c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

21 Maret 2024

08:32 WIB

East Ventures: Investor Ancang-ancang Suntik Modal ke Startup

East Ventures menilai sikap investor berubah dibandingkan sebelum pemilu, saat investor mengambil posisi wait and see untuk menyuntikkan modal ke startup.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Fin Harini

East Ventures: Investor Ancang-ancang Suntik Modal ke <i>Startup</i>
East Ventures: Investor Ancang-ancang Suntik Modal ke <i>Startup</i>
Ilustrasi pelaku bisnis startup. Shutterstock/Indypendenz

JAKARTA - Partner East Ventures, Mellisa Irene mengatakan, saat ini ada banyak investor yang mengambil ancang-ancang dan menunggu momen yang tepat untuk menyuntikan dana ke bisnis startup di Indonesia pasca pemilu 2024.

"Kalau waktu pas pra pemilunya mungkin kan banyak yang wait and see, jadi mereka mengorder kira-kira ke mana arah kepemimpinan Indonesia. Walaupun dari kita merasa bahwa di Indonesia selama ini support untuk digitalisasi tech company itu selalu positif ya," kata Mellisa, Rabu (20/3).

Karena itu, Mellisa menilai siapapun pemimpinnya nanti digitalisasi di Indonesia akan tetap didukung. Meskipun begitu, menurutnya pemilu kali ini tidak terlalu memberikan efek langsung pada pendanaan startup.

Baca Juga: Ini Proyeksi East Ventures Soal Pendanaan Startup pada 2024

Meski demikian, Mellisa menilai investor masih ancang-ancang sembari menganalisa kondisi Indonesia untuk menanamkan Foreign Direct Investment (FDI).

"Kita harap kondisinya akan jauh lebih baik di 2024, untuk activity-activity-nya sudah recover, coming back. Tapi, mungkin kita akan lihat lebih banyak menjelang pertengahan tahun bagaimana pendanaan nantinya," jelas Mellisa.

Untuk itu ia mengatakan pada masa seperti ini banyak perusahaan ventura sedang mengeksplorasi lebih jauh lagi bagaimana perusahaan startup berkembang di Indonesia.

"Sedangkan untuk rencana-rencana East Ventures sendiri kita memang fokus pada satu nih, pada saat justru lagi istilahnya orang orang lagi wait and see, kita justru melihat, menggunakan kesempatan ini untuk menguatkan portofolio kita sendiri," sebut dia.

Mellisa berharap para perusahaan startup bisa memiliki rencana untuk profitable, tidak hanya dalam waktu dua atau tiga tahun, tapi dalam jangka panjang. Menurutnya ini harus dilakukan agar startup tidak lagi bergantung pada funding saja.

"Jadi kalau perusahaan bisa bertahan hanya dengan apa yang bisa kerjakan with or without the funding, karena ketika perusahaan ada di fase itu ‘oh ada dan ga ada funding itu ga papa’ justru itu menjadi nilai lebih buat investor untuk melirik perusahaan tersebut. Jadi kita memang banyak spend waktu bagaimana memperkuat posisi portofolio kita juga," imbuhnya.

Baca Juga: Proyeksi Ekonomi Digital Indonesia 2024, Apa Tetap Berkembang?

Sebagai informasi, sepanjang tahun 2023 total pendanaan yang diraup startup di kawasan Asia Tenggara anjlok hingga 51% (yoy). Penurunan ini dilatarbelakangi oleh faktor makro ekonomi yang membebani sentimen investor.

Sementara, menurut laporan Southeast Asia Deal Review 2023 yang disusun DealStreetAsia dan Rigel Capital, jumlah kesepakatan juga turun 30% jadi 718 kesepakatan dengan total nilai US$7,96 miliar (Rp 126,2 triliun).

Tahun lalu juga menjadi tahun tersulit dalam mencetak unicorn baru bervaluasi di atas US$1 miliar. Hanya dua startup, yakni eFishery dan Silicon Box berbasis di Singapura yang menyandang status tersebut.

Tren ini terus menunjukkan penurunan. Di tahun sebelumnya, ada delapan startup yang mendapat status unicorn. Lalu pada 2021, tercatat ada 23 startup di wilayah ini yang valuasinya melampaui US$1 miliar.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar