01 Juli 2025
11:32 WIB
Distribusi Pertalite Januari-Mei Tembus 37,14% Dari Kuota 2025
BPH Migas memprediksi penyaluran JBKP Pertalite ditaksir takkan overkuota sampai akhir tahun ini. Kondisi yang sama diprediksi juga berlaku untuk penyaluran JBT Minyak Solar 2025.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Khairul Kahfi
JAKARTA - Penyaluran Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite sepanjang Januari-Mei 2025 berada di angka 11,6 juta kilo liter (kl) dari kuota yang ditetapkan dalam APBN tahun ini sebesar 31,23 juta kl.
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR menyebut, realisasi itu menandakan penyaluran BBM bersubsidi itu sudah mencapai 37,14% dari kuota tahun ini.
Di hadapan legislator, Erika pun menyebut prognosa penyaluran JBKP Pertalite sampai akhir tahun ini masih lebih rendah dari kuota yang ditetapkan, atau di kisaran 93,32%.
"Realisasi volume Pertalite untuk Januari sampai Mei 2025 mencapai 37,14%, sedangkan prognosa tahun 2025 (sekitar) 93,32% dan turun 1,82% dari realisasi volume tahun 2024," ujarnya, Jakarta, Senin (30/6).
Baca Juga: Menteri ESDM-Pertamina Mulai Bahas Dampak Konflik Iran-Israel Ke Indonesia
Secara keseluruhan, Erika menegaskan, penyaluran JBKP Pertalite masih aman dan belum menimbulkan potensi overkuota hingga akhir tahun nanti.
Jika melihat data historikal tahunan, Erika mengakui penyaluran Pertalite terus meningkat dari tahun 2021 sebesar 10,42 juta kl; kemudian naik menjadi 27,79 juta kl di 2022; naik lagi ke 30,03 juta kl di 2023; lalu sedikit menurun menjadi 29,69 juta kl di 2024.
Namun demikian, belum pernah ada catatan overkuota pada distribusi BBM dengan nozzle berwarna putih tersebut.
"Selanjutnya historis penyaluran JBKP sejak tahun 2021 sampai 2025, tren penyaluran juga mengalami kenaikan tapi masih di bawah kuota yang ditetapkan," papar Erika.
Realisasi JBT
Bukan hanya Pertalite, BPH Migas juga memprediksi, penyaluran Jenis BBM Tertentu (JBT) Minyak Solar berada di angka 96,25% dari kuota yang ditetapkan atau turun 0,59% dari realisasi tahun 2024.
Sepanjang Januari-Mei 2025, Erika mengungkapkan distribusi JBT Solar berada di angka 7,20 juta kl atau 38,13% dari kuota yang dipatok dalam APBN sebesar 18,88 juta kl.
Lalu untuk JBT Minyak Tanah, realisasinya sebesar 39,76% atau 208.736 kl dari alokasi tahun 2025 di angka 525.000 kl.
"Sampai Mei 2025, telah disalurkan JBT Minyak Solar 7,20 juta kl, kemudian minyak tanah 0,21 juta kl," kata dia.
Baca Juga: Pemerintah RI Ramal Harga Minyak Dunia Sulit Tembus US$100/Barel
Tak jauh berbeda dengan JBKP, Erika tak menampik penyaluran solar relatif terus meningkat dari tahun ke tahun, tetapi masih berada di bawah kuota tahunan. Kecuali pada 2023, distribusi solar mencapai 17,57 juta kl atau lebih besar dari kuota 17 juta kl.
Sementara pada 2021, realisasinya 15,6 juta kl dari kuota 15,89 juta kl; di 2022 sebesar 17,6 juta kl, dari kuota 17,83 juta kl; serta tahun 2024 yang hanya 17,62 juta kl dari total kuota yang ditetapkan 19 juta kl.
"Realisasi penyaluran JBT cenderung meningkat, namun masih di bawah kuota yang ditetapkan. Untuk 2025, prognosa realisasi JBT juga diperkirakan masih di bawah kuota yang ditetapkan," tandas Erika Retnowati.