c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

31 Juli 2025

20:53 WIB

ESDM Buka Ruang Selebarnya Bagi Swasta Untuk Garap DME

Terdapat satu perusahaan China yang tertarik menggarap DME tanpa harus melibatkan PTBA

Penulis: Yoseph Krishna

<p id="isPasted">ESDM Buka Ruang Selebarnya Bagi Swasta Untuk Garap DME</p>
<p id="isPasted">ESDM Buka Ruang Selebarnya Bagi Swasta Untuk Garap DME</p>

Aktivitas bongkar muat batu bara di pantai Desa Peunaga Cut Ujong, Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Selasa (20/2/2024). Antara Foto/Syifa Yulinnas/tom.

JAKARTA - Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tri Winarno mengungkapkan sejumlah perusahaan asing sudah melakukan studi mendalam soal kelayakan proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME).

Dari segelintir perusahaan luar negeri, ada satu korporasi yang memprediksi proyek DME punya tingkat Internal Rate of Return (IRR) sebesar 15%. Meski tak menyebut nama, Tri menjelaskan perusahaan itu kemungkinan besar jadi kandidat kuat pelaksana proyek hilirisasi batu bara.

"Memang ada yang menarik dari yang proposal sudah disampaikan oleh perusahaan, ada satu perusahaan itu dia IRR-nya sudah di atas 15% untuk DME, ini menggunakan batu bara kelas rendah," ucap Tri dalam sesi diskusi Energi & Mineral Festival 2025, Kamis (31/7).

Baca Juga: Dirjen Minerba Beberkan Penyebab Kegagalan Gasifikasi Batu Bara PTBA

Bahkan, Tri memastikan perusahaan tersebut siap melakukan investasi secara mandiri tanpa adanya insentif, subsidi, ataupun chip in permodalan dari pemerintah.

Pemerintah pun membuka pintu selebar-lebarnya bagi peluang investasi dari Tiongkok untuk proyek gasifikasi batu bara menjadi DME.

Nantinya, perusahaan yang belakangan diketahui berasal dari Tiongkok tersebut bakal bekerja sama dengan perusahaan tambang batu bara swasta asal Indonesia.

Pemerintah pun tidak lagi mengharuskan PT Bukit Asam Tbk untuk menggarap proyek gasifikasi batu bara.

"Negaranya China, di kita swasta (bukan pelat merah), tidak harus dengan pelat merah," tegasnya.

Investasi yang bakal disuntikkan oleh perusahaan dari Negeri Tirai Bambu itu, sambungnya, tidak terlalu tinggi dan tidak akan melibatkan permodalan sedikitpun dari pihak Pemerintah Indonesia.

"Sekitar US$1,2 miliar. Investasi tidak tinggi-tinggi amat dan investasi yang dilakukan adalah oleh perusahaan itu sendiri. Artinya, negara tidak chip in atau tidak menginvestasikan sesuatu dan perusahaan itu akan jalan," jabar dia.

Dengan investasi mandiri dan peniadaan kewajiban keterlibatan perusahaan pelat merah, Tri menerangkan risiko atas proyek batu bara akan ditanggung sendiri oleh perusahaan yang bersangkutan.

"Tetapi dari yang disampaikan beberapa kali pertemuan dari banyak sekali perusahaan yang propose untuk pengembangan DME, rasanya yang paling logis adalah satu perusahaan itu," kata dia.

Baca Juga: Bos Danantara Pastikan Fleksibilitas Investasi Proyek DME

Jika nantinya berhasil dieksekusi, dirinya berharap proyek gasifikasi batu bara menjadi DME dapat dicontoh dan direplikasi oleh perusahaan lainnya. Dengan begitu, cita-cita untuk menekan impor LPG dan menggantinya dengan DME dapat terwujud.

"Dari situ nanti mungkin mudah-mudahan berhasil dan bisa di-copy paste ke tempat lain supaya betul-betul nantinya impor kita terhadap LPG ini betul-betul bisa ditekan," tandas Tri Winarno.

Pemerintah berupaya mendorong hilirisasi batu bara menjadi DMEuntuk substitusi LPG, dengan tujuan mengurangi impor LPG.

Proyek Ketua Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional Bahlil Lahadalia telah menyerahkan dokumen pre-FS proyek hilirisasi batu bara menjadi DME di enam Lokasi kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) beberapa waktu lalu.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar