c

Selamat

Jumat, 26 April 2024

EKONOMI

08 Juli 2021

10:22 WIB

E-commerce Jadi Penopang Ekosistem Ekonomi Digital

Meski kontribusi ekonomi digital nasional saat ini terhadap PDB masih relatif kecil, namun pertumbuhannya dalam lajur yang tepat

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

E-commerce Jadi Penopang Ekosistem Ekonomi Digital
E-commerce Jadi Penopang Ekosistem Ekonomi Digital
Ilustrasi e-commerce. Pengemudi daring Gojek membawa paket dari Tokopedia di Titipaja Warehouse, Jakarta, Jumat (28/5/2021). ANTARAFOTO/M Agung Rajasa

JAKARTA – Sektor niaga elektronik atau e- commerce didorong menjadi salah satu penopang ekonomi Indonesia di tengah pandemi covid-19. Hal ini sejalan dengan langkah pemerintah menciptakan ekosistem digital dengan memanfaatkan gelombang kedua ekonomi digital, yaitu teknologi 5G, internet of things (IoT), blockchain, dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). 

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menegaskan bahwa Kementerian Perdagangan menyebutkan penciptaan ekosistem digital tersebut untuk memfasilitasi produksi, logistik hingga transaksi. 

E-commerce dapat menjadi penopang ekonomi Indonesia, khususnya di tengah pandemi covid-19. Sehingga, terbangun ekosistem digital yang bukan sekadar memfasilitasi transaksi, tetapi juga produksi, logistik, dan teknologinya,” ujar Mendag Lutfi dalam keterangan pers, Jakarta, Rabu (7/7).

Berdasarkan data Kemendag, produk domestik bruto Indonesia pada 2020 tercatat mencapai Rp15.400 triliun. Sementara, ekonomi digital Indonesia atau EDI tercatat sebesar Rp632 triliun, atau sekitar 4,1% dari PDB nasional. 

Meski kontribusi EDI terhitung masih relatif kecil terhadap ekonomi nasional, tetapi keadaannya mengalami pertumbuhan yang cukup pesat.

Dirinya juga mengungkapkan, optimalisasi potensi hilirisasi ekonomi digital Indonesia juga dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan 'low hanging fruit' atau 'early harvest', seperti Tanihub dan eFishery. 

Tanihub menghubungkan petani ke konsumen secara langsung dan membantu petani meningkatkan hasil panen dengan menggunakan teknologi digital. Sementara, eFishery menggunakan teknologi IoT dan AI untuk mengoptimalkan pakan ikan tambak.

Saat ini, menurutnya, terobosan di berbagai sektor baru mulai bermunculan. Selain itu, adanya perusahaan digital berskala besar juga dapat turut serta membangun ekosistem ekonomi digital. 

Sebab, perusahaan digital dapat berinvestasi dan menjadi wadah pencetak sumber daya manusia unggul.

Mendag menyebutkan beberapa prasyarat yang perlu dilakukan untuk membantu pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Yaitu mengembangkan SDM dan talenta, membangun infrastruktur, serta memperbaiki iklim bisnis dan ekosistem inovasi.

Mendag bilang, ekonomi digital jelas memberikan sejumlah manfaat bagi masyarakat, antara lain mempercepat dan mempermudah transaksi, serta meningkatkan akses informasi dan transparansi. 

"Namun, masih banyak yang harus dikerjakan, agar perkembangan ekonomi digital Indonesia dapat bersaing dengan negara lain,” imbuh Mendag Lutfi.

Pada 2030, e-commerce business to business (b2b) dan business to consumer (b2c) lokapasar diproyeksikan dapat menyumbang nilai tertinggi dalam ekosistem EDI, yaitu sebesar Rp1.908 triliun atau 34%.

Disusul beberapa sektor di belakangnya, ada layanan jasa perjalanan (travel) dengan nilai Rp575 triliun, platform media dan hiburan digital senilai Rp191 triliun, layanan transportasi daring (ridehailing) dengan nilai Rp401 triliun, dan keuangan digital (fintech) senilai Rp224 triliun.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar