17 November 2025
08:00 WIB
Emas Menguat Usai Dua Hari Tertekan
Harga emas sempat melemah selama dua hari karena merosotnya ekspektasi Federal Reserve AS akan memangkas suku bunga pada bulan depan.
Penulis: Fin Harini
Pramuniaga menunjukkan emas batangan Aneka Tambang (Antam) di sebuah gerai emas di Pasar Sumur Batu, Jakarta, Kamis (18/4/2024). Antara Foto/M Risyal Hidayat
SINGAPURA - Harga emas kembali menguat tipis pada awal pekan, mengakhiri tren pelemahan dua hari sebelumnya yang dipicu oleh merosotnya ekspektasi Federal Reserve AS akan memangkas suku bunga pada bulan depan.
Dikutip dari Bloomberg, pada perdagangan Senin (17/11), emas batangan berada di kisaran US$4.100 per ons, setelah sempat anjlok lebih dari 2% pada sesi sebelumnya.
Di pasar spot, hingga pukul 08.00 waktu Singapura, harga emas naik 0,3% menjadi US$4.097,22 per ons.
Baca Juga: Harga Emas Global Stabil Setelah Terkoreksi Kemarin
Harapan pasar terhadap penurunan suku bunga kembali menyusut pekan lalu, menyusul sinyal hati-hati dari para pejabat The Fed yang belum menunjukkan keyakinan untuk menurunkan biaya pinjaman. Biasanya, suku bunga yang lebih rendah membuat emas—yang tidak menawarkan imbal hasil—lebih menarik bagi investor.
Sejumlah pembuat kebijakan The Fed telah memperingatkan bahwa perlambatan inflasi dapat tersendat. Antara lain, Kepala The Fed Kansas City Jeff Schmid dan Kepala The Fed Boston Susan Collins, yang terang-terangan menolak pemangkasan suku bunga tambahan pada Desember.
Baca Juga: Harga Emas Stabil, Di Pasar Spot US$4.127,97 Per Ounce
Di sisi lain, sebagian pejabat masih menunda Keputusan. Kepala The Fed Atlanta Raphael Bostic menyatakan, “kita lihat saja nanti,” ketika ditanya mengenai peluang pemangkasan bulan depan.
Sementara itu, sentimen pasar terhadap logam mulia memperoleh angin segar dari proyeksi bahwa The Fed akan mulai menambah likuiditas ke sistem keuangan dan secara bertahap beralih ke kebijakan moneter yang lebih longgar.
Barclays Plc kini memperkirakan pembelian obligasi Treasury oleh The Fed dalam rangka pengelolaan cadangan akan dimulai pada Februari, lebih cepat dari proyeksi sebelumnya.