c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

28 Mei 2025

13:07 WIB

Ekonom: Kasino di RI Bisa Dorong Pertumbuhan Ekonomi Capai 8% Di 2029

Diperlukan sokongan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%, utamanya dari pendapatan pajak dan non pajak. Salah satunya dengan membangun kasino di Indonesia.

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p id="isPasted">Ekonom: Kasino di RI Bisa Dorong Pertumbuhan Ekonomi Capai 8% Di 2029</p>
<p id="isPasted">Ekonom: Kasino di RI Bisa Dorong Pertumbuhan Ekonomi Capai 8% Di 2029</p>

Ilustrasi. Seorang turis bermain judi di Kasino Las Vegas. Shutterstock/artaxerxes_longhand 

JAKARTA - Ekonom Ibrahim Assuaibi optimistis dengan adanya pembukaan kasino di Indonesia dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai level yang dipatok, yakni 8% pada tahun 2029.

"Kalau seandainya benar-benar kasino ini ada di Indonesia, saya optimis bahwa pertumbuhan ekonomi di tahun 2029 kemungkinan besar akan mencapai di level 8% dan saya sangat optimis itu akan terjadi," kata Ibrahim kepada media yang dikutip Rabu (28/5).

Ibrahim menjelaskan, ekonomi Indonesia pada saat ini tengah dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Hal itu tercermin dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2025 yang hanya tumbuh di bawah 5%, atau tepatnya 4,87%.

Menurutnya, jika hal ini dibiarkan, maka ada kemungkinan besar pada tahun 2026 mendatang, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan berada di bawah level 5%.

Baca Juga: Jawa Barat Dan DKI Jakarta, Provinsi Dengan Penjudi Online Terbanyak

Bahkan, negara di Eropa sudah ada yang terjadi kontraksi, salah satunya adalah Jerman. Begitu pula dengan Amerika Serikat (AS) yang juga terjadi kontraksi 0,3% pada kuartal I/2025.

"Permasalahan utama adalah tentang geopolitik dan perang dagang. Ini yang membuat perekonomian secara global mengalami satu permasalahan," ungkapnya.

Oleh karena itu, agar dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi di level 8% pada era pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, maka diperlukan suatu sokongan terhadap ekonomi, utamanya dari pendapatan pajak dan non pajak. Salah satunya dengan membangun kasino di Indonesia.

Terlebih, nantinya ibu kota Indonesia yang semula ada di Jakarta akan pindah ke IKN. Maka dari itu, Jakarta akan menjadi kota global. Kota global ini perlu memiliki pernak-pernik, seperti kasino.

"Kita tahu bahwa saat ini Indonesia membutuhkan dana yang cukup besar, terutama adalah untuk pembangunan infrastruktur dan pembangunan IKN. Yang kita tahu bahwa saat ini Indonesia hanya menggunakan dana-dana APBN. Oleh karena itu, pemerintah harus sudah berencana untuk membuat satu kasino di Indonesia," terang dia.

Ibrahim menyoroti negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura yang memiliki kasino, justru membuat perekonomian negara begitu kuat.

Bahkan, Singapura sendiri menjadi salah satu negara terkaya dan menempati posisi nomor satu di dunia. Adapun, salah satu penyokongnya adalah kasino.

"Karena dari kasino tersebut mendapatkan pendapatan pajak yang cukup luar biasa," jelas dia.

Sama halnya dengan Malaysia. Beberapa tahun ke belakang, kondisi ekonomi Malaysia juga tidak terlalu memukau. Tapi ketika Malaysia punya kasino dan mendapat pemasukan pajak dari kasino, membuat perekonomian Malaysia cukup stabil.

Baca Juga: Mayoritas Profesi 80 Ribu WNI Di Kamboja Terkait Judi Online

Untuk itu, Ibrahim menekankan agar Indonesia dapat menyontek langkah kedua negara tersebut.

Selain itu, menurutnya, Indonesia harus melihat masa lalu, di mana pada saat zaman Gubernur Jakarta Ali Sadikin, perjudian sempat dilegalkan di DKI Jakarta. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan pendapatan daerah dan membiayai pembangunan kota.

Kemudian jika melihat ke tahun 2045 mendatang, Ibrahim optimistis bahwa ekonomi Indonesia akan menjadi negara kaya. Namun hal ini perlu mendapatkan sokongan dari pendapatan pajak dengan perencanaan untuk pembuatan kasino.

"Untuk wilayah kasino kita melihat banyak wilayah, bisa saja di Jakarta atau di pulau-pulau terpencil, sedangkan orang yang melakukan permainan di kasino, hanya orang-orang tertentu yang sudah disesuaikan dengan regulasi. Di Malaysia, di Singapura, itu pun juga hanya orang-orang asing, orang-orang China yang melakukan perjudian di kasino. Orang Melayu, baik di Malaysia maupun di Singapura, tidak melakukan transaksi di kasino," pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar