04 November 2025
14:25 WIB
Emas Picu Inflasi, Airlangga: Dampak Positif Bullion Bank
Airlangga menyatakan harga emas yang memicu inflasi 2,86% (yoy) merupakan dampak positif pembentukan bank emas. Keberadaan bullion bank diharap dapat mendukung masyarakat mulai berinvestasi emas.
Editor: Khairul Kahfi
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, harga emas yang memicu inflasi 2,86% (yoy) merupakan dampak positif dari pembentukan bank emas atau bullion bank.
"Inflasi 2,86%, memang salah satu yang naik adalah terkait pembelian emas. Jadi ini satu hal yang relatif positif karena masyarakat sudah bisa mencari aset berkualitas, dan ini efek dari pembentukan bullion bank," kata Airlangga di Jakarta, Selasa (4/11), melansir Antara.
Baca Juga: Inflasi Oktober 0,28%, Emas Perhiasan dan Cabai Merah Pemicunya
Menurutnya, setelah bank emas terbentuk pada Februari 2025, masyarakat kini sudah lebih memahami dan memilih investasi dalam bentuk emas. Jadi, logam mulia tersebut menjadi penyumbang utama inflasi tahunan pada Oktober 2025 dengan andil 0,68%.
"Sejak diluncurkan bullion bank, awareness ataupun pemahaman masyarakat terhadap investasi emas ini meningkat," jelasnya
Adapun harga emas yang saat ini terus naik, Airlangga sampaikan, karena adanya gangguan dalam rantai supply-demand. Namun kini perusahaan pembuat emas terus berupaya untuk memenuhi permintaan domestik.
"Tentunya ini yang men-drive salah satunya, (sehingga) harga emas naik all time high, karena supply dan demand-nya tidak berimbang," ujarnya.
Baca Juga: BPS Catat Inflasi Emas Terjadi 2 Tahun Nonstop Sejak 2023!
Info saja, bank emas merupakan bank yang memiliki izin khusus untuk melakukan transaksi emas dalam berbagai bentuk, seperti jual beli, penyimpanan, hingga pembiayaan berbasis emas yang diluncurkan pada Februari 2025 oleh Presiden RI Prabowo Subianto.
Di Indonesia, bullion bank didirikan melalui kolaborasi antara Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Pegadaian. Bank ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem industri emas dalam negeri serta mengurangi ketergantungan pada impor emas.
Pemerintah berharap, keberadaan bullion bank dapat mendukung masyarakat untuk mulai berinvestasi emas tanpa harus membeli emas fisik secara langsung.
BPS mencatat, Indonesia mengalami inflasi tahunan sebesar 2,86% (yoy) pada Oktober 2025, terutama akibat kenaikan harga emas.
Baca Juga: Emas Antam 4 November 2025 Dibanderol Rp2,286 Juta/Gram
Emas menjadi komoditas penyumbang utama inflasi tahunan pada Oktober 2025 dengan andil sebesar 0,68%, seiring dengan peningkatan harga emas global yang berdampak langsung terhadap pasar domestik.
Komoditas dengan andil inflasi terbesar lainnya adalah cabai merah (0,28%), beras (0,16%), tarif air minum PAM (0,14%), dan ikan segar (0,13%).