c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

03 Oktober 2025

18:22 WIB

Dorong Ekonomi Daerah, OJK Kembangkan Digitalisasi Ekosistem Sapi Perah

OJK bersama pemerintah daerah mendorong agar produk dan komoditas unggulan di daerah, termasuk sapi perah, bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Dorong Ekonomi Daerah, OJK Kembangkan Digitalisasi Ekosistem Sapi Perah</p>
<p id="isPasted">Dorong Ekonomi Daerah, OJK Kembangkan Digitalisasi Ekosistem Sapi Perah</p>

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar  dan Wakil Presiden Swiss Guy Parmelin meninjau peternakan sapi milik Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan, Bandung, Kamis (2/10). Sumber: OJK 

PANGALENGAN - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerja sama dengan International Labour Organization (ILO) mendorong penguatan ekonomi daerah melalui pengembangan Enterprise Resource Planning (ERP) sebagai bagian dari digitalisasi ekosistem peternakan sapi perah.

Lewat program ini, peternak rakyat, koperasi susu, dan industri bisa terhubung dalam rantai ekosistem yang saling menguntungkan. Selain itu, program ini memungkinkan peternak untuk mengakses pembiayaan.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemerintah Swiss melalui ILO dan State Secretariat for Economic Affairs (SECO) dalam memperkuat ekosistem keuangan bagi UMKM di Indonesia.

“Salah satu program unggulan OJK adalah pengembangan ekonomi daerah melalui pembangunan ekosistem keuangan yang kondusif dan berkelanjutan. OJK bersama pemerintah daerah mendorong agar produk dan komoditas unggulan di daerah dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” kata Mahendra dalam keterangan resmi, Jumat (3/10).

Pada Kamis (2/10), Mahendra dan Wakil Presiden Swiss Guy Parmelin meninjau peternakan sapi milik Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan, Bandung, yang merupakan lokasi digitalisasi ekosistem ERP.

Kunjungan tersebut menandai keberhasilan kerja sama OJK dan ILO dalam membangun digitalisasi ekosistem peternakan sapi perah sebagai bagian tindak lanjut program Promise II Impact Project.

Mahendra juga menekankan bahwa kehadiran Wakil Presiden Swiss menjadi kehormatan sekaligus penguatan komitmen bersama dalam membangun kerja sama yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat luas.

“OJK berharap kolaborasi dengan Pemerintah Swiss, ILO, dan SECO dapat terus diperkuat. Digitalisasi ekosistem seperti yang dilakukan di sektor sapi perah dapat direplikasi juga pada sektor lain seperti pertanian ataupun peternakan lain, sehingga semakin banyak masyarakat dan UMKM yang merasakan manfaat nyata dari inovasi keuangan digital,” tutur Mahendra.

Baca Juga: Kementan: 25.097 Sapi Indukan Masuk RI Untuk Genjot Produksi Susu-Daging

Sementara itu, Wakil Presiden Swiss Guy Parmelin dalam sambutannya menyampaikan kegembiraan bisa hadir di Jawa Barat untuk belajar mengenai agrikultur Indonesia sekaligus mendukung upaya memperkuat akses keuangan bagi peternak.

“Proyek platform digital ini memudahkan para petani mengakses pembiayaan dan meningkatkan proses produksi, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat terus ditingkatkan,” ujar Parmelin.

Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi menambahkan, digitalisasi dalam pengelolaan bisnis peternakan akan membuka akses keuangan bagi peternak rakyat, khususnya yang masih underbanked dan unbankable.

“OJK berharap kolaborasi dengan Pemerintah Swiss, ILO, dan SECO dapat terus diperkuat, sehingga semakin banyak masyarakat dan UMKM merasakan manfaat dari inovasi keuangan digital. Digitalisasi ekosistem, seperti di sektor sapi perah ini, membuktikan bahwa teknologi mampu menjadi jembatan antara sektor riil dan lembaga keuangan formal,” ungkap Hasan.

Program Lain
Saat ini, OJK dan ILO juga tengah mengembangkan program digitalisasi ekosistem sapi perah di Malang, Jawa Timur.

Program tersebut mengintegrasikan ERP dengan Penyelenggara Pemeringkat Kredit Alternatif (PKA) dan Penyelenggara Agregasi Jasa Keuangan (PAJK) untuk memperluas akses keuangan peternak.

Baca Juga: Sambut Baik Hapus Kuota Impor Sapi, Peternak Optimis Genjot Produksi Susu

Sekadar informasi, KPBS membina lebih dari 4.500 peternak dengan populasi 15.553 sapi perah dan produksi susu rata-rata mencapai 80 ton per hari.

Model bisnis KPBS menunjukkan bagaimana koperasi menjaga keberlanjutan bisnis, memperkuat akses keuangan, serta menjadi motor penggerak ekonomi daerah.

KPBS telah berhasil membangun ERP dalam ekosistem peternakan sapi perah. ERP ini akan menghubungkan pelaku ekosistem sapi perah yang meliputi peternak rakyat, koperasi susu, dan industri sehingga terwujud rantai distribusi yang lebih efektif dan efisien.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar