mendatang

Setelah kejadian El Nino di 2015 dan 2016, yang mempengaruhi lebih dari 60 juta orang di sekitar 23 negara, FAO telah bekerja dengan saksama dengan para anggotanya, termasuk banyak dari mereka di mana ketahanan pangan kemungkinan besar akan terpengaruh oleh El Nino yang akan datang. 

Badan-badan PBB lainnya juga menetapkan rencana aksi dan protokol antisipatif. Prosedur operasi standar telah dibuat untuk mempercepat intervensi secara tepat, seperti menyiapkan toko benih masyarakat, mempersiapkan cadangan makanan strategis, dan memperkuat kampanye pengawasan kesehatan hewan.

Konkretnya, FAO telah mengembangkan protokol tindakan antisipatif untuk kekeringan di Burkina Faso, Chad, Niger, Madagaskar selatan, Malawi, Zimbabwe, Filipina, Pakistan, dan di Amerika Tengah, sehingga siap untuk bertindak lebih awal, berkoordinasi dengan pemerintah dan mitra, jika ramalan fenomena El Nino itu terwujud.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar