03 Juli 2025
17:44 WIB
DPR-Pemerintah Resmi Sepakati Proyeksi Baru Asumsi Makro 2025
Dengan mempertimbangkan dinamika perekonomian global dan kondisi ketidakpastian, Badan Anggaran DPR dan Pemerintah sepakati prognosis asumsi dasar makro 2025 baru.
Penulis: Siti Nur Arifa
Rapat Kerja Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama Menteri Keuangan dan Gubernur BI di Jakarta, Kamis (3/7/2025). Antara/Imamatul Silfia
JAKARTA – Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR) dan pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) secara resmi menyepakati asumsi makro 2025 baru, melalui prognosis semester II dan outlook APBN tahun anggaran 2025.
Keputusan tersebut disahkan setelah Ketua Banggar DPR Said Abdullah mengesahkan Laporan Panja Perumus Kesimpulan Pembahasan Realisasi Semester I dan Prognosis Semester II Pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2025 dalam Rapat Kerja di Gedung Parlemen, Kamis (3/7).
“Dapatkah Bapak-Ibu (anggota Banggar) setuju?” ujar Said, yang diikuti persetujuan para anggota Banggar.
Dijelaskan bahwa pengesahan asumsi dasar makro yang baru mempertimbangkan prospek perekonomian Indonesia bergerak dalam lanskap global yang sarat ketidakpastian. Di tengah eskalasi ketegangan perdagangan dunia, gejolak pasar keuangan serta disrupsi rantai pasok dan arus modal internasional, serta eskalasi konflik geopolitik terutama di Timur Tengah, dirasa turut memperburuk situasi ketidakpastian yang berdampak signifikan terhadap perekonomian domestik.
Baca Juga: Menkeu Beberkan Asumsi Makro Semester II/2025, Ini Target PDB-Rupiah
Meski demikian, Pemerintah memastikan senantiasa melindungi dunia usaha dan daya beli masyarakat serta menjaga stabilitas ekonomi.
Hal tersebut terefleksi pada pertumbuhan ekonomi yang resilien, inflasi yang terkendali, dan neraca perdagangan masih surplus.
Lebih rinci, Pemerintah dan DPR menyepakati prognosis asumsi dasar makro 2025 baru yang dimulai dengan pertumbuhan ekonomi pada semester II serta outlook pada akhir tahun yang ditargetkan berada pada rentang 4,7%-5%. Proyeksi ini turun dari target dalam asumsi makro 2025 awal yang sebesar 5,2%.
Kemudian, inflasi diproyeksikan pada rentang 2,2%-2,6% pada semester II maupun outlook akhir tahun. Diikuti dengan tingkat bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 Tahun yang ditargetkan pada rentang 6,8%-7,3% pada semester II dan outlook akhir tahun.
Selain itu, nilai tukar rupiah diproyeksikan berada di rentang Rp16.300-Rp16.800 pada semester II dan outlook akhir tahun. Proyeksi ini melemah dari asumsi dasar makro awal yang sebesar Rp16.000.
Dari sektor energi, harga minyak mentah Indonesia ditargetkan sebesar US$66-US$94 per barel pada semester II, dan US$68-US$82 per barel pada akhir tahun. Sementara untuk lifting minyak bumi diprediksi sebesar 593-597 ribu barel per hari pada semester II maupun akhir tahun. Target ini merosot dari 605 barel per hari yang sebelumnya dicantumkan dalam asumsi dasar makro awal.
Baca Juga: Target Inflasi-Nilai Tukar, Menkeu Tanggapi Catatan Fraksi DPR Soal Asumsi Dasar Makro 2026
Sementara untuk lifting gas bumi ditargetkan sebesar 976-980 ribu barel setara minyak per hari pada semester II dan akhir tahun. Angka ini juga merosot dari target 1.005 barel setara minyak per hari dalam asumsi dasar makro 2025 awal.
Dalam kesempatan sama, selain mengesahkan asumsi dasar makro 2025 yang baru, DPR juga menyetujui ajuan penggunaan saldo anggaran lebih (SAL) APBN tahun anggaran 2024 sebesar Rp85,6 triliun, dengan tujuan menambal defisit APBN 2025 yang diproyeksi melebar dari rancangan awal sebesar sebesar Rp616,2 triliun menjadi Rp662 triliun.
Menanggapi keputusan tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pihaknya berterima kasih kepada DPR dan berjanji akan menjaga kinerja APBN 2025 dengan berhati-hati.
“Pemerintah berterima kasih atas dukungan DPR yang terus melaksanakan tugas sesuai dengan hak budget DPR untuk kemudian secara konstruktif mengawal pelaksanaan APBN agar terus terjaga sehat dan kredibel,” imbuhnya.