06 Juli 2022
11:42 WIB
Editor: Fin Harini
JAKARTA – Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menilai pasar domestik masih merespons positif target lelang SBN, di tengah situasi pasar yang dibayangi kehati-hatian mengantisipasi tingginya tingkat inflasi global dan kemungkinan terjadinya resesi di Amerika Serikat (AS).
Selain itu, Direktur Surat Utang Negara (SUN) DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan menyatakan, kebijakan bank sentral lebih lanjut dalam mengendalikan inflasi dan menjaga pertumbuhan ekonomi masih menjadi fokus utama investor.
"Namun demikian, pelaku pasar merespons dengan baik penurunan target lelang SBN seiring dengan proyeksi realisasi penurunan defisit APBN 2022 dengan mengurangi target penerbitan SBN (Neto) menjadi Rp961 triliun dari Rp991 triliun melalui Perpres nomor 98 Tahun 2022," katanya dalam keterangan resmi, Jakarta, Selasa (5/7).
Dia menjelaskan, respons positif investor tercermin dari bids yang masuk pada lelang hari ini sebesar Rp25,98 triliun yang secara bid to cover ratio meningkat menjadi 1,88 kali dibanding sebelumnya 1,86 kali.
Seri benchmark dengan tenor 5 dan 10 tahun kembali mendominasi permintaan investor pada lelang hari ini, yang mencapai 73,73% dari total incoming bids dan 66,67% dari total awarded bids.
Selain itu incoming bids terbesar masih pada tenor 10 tahun yaitu sebesar Rp13,66 triliun atau 52,57% dari total incoming bids dan dimenangkan sebesar Rp5,5 triliun atau 39,86% dari total awarded bids.
Lebih lanjut, Deni menuturkan partisipasi investor asing mayoritas juga pada tenor 5 dan 10 tahun, dengan total penawaran masuk mencapai Rp3,57 triliun atau 13,74% dari total incoming bids, dan dimenangkan sebesar Rp1,69 triliun atau 47,31% dari total incoming bids investor asing.
Secara umum, level WAY yang dimenangkan pada lelang SUN hari ini mengikuti kondisi pasar saat ini yang masih cenderung dinamis terpengaruh kondisi global. Untuk FR0091 SUN benchmark tenor 10 tahun WAY yang dimenangkan lebih rendah 21bps dibanding lelang sebelumnya.
Dengan mempertimbangkan yield SBN yang wajar di pasar sekunder dan rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2022, maka pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp13,8 triliun.
"Sesuai dengan kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tahun 2022, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2022," ucap Deni.