c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

23 Februari 2023

12:06 WIB

DJPPR: SBN Ritel Dorong Transformasi Investasi Masyarakat

Minat membeli SBN ritel yang sangat kuat menggambarkan proses masyarakat yang sudah mulai melakukan diversifikasi investasi dari sekadar menabung.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

DJPPR: SBN Ritel Dorong Transformasi Investasi Masyarakat
DJPPR: SBN Ritel Dorong Transformasi Investasi Masyarakat
Ilustrasi investasi. Shutterstock/Dok

JAKARTA - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Suminto menjelaskan, pemerintah akan terus mendorong pengembangan Surat Berharga Negara (SBN) ritel di dalam negeri. 

Tak hanya memperluas basis investor, pengembangan SBN ritel diperlukan untuk memperdalam sekaligus terus menjaga ketahanan pasar SBN domestik.

“Instrumen SBN ritel sangat baik dalam melakukan transformasi dari saving society (masyarakat menabung) menjadi investing society (masyarakat berinvestasi),” sebutnya dalam APBN Kita Februari 2023, Jakarta, Rabu (22/2).

Karena itu, Kemenkeu pun mengapresiasi penerbitan SBN ritel terus meningkat dari waktu ke waktu. Setidaknya selama 2019-2022 penerbitan obligasi negara konsisten mengalami kenaikan secara beruntun, mulai dari Rp49,9 triliun, menjadi Rp76,8 triliun. Selanjutnya, naik lagi ke angka Rp97,2 triliun, dan terakhir menyentuh Rp107,4 triliun.

“Di tahun ini, kami memproyeksikan bahwa penerbitan SBN kita dapat mencapai pada kisaran Rp130 triliun,” sebutnya. 

Baca Juga: Penerbitan SBN Ritel Agar Publik Tak Tertipu Investasi Ilegal

Pada kesempatan yang sama, Menkeu Sri Mulyani menjelaskan, minat atau appetite  untuk membeli SBN ritel yang sangat kuat ini menggambarkan proses masyarakat yang sudah mulai melakukan diversifikasi investasi dari sekadar menabung.

Masyarakat juga ditenggarai telah melihat SBN sebagai instrumen investasi yang bisa dipercaya, dengan tingkat pengembalian memadai dibandingkan investasi lainnya yang bahkan sering mengalami kerugian. Di sisi lain, pemerintah akan terus menjaga penerbitan salah satu instrumen pembiayaan negara ini.

“Kita juga melihat investor sudah makin melebar dan meningkat menjadi 62.375 investor, dengan tingkat ritel yang sangat luas,” sebutnya.

Kemenkeu mencatat, di awal 2023, untuk pertama kali SBN Ritel (SBR012) terbit sebesar Rp22,2 triliun dalam dua tenor, yakni tenor 2 dan 4 tahun. Penerbitan ini juga mencatatkan jumlah investor terbesar (62.375 investor) dan tingkat keritelan tertinggi sepanjang penerbitan SBN Ritel online.

“Ini bagus, karena kita akan terus meningkatkan literasi keuangan masyarakat, kalau ingin berinvestasi membeli surat berharga negara adalah yang paling aman dan reliabel. (Selain) sehat bagi APBN, sehat dan aman juga bagi masyarakat,” terangnya.

Pada awal Januari 2023 juga, pemerintah telah menerbitkan SBN Valas sebesar Rp46,8 triliun setara US$3 miliar. 

“Ini pada saat opportunity-nya muncul kita lakukan issuance. Ini adalah salah satu timing terbaik yang bisa kita gunakan atau manfaatkan,” ucapnya.

Baca Juga: Milenial Dominasi Pembelian Sukuk Ritel Via Online

Secara keseluruhan, Menkeu Sri menyampaikan, realisasi pembiayaan utang pada Januari 2023 telah mencapai Rp95,6 triliun. Torehan ini sudah sekitar 13,7% dari target pembiayaan dalam APBN 2023 yang senilai Rp696,3 triliun.

Realisasi pembiayaan utang tersebut, terdiri dari SBN yang secara neto sudah di-issue senilai Rp99,4 triliun, yang dikurangi dengan pembayaran pinjaman sebesar Rp3,7 triliun.

Kemeneku menggaransi, pembiayaan utang melalui SBN dan pinjaman sudah on track sesuai dengan strategi pembiayaan pada 2023. Timing pembiayaan utang mempertimbangkan kondisi pasar yang kondusif dan memperhatikan posisi kas pemerintah.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar