c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

08 Maret 2023

12:50 WIB

Erick Thohir Copot Direktur Penunjang Bisnis Pertamina Dedi Sunardi

Setelah lima hari kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Menteri BUMN Erick Thohir mencopot Direktur Penunjang Bisnis Pertamina Dedi Sunardi.

Erick Thohir Copot Direktur Penunjang Bisnis Pertamina Dedi Sunardi
Erick Thohir Copot Direktur Penunjang Bisnis Pertamina Dedi Sunardi
Sejumlah petugas berada di lokasi kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, Jakarta, Senin ( 6/3/2023). Antara Foto/Aditya Pradana Putra

JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mencopot Direktur Penunjang Bisnis Pertamina Dedi Sunardi. Pencopotan Dedi berselang lima hari dari kebakaran Terminal Bahan Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang di Koja, Jakarta Utara pada Jumat (3/3) malam lalu.

Untuk sementara, posisi Direktur Penunjang Bisnis Pertamina akan dirangkap oleh Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Erry Widiastono. Hal tersebut dikonfirmasi Vice President Corporate Communication Fadjar Djoko Santoso di Jakarta, Rabu (8/3).

"Iya benar. Kalau alasan bisa ke pemegang saham ya (karena insiden Depo Plumpang .red)," katanya kepada Validnews.

Pencopotan Sesuai Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina Nomor SK-43/MBU/03/2023 tentang pemberhentian anggota direksi perusahaan perseroan (Persero) PT Pertamina, tanggal 8 Maret 2023. 

"Memberhentikan dengan hormat Dedi Sunardi sebagai Direktur Penunjang Bisnis Pertamina," bunyi keputusan tersebut.

Dedi Sunardi telah menyelesaikan tugasnya sebagai Direktur Penunjang Bisnis Pertamina yang telah ia jabat sejak tanggal 3 Mei 2021 berdasarkan Keputusan Menteri BUMN nomor SK-142/MBU/05/2021. 

"Kami sebagai perusahaan mengucapkan terima kasih atas dedikasi tenaga dan pikiran Beliau selama memangku jabatan tersebut," ujar Fadjar.

Baca Juga: Profil Depo Pertamina Plumpang yang Terbakar, Pasok 20% BBM Nasional

Sebelumnya, Depo Plumpang Pertamina terbakar pada Jumat (3/3) malam. Belasan warga menjadi korban jiwa dan puluhan lainnya mengalami luka-luka. 

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan Pertamina siap memindahkan TBBM Plumpang di Koja, Jakarta Utara ke tanah milik Pelindo.

"Kami sudah rapat bahwa TBBM (Plumpang) akan kita pindahkan ke tanah milik Pelindo," ujar Erick dalam keterangannya di Jakarta, Senin (6/3). 

Menurut dia, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pelindo yang lahannya siap dibangun akhir 2024 nanti.

"Pembangunannya membutuhkan waktu 2-2,5 tahun, artinya masih ada waktu sekitar 3,5 tahun," tuturnya.

Erick mengatakan, pemindahan TBBM Plumpang merupakan langkah untuk menindaklanjuti kesepakatan rapat yang sudah dilaksanakan antara Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan dihadiri Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Wamen BUMN I Pahala Mansury, serta Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.

Baca Juga: Depo Plumpang Makan Korban Jiwa, Pengamat Minta Dirut Pertamina Mundur
 
Kesepakatannya, setelah rapat kemarin, masing-masing pihak mulai menggelar rapat secara sendiri-sendiri untuk memberikan solusi.
 
"Pertama, tentu arahan bapak Presiden solusi untuk melayani dan melindungi rakyat. Karena itu Pertamina memastikan perlindungan kepada rakyat sekitar, terutama korban-korban yang sudah terkena kita akan rawat dan kita pastikan akan penyewaan rumah bagi mereka, serta mendorong dan membantu kehidupan mereka untuk beberapa bulan ke depan sampai ada kepastian keputusan lainnya," kata Erick.

Di sisi lain, pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi meyakini kejadian terbakarnya Depo Plumpang Pertamina sebagai bukti nyata PT Pertamina (Persero) abai dan lalai terhadap sistem keamanan pada aset-aset strategis mereka yang punya risiko tinggi. Apalagi, peristiwa nahas tersebut sampai menelan korban jiwa.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Fahmy menilai seyogianya Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mundur dari jabatannya mengingat jumlah korban yang besar yang disebabkan abainya perusahaan menerapkan sistem keamanan yang belum berstandar internasional.

"Sebagai pertanggungjawaban moral, seharusnya Direktur Pertamina itu mundur, atau diundurkan karena itu sudah merenggut korban jiwa yang besar," papar Fahmy saat dihubungi Validnews dari Jakarta, Sabtu (4/3).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar