29 Mei 2023
18:51 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
JAKARTA – Pemerintah telah merilis bantuan sebesar Rp7 juta untuk sepeda motor listrik. Tak sekadar untuk pembelian baru motor listrik, bantuan itu juga ditujukan bagi program konversi sepeda motor berbahan bakar minyak menjadi motor listrik.
Tenaga Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Kelistrikan Sripeni Inten Cahyani menegaskan kebijakan mensubsidi konversi motor listrik dilakukan guna mengalihkan sebagian subsidi ataupun kompensasi yang saat ini diberikan bagi bahan bakar minyak.
Di lain sisi, Inten mengatakan program konversi sepeda motor listrik juga merupakan bentuk konkret dari transisi energi. Pasalnya, sepeda motor yang biasanya menggunakan BBM, kini menggunakan listrik sebagai bahan bakarnya. Dalam hal ini, pemerintah mencoba memberi opsi kepada masyarakat yang belum mampu membeli unit baru sepeda motor listrik.
"Kalau ada yang mampu silakan beli yang baru dengan bentuk yang lebih canggih. Tapi di sini ada opsi bagi mereka yang masih senang sama motor yang lama, akhirnya dikonversikan jadi sepeda motor listrik," ungkap Inten dalam sesi diskusi daring di Jakarta, Senin (29/5).
Baca Juga: Menteri ESDM Sebut Subsidi Motor Listrik Untuk Dongkrak Permintaan
Indonesia pun ia katakan punya potensi besar untuk mengakselerasi program konversi sepeda motor listrik. Pasalnya dari populasi tak kurang dari 273 juta penduduk, terdapat sekitar 115 juta sepeda motor yang saat ini mengaspal dan mayoritas masih menggunakan BBM.
"Dibandingkan dengan Thailand yang hanya 21 juta (sepeda motor), kita ada 115 juta unit dan konversi ini sebetulnya punya peluang yang besar," tutur dia.
Senada, Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Yan Sibarang Tandiele mengungkapkan industri otomotif merupakan salah satu sektor prioritas pemerintah mengingat Indonesia menjadi satu dari sedikit negara yang memproduksi kendaraan di dunia.
Selain itu, kepemilikan kendaraan baik itu mobil maupun sepeda motor di Indonesia sangat tinggi karena masifnya jumlah penduduk. Sedangkan di Asia Tenggara, catatan Kemenperin menunjukkan pasar industri otomotif berada di kisaran 30%.
"Kepemilikan kendaraan di Indonesia per 1.000 orang itu baru 99 unit. Artinya, masih bisa kita tingkatkan seiring meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat," imbuh Yan.
Baca Juga: Sepi Peminat, Moeldoko: Sosialisasi Subsidi Motor Listrik Kurang Masif
Tak sebatas pada upaya transisi energi, Inten menjelaskan konversi sepeda motor listrik dijalankan untuk memberikan multiplier effect ataupun nilai tambah kepada sumber daya mineral strategis, khususnya nikel. Pemrosesan bijih nikel akan menambah nilai tambah hingga 11 kali, lalu menjadi 67 kali setelah tiba pada tahap cell.
"Sehingga diharapkan kita bisa tetap konsisten untuk mengawal program motor listrik ini sebagai trigger di awal untuk menarik investasi EV di Indonesia," kata Inten.
Lebih lanjut, Yan tak menampik bahwa persoalan di industri kendaraan listrik adalah harganya yang mahal. Persoalan itu disebabkan industri baterai dalam negeri belum mapan, sedangkan bagian itu memegang porsi hingga 60% dari kendaraan listrik.
Hal itulah yang membuat pemerintah mengalirkan subsidi pembelian baru ataupun konversi sepeda motor listrik sebesar Rp7 juta, hingga insentif fiskal bagi mobil listrik. Tujuannya, agar ada keseimbangan antara kendaraan konvensional dan kendaraan listrik.
"Kami dari Kemenperin melihat perspektif ini lebih komprehensif bukan hanya bantuan kepada pembeli, tapi dalam pengembangan industri, yakni strategi dalam membangun ekosistem (kendaraan listrik)," ucapnya.