19 September 2025
16:52 WIB
ESDM Harapkan FS 18 Proyek Hilirisasi Rampung Akhir 2025
Proyek hilirisasi batu bara berupa gasifikasi coal to DME berpeluang jadi prioritas oleh Danantara Indonesia.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ahmad Erani Yustika saat menemui awak media, Jumat (19/9). ValidNewsID/Yoseph Krishna
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ahmad Erani Yustika menerangkan feasibility study (FS) 18 proyek hilirisasi strategis sedang digarap oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Meski FS dilakukan secara bertahap, dia memastikan studi kelayakan bisa rampung pada akhir tahun 2025. Dengan begitu, proyek-proyek hilirisasi strategis bisa segera dieksekusi.
"Pasti akan ada bertahap ya, tapi semuanya pasti selesai akhir tahun ini karena harus segera dieksekusi proyeknya," ucap Erani saat ditemui di kantornya, Jumat (19/9).
Walau begitu, Kementerian ESDM dalam hal ini menyerahkan sepenuhnya proses penyusunan FS kepada Danantara Indonesia. Pasalnya, setiap proyek punya karakteristik dan tingkat kesulitan yang berbeda.
Baca Juga: Dirjen Minerba Beberkan Penyebab Kegagalan Gasifikasi Batu Bara PTBA
Dijelaskan Erani, proyek kilang atau refinery berbeda dengan proyek penyimpanan energi (storage) maupun proyek yang berkaitan dengan alumina.
"Sebetulnya yang lebih paham Danantara yang bisa menjawab itu ya, karena masing-masing proyek itu kan berbeda tingkat kesulitannya untuk menyelesaikan," imbuh dia.
Studi kelayakan itu digarap Danantara Indonesia dengan mengacu pada dokumen pra-FS yang sebelumnya telah disetor oleh Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional.
"Sekarang dalam pengerjaan FS-nya oleh Danantara dan secepatnya itu akan diselesaikan. Hari senin yang lalu, ada ratas mengenai hilirisasi," jabar Ahmad Erani.
Baca Juga: Keekonomian Masih Jadi Tantangan Gasifikasi Batu Bara
Lebih lanjut, Ekonom jebolan Universitas Brawijaya tersebut tak menutup kemungkinan proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) bakal menjadi prioritas bagi Danantara Indonesia.
Pasalnya, gasifikasi batu bara menjadi produk yang diidam-idamkan pemerintah sebagai substitusi atas produk Liquified Petroleum Gas (LPG) yang impornya terus meningkat tiap tahunnya.
"Karena kan ada kebutuhan bagi kita untuk mengelola LPG itu, dan kita ada peluang mensubstitusi LPG dari DME. Kalau itu (gasifikasi) bisa dilakukan, akan mengurangi impor gas tadi, LPG tadi," tandas Erani.