10 Mei 2023
08:36 WIB
JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menambah anggaran melalui Penyertaan Modal Daerah (PMD) sebesar Rp1,5 triliun, kepada PT Lintas Raya Terpadu (LRT). Dana sebesar itu ditujukan untuk pembangunan LRT Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai.
"Bahkan kami juga diminta untuk menambah PMD untuk PT LRT sebesar Rp1,5 triliun," kata Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Michael Rolandi Cesnanta saat rapat bersama Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Selasa.
Ini adalah pemberian anggaran kedua, setelah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sebelumnya menganggarkan Rp916 miliar untuk pembangunan LRT rute Velodrom-Manggarai.
Anggaran tersebut akan diberikan kepada PT LRT dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah perubahan (APBD-P) DKI Jakarta Tahun Anggaran 2023.
Pihaknya juga akan kembali memberikan PMD kepada PT LRT sebesar Rp2 triliun dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2024.
Dengan pemberian anggaran tersebut, dia berharap pembangunan DKI LRT di DKI Jakarta bisa lebih maksimal dan selesai tepat waktu pada 2024.
Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta, S Andyka membenarkan, Pemprov DKI Jakarta memberikan PMD sebesar Rp1,5 triliun tahun ini. Namun demikian, anggaran ini bukan penambahan dari APBD sebelumnya.
"APBD murni tidak bisa bergeser lagi dong, sudah putus Rp916 miliar. Nah, di APBD Perubahan dikatakan Pak Michael ada penambahan Rp1,5 triliun," kata dia.
Dia berharap, pengerjaan itu dapat dilakukan secara maksimal mengingat LRT merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN).
Transportasi Terintegrasi
Sebelumnya, Konsultan properti Colliers Indonesia mengungkapkan, apartemen-apartemen jual (strata title) yang terintegrasi dengan moda transportasi publik seperti MRT dan LRT, dapat menarik calon pembeli terhadap proyek-proyek Transit Oriented Development (TOD).
"Apartemen-apartemen yang terintegrasi dengan moda transportasi publik dalam cakupan TOD seperti LRT dan MRT akan memberikan keyakinan bagi calon pembeli untuk tertarik pada proyek-proyek TOD," kata Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto dalam paparan secara daring di Jakarta, Rabu.
Ferry juga memperkirakan pengembangan infrastruktur seperti MRT dan LRT, juga turut menjadi faktor yang mendorong kenaikan harga apartemen jual.
"Terkait harga kami memperkirakan sampai akhir 2025 ada kemungkinan akan naik sekitar 2-3%," sebutnya.
Colliers juga memperkirakan terdapat 11.625 unit apartemen jual yang akan selesai sejak kuartal kedua tahun ini hingga akhir 2025. Sedangkan untuk apartemen sewa (service), Colliers memperkirakan terdapat tujuh proyek dengan total 1.110 unit yang akan beroperasi hingga akhir 2025 dengan mayoritas berlokasi di CBD.
Permintaan apartemen sewa diperkirakan akan tetap tumbuh positif terutama dari kalangan corporate travelers, seiring dengan dihapusnya kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Indonesia.
Dari sisi pasokan, Ferry mengatakan, pada awal tahun ini akan terdapat sekitar 6.172 unit apartemen yang akan diserahterimakan.
"Kalau kita melihat pada tahun 2023 terlihat, proyeksi pasokan apartemen yang masuk jumlahnya lebih tinggi dibandingkan tiga tahun sebelumnya dimana selama 2020 hingga 2022 merupakan masa pandemi covid-19," imbuhnya.
Dia melihat sudah ada satu keyakinan (confidence) dari pengembang untuk berlanjut dengan proyek-proyeknya. Oleh karena itu, para pengembang siap untuk melakukan serah terima atas unit-unit apartemen yang mereka bangun.
"Ini menandakan beberapa pengembang sudah mulai ada keyakinan bahwa pasar apartemen akan lebih baik," tandasnya.