c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

30 Oktober 2025

09:33 WIB

Emas Rebound Karena Perpecahan Fed Menimbulkan Pertanyaan Prospek Suku Bunga

Perbedaan pendapat di dalam Fed membuat menambah tantangan bagi bagi investor yang mencari sinyal tentang arah suku bunga ke depan.

Penulis: Fin Harini

<p id="isPasted">Emas <em>Rebound</em> Karena Perpecahan Fed Menimbulkan Pertanyaan Prospek Suku Bunga</p>
<p id="isPasted">Emas <em>Rebound</em> Karena Perpecahan Fed Menimbulkan Pertanyaan Prospek Suku Bunga</p>

Ilustrasi tumpukan emas batangan. Shutterstock/Denis---S

SINGAPURA - Emas menunjukkan pemulihan parsial setelah beruntun melemah, dipicu pandangan yang saling bertentangan dari para pembuat kebijakan Federal Reserve tentang kemungkinan penurunan suku bunga lebih lanjut.

Dilansir dari Bloomberg, harga emas batangan naik 0,9% hingga diperdagangkan mendekati US$3.967 per ons setelah jatuh hampir 5% selama empat sesi sebelumnya.

Ketua Fed Jerome Powell mempersempit kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Desember, setelah penurunan seperempat poin yang telah lama diperkirakan pada hari Rabu.

Selain pernyataan langsung Powell yang tidak biasa, pemungutan suara juga diwarnai pendapat yang berbeda. Ini adalah pertemuan ketiga berturut-turut di mana para pejabat mengajukan perbedaan pendapat terhadap keputusan mayoritas — situasi yang tidak terlihat sejak 2019.

Baca Juga: Harga Emas Stabil Setelah Turun Tiga Hari

Perpecahan di Fed menambah tantangan bagi investor yang mencari sinyal tentang arah kebijakan moneter ke depan, dengan penutupan pemerintah AS yang dimulai pada awal Oktober menciptakan kekosongan data resmi. Suku bunga yang lebih tinggi cenderung menjadi hambatan bagi emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Logam mulia anjlok setelah reli tajam yang mendorong harga ke rekor di atas US$4.380 per ons minggu lalu. Indikator teknis menunjukkan kenaikan tersebut terlalu tinggi, sementara tanda-tanda kemajuan dalam hubungan perdagangan AS-China yang semakin menguat telah mengikis daya tarik emas batangan sebagai aset safe haven.

Presiden Donald Trump dan Xi Jinping akan menyelesaikan perundingan damai (détente) ketika mereka bertemu pada hari Kamis di Korea Selatan, yang akan menunda perang dagang terbesar di dunia — setidaknya untuk saat ini. Sinyal awal menunjukkan bahwa kedua pemimpin sedang mempersiapkan pakta yang dapat mencabut sebagian tarif, biaya, dan pembatasan ekspor yang telah diancam atau diberlakukan dalam beberapa bulan terakhir.

Namun, bahkan setelah penurunannya baru-baru ini, emas telah menguat sekitar 50% tahun ini, didukung oleh aksi beli bank sentral dan minat terhadap perdagangan debasement, yakni investor menghindari utang negara dan mata uang untuk melindungi diri dari defisit anggaran yang tak terkendali.

"Pasar telah mengalami koreksi alami, tetapi kami tetap memandang pasar bullish ini tak tertandingi dengan pasar bullish sebelumnya dalam hal luas dan dalamnya potensi permintaan moneter," ujar Sebastian Mullins, kepala divisi multi-aset dan pendapatan tetap di Schroders, dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Harga Emas Antam 30 Oktober 2025 Turun Tipis Rp4.000/Gram

Lonjakan tersebut telah menarik pembeli institusional dan ritel ke reksa dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) yang didukung emas, meskipun arus keluar minggu ini telah menghilangkan sebagian dukungan ini. Total kepemilikan ETF emas turun untuk hari kelima berturut-turut pada hari Selasa — penurunan terpanjang sejak Mei, menurut data yang dihimpun Bloomberg.

Harga emas spot naik 0,8% menjadi US$$3.962,09 per ons pada pukul 09.08 pagi di Singapura. Indeks Bloomberg Dollar Spot turun 0,1%. Perak naik untuk hari ketiga, naik 0,8%, sementara platinum dan paladium juga menguat.

Para pengamat pasar yang mencari petunjuk mengenai skala minat investor dan bank sentral terhadap emas batangan akan menantikan rilis laporan permintaan triwulanan World Gold Council pada hari Kamis nanti.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar